"NAYA BENCIIIII!!!!!!!!"

"ARRRRGGHHHHHHH!!!!!!!!"

jerit Naya yang terdengar menggema di bawah kolong jembatan.

"Ini semua gak adill!!!!"

"Kenapa ini semua terjadi sama Naya??"

"Kenapa Tuhan tidak adil??kenapa harus Naya?kenapa harus Naya yang ngerasain semua ini? kenapa!!!! kenapa!????!!!"

Naya memukuli dadanya yang terasa begitu sesak,bahkan tangisan gadis itu terdengar begitu piluh.

"Naya pengen mati!!!"guman Naya di sela-sela isak tangisnya.

Perasaannya saat ini benar benar kacau,layaknya ada banyak sekali beton yang menghantam di tubuhnya hingga membuatnya terasa begitu sakit.

Kecewa,marah,sedih kini semuanya tercampur menjadi satu.

"Dev-Devan pembohong....."
Isak Naya lirih.

"Kalian berdua pembohong......"ucap Naya tercekat karena tenggorokan gadis itu terasa begitu kering.

Naya mengusap air matanya dengan kasar,tatapannya yang tadinya ke arah depan kini beralih ke arah bawah.
Naya menatap sebuah kali yang ada di bawah dengan tatapan kosong.

Namun selang beberapa waktu Naya memejamkan matanya,
Mungkin dengan cara seperti ini ia akan merasa tenang.

Selain kecewa Naya juga merasa malu karena dirinya yang sudah tidak suci lagi.

"Naya kotor."

"Dan Naya gak pantes hidup."

Ucap Naya ,gadis itu benar benar sudah berada di titik keputusasaan.
Bagaimana tidak? kesuciannya yang selama ini ia jaga kini sudah hilang karena kebodohannya sendiri.

Naya merentangkan kedua tangannya,kakinya saat ini sudah berjinjit bersiap untuk terjun kebawah.
"Maaf "
Setelah mengucapkan kalimat itu,tubuh Naya langsung terhuyung ke arah depan membuat matanya semakin terpejam kuat.

Namun selang beberapa waktu dirinya langsung terbelalak ketika ada sebuah tangan yang menarik tubuhnya kembali ke atas membuat dirinya gagal untuk terjun ke bawah sana.

"Astaghfirullah!!!apa yang ada di pikiran kamu nak, sampai mau jeburin diri ke kali?!"ucap seorang wanita parubaya yang saat ini tengah memegang tangannya dengan raut wajah panik.

"Neng ini kenapa??kok bisa sampe berbuat nekad gitu?"sekarang giliran sang supir yang bertanya kepada Naya namun enggan ia jawab,bisa Naya lihat raut wajah khawatir dari sang supir itu.

Jujur saja Naya benar-benar merasa kesal terhadap wanita yang saat ini tenga mencekal pergelangan tangannya.
Di tambah lagi dengan seorang supir yang berada di samping wanita itu dengan tatapan panik.

"Lepasin saya!!saya pengen mati!!!"ucap Naya membuat wanita itu berserta dengan sang supir menggelengkan kepalanya.

"Ya Allah nak,kamu tahu apa yang tadi kamu lakukan itu gak boleh!!itu dosa."ucap Maya dengan tatapan khawatir.

Naya menunduk,tangannya yang tadinya terkepal kini perlahan melemas.
"Saya....saya gak pantes hidup tante...saya lebih baik mati..."ucap Naya , suaranya terdengar parau.

AlkanaWhere stories live. Discover now