07. Tertipu

4.3K 540 7
                                    

Happy reading bestie🧚‍♀️
.

.

.

Tok..Tok..

Suara pintu diketuk mengalihkan pandangan semua orang yang berada di ruangan tersebut.

"Akhirnya tokoh antagonis kita datang juga!" Ucap Aska dalam hati dengan jantung yang berdebar kencang.

Aska sangat gugup untuk bertemu tokoh antagonis yang sialnya adalah kakaknya itu. Aska hanya mengetahui karakter Azka saat ia membaca novel di kehidupan sebelumnya. Dan sekarang adalah pertama kalinya ia akan bertatap muka langsung dengan sang antagonis tersebut.

Semoga saja Azka tidak menyadari bahwa jiwanyalah yang menempati raga dari adik sang antagonis tersebut. Jika ia ketahuan maka, ucapkan selamat tinggal pada dunia.

Ceklek

Pikirannya harus buyar saat melihat pintu terbuka. Dan dengan segala keberaniannya ia melihat seseorang yang berjalan masuk ke ruangannya.

"Permisi.. maaf mengganggu waktu tuan dan nyonya. Saat ini waktunya tuan muda untuk diperiksa."

Seorang dokter masuk ke dalam ruangan Aska diikuti oleh seorang suster dibelakangnya.

"What the...."

Dengan wajah bodohnya Aska melihat ke arah sang dokter yang sekarang berada di hadapannya.

"GUE KIRA YANG DATENG ITU SI AZKA ANJIRR!!! GA TAUNYA SI DOKTER YANG MERIKSA GUEE! KAMPRETT!!" Ucap Aska dalam hati dengan perasaan jengkelnya.

"Silahkan periksa Cu.. ekhem.. Aska dok." Kakek Aska pun mempersilahkan sang dokter untuk memeriksa keadaan Aska.

Sang dokter pun mulai memeriksa keadaan Aska, sedangkan sang suster mengganti infus Aska dengan yang baru.

Aska, dengan perasaan yang masih kesal hanya dapat pasrah ketika diperiksa oleh sang dokter. Sedangkan Mommy dan Daddynya hanya memperhatikannya dari dekat.

Setelah memasang infus, sang suster pun membuka perban di kepala Aska dan menggantinya dengan yang baru. Dokter pun mulai bertanya beberapa hal kepada Aska.

"Apakah kepala anda masih terasa sakit tuan muda?"

"Ya iyalah masih sakit! Ya kali langsung sembuh gitu aja! Ni dokter serius nanya apa bagaimana dah!." Ngomel Aska dalam hati.

"Hm, masih."

"Lalu, apakah ada beberapa hal yang anda ingat? Misalnya tentang sekolah ataupun teman anda?" Dokter pun kembali bertanya.

Aska memegang dagunya sembari berpura-pura berpikir keras. "Hmm..tidak."

"Baiklah, lalu coba angkat perlahan kaki kiri anda."

Dengan perlahan dan sedikit kesusahan Aska pun mencoba mengangkat kaki kirinya. Walau masih terasa sakit tetapi ia bisa mengangkat kaki kirinya.

"Baiklah terima kasih tuan muda." Ucap sang dokter lalu beralih memandang mommy, daddy, dan kakek Aska.

"Keadaan tuan muda sudah lebih baik dari yang kemarin. Perkiraan saya kaki tuan muda dapat berjalan normal kembali dalam waktu satu bulan. Itupun jika tuan muda rajin kontrol setiap harinya atau paling tidak tiga kali seminggu. Dan untuk ingatan tuan muda, secara perlahan tapi pasti ia akan mendapatkan kembali ingatannya. Hal ini juga harus didukung oleh orang sekitarnya untuk membantu agar ingatannya cepat pulih. Sekian, apakah ada yang ingin ditanyakan?" Sang dokter pun selesai dengan analisanya.

"Ni dokter kayak abis presentasi dalam kelas aja." Ucap Aska dalam hati.

"Lalu kapan anak saya dapat pulang dari rumah sakit dok?" Mommy Aska pun bertanya.

"Sepertinya seminggu atau paling lama dua minggu. Bisa juga kurang dari seminggu jika tuan muda lekas pulih."

"HAH?! Gue gak mau lama-lama di rumah sakit! pokoknya besok gue sudah harus pulang ke rumah!." Ucap Aska dalam hati.

"Mom, Aska mau pulang besok. Aska gak mau di rumah sakit terus." Dengan wajah memelasnya Aska menatap mommynya penuh harap.

"Tidak boleh. Setidaknya kamu harus dirawat dua minggu di rumah sakit." Sang daddy pun langsung menjawab.

"Gak mau! pokoknya Aska mau pulang besok." Aska pun menatap tajam daddynya.

Namun, bukannya takut Andrew malah ingin tertawa melihat tatapan tajam anaknya yang malah terkesan imut di matanya.

"Baiklah kalau begitu Aska akan dirawat satu minggu di rumah sakit." Ucap tiba-tiba sang kakek.

"Tidak ada bantahan." Sang kakek menyahut lagi setelah melihat Aska yang akan memprotes lagi.

"Hmph." Dengan kesal Aska pun melihat ke arah lain.

"Baik, jika begitu saya permisi." Dokter dan suster pun meninggalkan ruangan.

Drrt..Drrt..

Ponsel di kantung celana Andrew bergetar. Andrew pun melihat dan membaca pesan yang dikirim oleh managernya. Ia pun menghela nafas lalu melihat ke arah Aska yang masih ngambek.

"Aska.. Sudah waktunya untuk Daddy dan Mommymu balik ke kota E. Ah, kota E adalah tempat kerja Daddy dan Mommy. Selebihnya kamu dapat bertanya kepada kakekmu."

"Um,, baiklah." Sebenarnya Aska tak ikhlas untuk membiarkan Daddy dan Mommynya berangkat kerja. Tetapi ia harus mengerti keadaan jika Daddy dan Mommynya pergi kerja juga untuk dirinya.

"Maaf ya sayang,, Mommy harus pergi. Jaga diri baik-baik di sini. Jika ada kesempatan, Mommy dan Daddymu akan menjengukmu lagi." Mommy Aska pun memeluk Aska lalu mencium pucuk kepala Aska.

"Eung, hati-hati di jalan Mom." Aska pun dengan tak rela melepaskan pelukan Mommynya.

"Daddy ga dipeluk juga nih?" Andrew pun merentangkan tangannya ke arah Aska.

"Gak."

"Huhu, baiklah. Daddy pergi dulu. Jaga diri baik-baik dan tunggulah kakakmu akan datang sebentar lagi."

"Hampir aja gue lupa kalo si Azka bakal dateng." Ucap Aska dalam hati.

Mommy dan Daddy Aska pun berpamitan ke Kakek Aska lalu pergi meninggalkan ruangan Aska.

"Kek.. kapan kak Azka akan datang jenguk aku?" Aska pun bertanya ke kakeknya.

"Kemungkinan nanti sore, karena butuh waktu bagi kakakmu untuk datang ke kota A dari kota R."

"Hmm begitu."

"Halahh bohong ini mahh! Gue yakin kalo si Azka saat ini sedang ada di kota A sejak berita kecelakaan adiknya sampai ke telinganya." ucap Aska dalam hati.

.

.

.

.

.

Tbc✌

Hallo gais! Bagaimana kabar kalian?
Maaf updatenya lama🙏
Maaf juga kalau banyak typo di cerita kali ini🙏
Semoga kalian suka ceritanya yaa😚
Terima kasih untuk yang sudah vote dan komen!
Love you all❤

Menjadi Adik Sang AntagonisWhere stories live. Discover now