1️⃣8️⃣ Keraguan Alisya

4.5K 523 143
                                    

Alisya menggigit bibirnya sambil bergerak tak nyaman ketika mobil yang ia tumpangi bersama Renan dan Bryan melewati sebuah jalan yang tak asing baginya. Dia sibuk mengatur perasaan ketika diam-diam Renan meliriknya. Kemudian sedikit terkejut ketika Renan tiba-tiba mengusap lembut tangannya yang dingin. Segera ia menarik tangannya.

"Kenapa?" tanya Alisya. Dia masih belum biasa mendapatkan perlakuan lembut dari Renan. Iya, memang dulu pria ini lembut dan begitu perhatian padanya. Namun setelah dari luar negeri dia berubah jadi setan. Alisya harus memastikan dulu benarkah kini Renan sudah kembali.

"Kamu yang kenapa jadi gugup?" Renan membalas dengan pertanyaan.

"Bukan gugup. Tapi sebenarnya aku nggak mau ke sini."

Renan paham, tapi tetap harus mengajak Alisya pulang ke rumah papanya. Dia berjanji akan memperbaiki semua masalah di hidup Alisya. Dan dari sini lah awalnya.

"Ayo turun!" ajak Renan begitu mobilnya berhenti sempurna di halaman rumah orangtua Alisya.

"Sebenarnya kita mau ngapain ke sini? Aku nggak ingin. Kamu saja jika ada keperluan."

Alisya sudah berjanji tidak ingin kembali lagi ke rumah papanya. Sakit hatinya belum hilang ketika mengingat ibu tirinya melontarkan sumpah serapahnya saat tau dirinya hamil. Dan yang lebih sakit lagi, papanya hanya diam saja. Tanpa membela ataupun merangkul dirinya.

Ia mengakui memang telah membuat masalah besar. Mencoreng nama keluarga dengan hamil di luar nikah. Tapi apakah ia tak berhak mendapatkan perlindungan sedikitpun dari papanya?

Ketika dia terombang-ambing memikirkan kehamilannya sendiri, bahkan pernah berniat menggugurkannya, tak ada satu pun keluarganya yang mau membantu. Dan justru bantuan datang dari Firman yang notabene nya hanya teman akrabnya.

"Nanti kamu juga akan tau." jawab Renan.

Alisya menoleh ke belakang di mana Bryan telah tertidur nyenyak. "Aku di sini sama Bryan."

Renan sebenarnya ingin memaksa tapi ketika melihat ekspresi Alisya yang menunjukkan bahwa dia sungguh tak ingin masuk, membuatnya mengurungkan niat itu. Lalu tanpa mengajak lagi, ia menutup pintu dan mendekat ke rumah itu sendiri.

Dari dalam mobil Alisya bisa melihat papanya keluar menyambut kedatangan Renan. Jika dilihat cara berinteraksi, mereka seperti sudah pernah bertemu sebelumnya. Mungkin saja. Setan kan bisa muncul di mana-mana. Pikir Alisya.

Duduknya kembali tak tenang ketika melihat Renan  berjalan mendekat ke mobil. Pasti pria itu akan memaksanya turun untuk menemui papanya. Alisya tidak siap bertemu papanya sekarang karena mungkin dalam pikirannya sudah tak ingin bertemu lagi.

"Alisya,"

"Aku tidak bisa."

Renan mencoba tidak memaksa walaupun sangat ingin. Dengan tetap menjaga ketenangan, dia masuk dan menutup pintu mobil.

"Al," Ia meraih tangan Alisya dan menggenggamnya dengan kedua tangan. "Aku orang lain. Juga memberi sakit hati yang lebih besar dari papa kamu. Bisa dikatakan, awal semua kesulitan hidupmu adalah dariku. Dan kamu bisa kasih kesempatan untukku. Lalu ini papa kamu. Orang yang darahnya mengalir di dalam hidup kamu."

Ternyata Renan masih setan yang panda memengaruhi hati dan pikiran mangsanya. Terbukti saat ini Alisya terpengaruh oleh ucapannya.

"Tapi aku belum siap,"

"Siap." sahut Renan dengan pelan tapi penuh keyakinan. "Tenang saja, ibu tiri kamu tidak akan macam-macam."

Kenyataan tetap harus dihadapi. Renan benar, mau dihindari seperti apapun, papanya tetap lah papanya. Orang yang paling dekat dengan hidup Alisya setelah mamanya tidak ada.

ALISYAWhere stories live. Discover now