chapter 6

231 25 6
                                    

Hai haiii maaf up lama hihi
Btw w gabut jadi up deh

Jan lupa vote dan komennya say🌚🤞🏻

"Jangan terlalu mencintai seseorang karena bisa jadi orang itulah yang menyebabkan kekecewaan terdalam"
-Naya-

"Maaf ya lama"ucap Naya ketika ia baru saja memasuki mobil.
Devan tersenyum, tangannya terulur ke samping untuk mengusap lembut puncak kepala Naya.
"Iya,"ucap Devan sembari tersenyum hangat.

Devan menarik kembali tangannya dan mulai menyalahkan mesin mobilnya.
"Devan"panggil Naya ketika mobil yang di tumpangi olehnya dan Devan sudah jauh dari halaman rumahnya.

"Ya??kenapa sayang?"tanya Devan tatapannya masih terfokus ke jalanan.

"Devan kenapa?"tanya Naya begitu mengetahui gurat wajah Devan yang terlihat berbeda dari hari sebelumnya.
Devan menoleh lebih tepatnya melihat ke arah Naya,
"memangnya aku kenapa? hm?"tanya Devan balik membuat Naya cemberut.

"Ih, Devan gimana sih?!kan Naya nanya kok malah nanya balik,"kesal Naya sembari menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
Devan terkekeh meskipun hati laki laki itu terasa sesak.

"Tuh kan malah ngeselin!"

"Kenapa sih...?"tanya Devan sembari meraih sebelah telapak tangan Naya agar ia genggam.

"Tau ah"kesal Naya,gadis itu lalu memalingkan wajahnya ke arah kaca mobil.

Devan tersenyum,laki laki itu lalu mencium punggung tangan gadisnya dengan lembut membuat pipi Naya langsung merona.
Entahlah dirinya sering kali di buat tersipu oleh perilaku Devan yang manis.

"Aku nggakpapa sayang,udah jangan ngambek lagi"ucap Devan lembut membuat hati Naya berdesir,"tapi muka Devan kayak sembabb..."Naya tertegun ketika Devan memeluknya secara tiba-tiba,mata Naya melirik ke arah lalu lintas dan yaaaa ternyata kini sedang lampu merah membuat Naya bernafas lega.

"Devan??"panggil Naya yang terdengar lembut di telinga Devan, tangannya kini mengelus punggung Devan yang terlihat kekar.

"Hm?"sahut Devan masih enggan melepaskan pelukannya.Mata laki-laki itu terpejam meresapi aroma tubuh gadisnya.

"Putusan dia Devan!!"

"Mama pengen kamu akhiri hubungan kamu dengan dia!"

"Papah gak mau tahu kamu harus putusin dia sekarang kalo tidak papah gak segan-segan buat gadis itu menderita!"

Devan semakin mengeratkan pelukannya,rasa sesak itu kembali hadir tatkala perkataan kedua orangtuanya kini masih saja terekam jelas di kepalanya.

Seakan perkataan dari kedua orangtuanya itu adalah hantu yang bergentayangan di dalam otak Devan.
"Devan lampunya.."

Tiiinn Tinnnn!!!!!

Devan segera melepaskan pelukannya meskipun itu sangatlah berat,dirinya lantas menginjak pedal gas untuk melajukan mobilnya.

Naya yang sedari tadi memang memperhatikan raut wajah Devan yang menurutnya aneh ingin sekali bertanya kepada pria itu,namun ketika ia tidak sengaja mendengar umpatan yang terlontar dari mulut laki-laki itu kini niatnya langsung di urungkan.

AlkanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang