02. Kenyataan

9.6K 882 34
                                    

Happy reading bestie🧚‍♀️✨
.
.
.
"Eunghh.."

Terdengar suara lenguhan seorang remaja yang sedang terbaring di ranjang rumah sakit.Perlahan mata indah itu terbuka menampilkan binarnya yang redup.

Remaja yang bernama Aska tersebut kemudian mengucek pelan matanya sambil melihat sekelilingnya.
Ia memperhatikan ada 2 orang pria yang sedang tidur.

Seorang pria tua yang kemarin dilihatnya sedang tertidur di ranjang. Sedangkan seorang pria yang masih terlihat muda tertidur di sofa rumah sakit.

Ruangan tempatnya dirawat ini benar-benar mewah dan luas. Ranjang tempat ia tidur saja bisa muat untuk 2 orang. Lihat saja sofa dan ranjang yg ditempati 2 orang pria lainnya yg sedang tidur tersebut. Benar-benar besar dan mewah, sudah seperti rumah sendiri saja.

"Ukh.."

Perlahan-lahan Aska mencoba bangun dari tidurnya. Memang sangat susah karena semua badannya terasa sakit apalagi pada bagian kepala dan kakinya.

Ia menyingkap selimut lalu melihat kaki kirinya yang diperban. Tangan dan kaki miliknya benar-benar putih dan mulus namun terdapat beberapa luka yang menyertainya. Sepertinya luka sehabis kecelakaan.

Ha? Tu-tunggu dulu..

"HUWAAAAA!!!!!"

Aska pun berteriak kencang saat menyadari bahwa ini bukanlah tubuhnya. Tubuhnya tidak semungil dan semulus ini. Ia itu pemuda yatim piatu yang hidup mandiri dan selalu pergi bekerja setelah sekolah.

Sudah pasti ia memiliki kulit yang kecoklatan dan urat yang menonjol dipergelangan tangannya. Karena dulu ia bekerja sebagai tukang angkat barang di tempat ia bekerja.

Kedua pria yang sedang tertidur itu pun terlonjak kaget mendengar suara teriakan yang disusul tangisan tersebut.

Dengan cepat mereka menghampiri remaja yang sedang menangis terisak tersebut.

"Cu.. mengapa menangis? Ada yang sakit?"

Kakek tersebut duduk di samping kanan sang cucu sambil membawa sang cucu kepelukannya.

"Dek.. apa perlu kakak panggilkan dokter hmm..?" Pria yang satunya lagi berdiri di samping kiri Aska sambil mengelus kepalanya.

"Hiks.. i-ini dimana..? Ka-kalian..kalian si-siapa..?"

Bukannya menjawab, Aska malah bertanya lagi yang membuat kedua pria tersebut terlihat sedih. Ternyata memang benar kalau cucu dan adik mereka sedang hilang ingatan.

"Dek.. apa kamu benar-benar tidak mengingat kami? Ini kakak Vier dek.."

Pertanyaan tersebut hanya dibalas gelengan oleh Aska. Hey! Aska itu yatim piatu dari ia masih kecil, kenapa pria ini malah menyebut dirinya sebagai kakak dari Aska!

"Gue ga punya kakak ya! Lu jangan ngaku-ngaku jadi kakak gue dong!" Teriak Aska lalu menepis tangan Oliver yang sedang mengelus kepalanya.

"Sudah..sudah.. sini biar kakek yang jelaskan ke kamu."

Kakek tersebut menengahi kedua cucunya dan bersyukur melihat Aska yang tidak melepaskan pelukannya. Aska pun tidak tahu mengapa ia merasa nyaman saat berada dipelukan kakek ini.

"Cu.. nama kamu itu Askara Alvarendra. Anak bungsu dari keluarga Alvarendra."

Setelah melihat tidak ada bantahan dari cucunya, sang kakek pun melanjutkan penjelasannya.

"Nama daddy kamu itu Andrew Alvarendra. Nama mommy kamu Angelina Alvarendra. Yang di sebelah kamu itu kakak pertama kamu, namanya Oliver Alvarendra.."

Aska pun menoleh melihat ke arah Oliver yang ternyata melihat kearahnya juga. Apa cuma perasaannya saja ya, tadi sekilas ia melihat kilatan tajam dari mata pria tersebut.

"Dan.. kakak kedua kamu bernama Azka Alvarendra."

Deg

Aska pun langsung melepaskan pelukan kakeknya. Tiba-tiba mukanya terlihat pucat.

Azka Alvarendra! Bukannya ia adalah tokoh antagonis yang ada di dalam novel yang ia baca diperpustakaan waktu itu?!!!!

Tidak! Tidak mungkin jika ia bertransmigrasi ke dalam novel itu! Apalagi menjadi adik dari Azka sang antagonis!

Tu-tunggu dulu.. bukannya di dalam novel disebutkan jika adik dari Azka sudah tiada!

Deg..deg..deg..

"Ap..Apakah saat ini gue berumur 16 tahun..?"

Dengan suara yang bergetar Aska menatap lalu bertanya ke kakek tersebut. Semoga saja dugaannya salah!

"Iya cu.. saat ini kamu berumur 16 tahun. Apakah kamu sudah mulai mengingat semuanya?"

Dengan antusias sang kakek menjawab. Berharap bahwa ingatan sang cucu telah kembali.

Berbeda dengan sang kakek. Aska merasakan badannya terasa lemas dan kepalanya terasa pusing. Dirinya benar-benar merinding saat ini.

Bagaimana bisa! Di dalam novel yang ia baca. Azka sang antagonis kehilangan adiknya saat adiknya berumur 16 tahun. Saat itu adiknya pergi berlibur ke luar negeri menemui sang kakek yang tinggal di sana. Tetapi naas, karena kecelakaan motor adiknya langsung meninggal di tempat.

Jadi bisa dibilang jika ia menempati tubuh dari adik sang antagonis yang seharusnya meninggal dunia saat ini.

Seketika kepalanya terasa pusing dan berat. Matanya tidak bisa melihat dengan jelas sekitarnya. Suara dari 2 orang pria yang teriak memanggil-manggil namanya tak ia dengar.

"Cu!!! Kamu kenapa cu! Oliver cepat panggil dokter!"

Sang kakek benar-benar panik melihat bibir pucat sang cucu terlebih lagi darah yang keluar dari hidung cucunya. Ia lalu memegang tangan sang cucu yang terasa dingin. Dirinya benar-benar takut terjadi sesuatu dengan cucunya.

Oliver yang panik pun langsung lari keluar untuk memanggil dokter. Ia benar-benar panik melihat mata adiknya yang terlihat kosong. Adiknya juga hanya terdiam dan tak menanggapi teriakan sang kakek.

Karena panik Oliver melupakan fakta bahwa ia bisa saja memencet tombol atau menyuruh puluhan bodyguard di depan untuk memanggil sang dokter.

Tak lama kemudian Aska pun pingsan dipelukan sang kakek bersamaan dengan sang dokter yang masuk keruangan dirinya dirawat.

.
.
.

To be countinue

_____

Hai bestie!
Gimana kabar kalian?😁
Semoga kalian sehat selalu!
Jadi gimana sama cerita kali ini? Bagus tidak??🤔
Semoga kalian suka ya sama ceritanyaa🥰
Makasi yang udah baca! Muach😘

Menjadi Adik Sang AntagonisWhere stories live. Discover now