04. Mommy dan Daddy

7.7K 735 4
                                    

"Mommy? Daddy?"

"Gue punya orang tua?"

"Gak! Mereka itu orang tua Aska di dalam novel, bukan orang tua gue."

Askara menggeleng-gelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Wajahnya berubah sedih. Ia teringat akan kehidupannya yang lalu, dirinya hanyalah seorang anak yatim piatu yang dibesarkan di panti asuhan. Tetapi sejak umurnya menginjak 14 tahun, ia meninggalkan panti dan berusaha mencari uang dengan usahanya sendiri.

Kehidupannya yang dulu sangatlah berat bagi dirinya. Bahkan ia harus menyempatkan diri belajar di tengah sibuknya ia bekerja mencari duit. Jika tidak, maka ia tidak akan pintar dan tidak menerima beasiswa dari sekolahnya. Apabila ia tidak diberi beasiswa maka ia tidak akan bisa bersekolah.

Tetapi sekarang jiwanya malah bereinkarnasi ke dalam tubuh karakter novel yang hanya sekali disebutkan di dalam novelnya. Ia ingat betul jika Azka sang antagonis akan sangat menderita setelah kematian adiknya, Askara Alvarendra.

Sekarang memang di mata semua orang Aska tidak meninggal, tetapi tidak ada yang tahu bahwa jiwa yang menempati tubuh Aska adalah Askara Mahendra. Seorang remaja yatim piatu yang sudah merasakan kerasnya dunia ini.

Apakah ia pantas menerima orang-orang yang ada di hadapannya ini sebagai keluarga? Terutama kedua orang yang mengaku sebagai mommy dan daddynya ini.

"A-aku.."

"Mommy tau jika sekarang Aska hilang ingatan. Walau begitu tidak ada yang berubah, Aska tetaplah anak kesayangan mommy."

Mommy Aska mengambil kursi lalu duduk di sebelah ranjang Aska. Dirinya menatap lembut Askara sambil tersenyum hangat.

Mata Aska berkaca-kaca. Tak lama kemudian buliran-buliran air mata menuruni pipinya yang mulus. Ia terisak pelan, perasaannya sekarang ini antara sedih dan bahagia. Apa benar ia boleh memiliki keluarga seperti ini?

"Hiks.."

"Hey.. mengapa menangis hmm?"

Angelina meraih tangan Aska lalu mengelusnya perlahan. Sedangkan kakek Aska buru-buru mendekati cucunya itu lalu dengan perlahan menghapus buliran air mata cucunya menggunakan sapu tangan.

"A-apa.. hiks.. Apa boleh ka-kalau.."

"Kalau kenapa hm..?"

"Kalau a-aku.. memanggilmu mommy?"

Dengan ragu-ragu Aska menanyakan hal tersebut kepada Angelina. Sedangkan Angelina yang ditanya seperti itu hanya tersenyum hangat. Dirinya bahkan hampir tertawa dan mencubit pipi anak bungsunya ini.

Lihatlah mata berkaca-kaca anaknya ini, sangat imut! Bahkan sekarang pipi dan hidung Aska memerah seperti buah peach. Mengapa anaknya ini sangat-sangat imut?!

"Tentu saja boleh sayang.. sampai kapanpun Aska adalah anak kesayangan mommy."

Tak kuasa menahan gemasnya, Angelina pun bangun lalu mengecup pipi Aska yang memerah malu. Askara malu setelah mommynya itu mengecup pipinya di hadapan semua orang.

"Mo-mommy.. malu.."

Aska pun menutup wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya.

"Anak mommy sangat imut saat malu-malu seperti ini."

Wajah Aska makin memerah setelah mendengar kata imut dari mommynya.

"Aska itu tampan bukan imut!"

"Kamu itu imut tau dek.. coba lihat ini."

Oliver menghampiri Aska yang masih menutup wajahnya menggunakan telapak tangan. Oliver lalu menyerahkan kamera hpnya lalu terpampanglah wajah Askara.

Aska terpana melihat wajahnya sendiri. Bahkan ia mencubit pipinya agar mengetahui apakah ini benar dirinya apa tidak.

"Ouch.. jadi ini beneran wajah aku?"

"Iya dek.. imut kan?"

"Humph. Aku itu tampan! Bukan imut!"

Aska memalingkan wajahnya dari kamera. Ia masih sebal dikatakan imut oleh mommy dan kakaknya. Bahkan sekarang momny dan kakaknya itu menertawakan dirinya.

Aska melototkan matanya saat ia melihat kakeknya akan memanggilnya imut juga. Kakek Aska yang mengetahui hal tersebut pun langsung kicep, diam tak bergeming.

Aska lalu melihat ke arah daddynya itu. Tetapi Aska malah dibuat heran dengan keadaan daddynya saat ini. Mata daddynya berkaca-kaca dan tatapannya menyiratkan kesedihan yang mendalam.

"Ni bapak-bapak napa lagi dah?"

"Dad.. daddy kenapa?"

Karena penasaran Aska pun bertanya sambil melihat daddynya yang sekarang menghampirinya. Daddynya pun menunduk dalam lalu mengangat wajahnya melihat ke arah Aska.

"Hiks.. Aska melupakan daddy!"

Bak drama di film-film, daddynya Aska mengusap air matanya dramatis.

"Weh.. mulai lagi dah bapak ni berdrama."

Aska menatap malas daddynya itu. Gila aja ni bapak-bapak nangis kayak anak kecil aja. Padahal dirinya juga tadi menangis bak anak kecil yang ditinggal kedua orang tuanya.

"Dad, sudahlah berhenti berdramanya."

"Ck, kamu mah gak seru."

Ceklek

"Maaf mengganggu waktunya tuan dan nyonya. Saya di sini izin untuk  mengantarkan sarapan pagi buat tuan muda Askara."

Seorang suster datang membawa nampan berisi makanan ke dalam ruang rawat Aska.

"Oh iya astaga.. maaf cu kakek lupa kamu belum sarapan sejak kemarin. Ayo bangun, kamu harus sarapan terlebih dahulu."

Mommy Aska dan Oliver membantu Aska untuk duduk di ranjangnya. Sedangkan daddy Aska menerima nampan dari suster tersebut.

"Terima kasih."

Daddy Aska berucap tegas sambil mendatarkan wajahnya. Aska yang melihat itu pun dibuat heran. Padahal tadi jelas-jelas daddynya itu nangis kayak anak kecil, tetapi sekarang kenapa daddynya malah terlihat keren.

"Sama-sama tuan. Baiklah jika tidak ada yang dibutuhkan lagi saya pamit udur diri. Permisi."

Suster pun meninggalkan ruang rawat Aska. Sedangkan Aska sekarang tengah disuapi makan oleh mommynya.

"Mommy,daddy dan kakek belum sarapan kan? Biar Oliver pesankan makanan ya. Sekalian nanti Oliver balik untuk kerja."

"Suruh saja James memesankan makanan untuk kami. Sedangkan kamu segeralah berangkat kerja."

"Baik dad, kalau begitu Vier pamit ya."

"Bye-bye adek kakak yang imut."

".."

Setelah mengatakan itu Oliver pergi meninggalkan ruang rawat Aska. Tak lupa ia memberi tahu kepada James untuk memesankan sarapan buat mommy, daddy, dan kakeknya.

Sedangkan sekarang di dalam ruang rawat Aska, Aska sedang mengunyah makanannya dengan khidmat. Sang daddy dan kakek hanya menatapnya sambil tersenyum hangat.

Ditatap seperti itu oleh daddy dan kakeknya membuat Aska risih. Kemudian ia pun teringat akan sesuatu. Aska pun bertanya kepada mommynya setelah menelan makanannya.

"Oh iya mom. Aska baru ingat."

"Kenapa hm..?"

"Kak Azka mana ya? Kok dari kemarin gak jenguk aku?"

".."

Aska melihat mommynya terdiam. Aska pun menoleh ke arah daddy dan kakeknya. Sama, daddy dan kakeknya terdiam dan mengalihkan pandangan darinya.

"Kenapa pada diam semua?"

.
.
.

Tbc.
__________

Terima kasih 1k nya!😍
Author senang kalian mau membaca cerita ini!🥺
Semoga kalian suka dengan ceritanya!
Jangan lupa untuk vote dan komen!😘
See you next time!❤

Menjadi Adik Sang AntagonisWhere stories live. Discover now