5. Terror (2)

6 3 10
                                    

•[VR Game]•

"Hyo pulang!" Seru Hyonhee sesampainya dirumah namun sama sekali tidak ada sahutan, ini aneh biasanya sang mama ada dirumah.

"Mungkin Mama ada perlu" Pikir Hyonhee berusaha berfikir positif kenapa rumah nya terasa sepi saat ini, Hyonhee memutuskan untuk berjalan ke atas menuju kamar nya, jika disaat seperti ini dia merindukan kekasihnya.

Hyonhee meletakkan tas nya di atas meja dan menidurkan tubuhnya di kasur melepas penatnya, entah mengapa suasana kamar nya mendadak sangat tenang hingga membuatnya mengantuk, hingga mata nya secara perlahan lahan terpejam.

"Kkkkkkkkkkk"

Suara itu membuat Hyonhee membuka matanya terkejut, ia semakin terkejut ketika merasa tubuhnya tidak bisa bergerak sama sekali, lagi dan lagi.

"Mama tolong mama" Batin Hyonhee terus menyerukan nama sang mama saat merasakan pipi nya basah, bukan karena air mata tapi karena darah yang menetes dari atap rumah nya.

Hyonhee ingin berteriak sekarang juga namun entah mengapa lehernya terasa tercekat, ia dapat melihat sebuah tangan menembus atap diatasnya ditambah dengan sebuah rambut panjang dan kusut menjuntai kebawah.

Wajah Hyonhee semakin dipenuhi oleh darah darah yang berbau sangat busuk, namun ia tidak bisa menggerakkan tubuh nya sama sekali atau sekedar untuk berteriak.

Air mata Hyonhee semakin mengalir saat merasakan tangan tangan itu mulai mencekik leher nya sambil menancapkan kuku nya hingga darah segar mengalir mengotori sprei kasur nya.

Hyonhee memejamkan matanya kuat ketika wajah mengerikan itu mulai mendekati wajah Hyonhee, bahkan dia bisa mencium bau busuk yang sangat menyengat ditambah lagi cekikan nya yang semakin kuat membuat nya sulit untuk bernafas.

"Aku akan memakan mu"

Hah!

Hyonhee membuka matanya menatap sekitar, namun semuanya baik baik saja. Bahkan saat ia memeriksa leher dan wajah nya dari cermin terlihat seperti normal tidak ada noda darah sedikit pun, apa tadi hanya mimpi?

"Iya itu cuman mimpi" Ucap Hyonhee meyakinkan, menepuk pipinya berusaha menyadarkan diri bahwa kejadian tadi adalah mimpi.

Hyonhee memutuskan untuk pergi ke kamar mandi membasuh wajah nya, menghilangkan kantuk nya.

Tak!

Hyonhee terkejut hingga mendonggak, ia dapat melihat sebuah tapak tangan penuh darah mengotori cermin di depannya, tubuhnya merinding bukan main itu bukan mimpi.

Tak!

Hyonhee berjalan mundur, pergi keluar dari kamar mandi penuh ketakutan.

Brak!

Ia menjerit ketakutan dan dengan cepat berlari keluar kamar, Hyonhee semakin menambah kecepatan nya dalam berlari saat mendengar suara tapak kaki sangat cepat mengikutinya dari belakang, seperti ada yang mengejarnya.

Perasaan takut dan kalut menyelimuti Hyonhee, semakin dibuat menjadi ketika seluruh penerangan dirumah nya menjadi padam secara tiba tiba membuat pandangannya menggelap.

"Jangan ganggu aku!" Teriak Hyonhee berusaha mengusir "makhluk" yang menganggu nya. Hyonhee lagi lagi menjerit ketakutan saat sebuah tawa menggema disetiap penjuru rumah nya.

"AAAAA!"

Bruk!

Darah segar mengalir membasahi tiga anak tangga terakhir, suara tawa itu sedikit demi sedikit menghilang diikuti dengan lampu lampu yang kembali menyala.

Naas, terlihat tubuh gadis kecil itu sudah tergeletak tak sadarkan diri diantara tangga dengan luka yang sangat parah di bagian dahi nya, belum lagi pergelangan kaki dan lututnya terlihat memar sangat hitam. Sayangnya tidak ada satupun yang mengetahui kejadian ini hingga tidak ada yang menolongnya.

|......|

"Kamu udah bangun?" Kepanikan Eunkyung itulah yang Ni-ki dapat setelah membuka kedua matanya, kepalanya terasa sangat berat dan juga sakit bahkan sulit untuk menggerakkan leher nya saat ini.

"Jangan gerak banyak banyak, kamu baru aja pulih" Lanjut Eunkyung membuat Ni-ki sedikit terdiam berusaha mengingat apa yang terjadi sebelumnya hingga kini ia berakhir berada di rumah sakit.

Tiba tiba tubuhnya merinding disaat ia berhasil mengingat nya, Ni-ki dapat mengingat dengan jelas disaat gangguan gangguan itu membuat fokusnya hilang hingga sebuah kecelakaan tak terelakkan.

Ni-ki tersadar dari lamunannya saat merasa sebuah lengan terulur mengelus rambutnya, sedikit merasa lega karena itu adalah lengan sang kekasih nya, bukan wanita yang selalu menganggu nya.

Tangannya terulur menggenggam tangan Eunkyung dengan erat seperti takut kehilangan, ia takkan pernah membiarkan kekasihnya mendapatkan masalah dari makhluk mengerikan itu.

"Sayang kamu percaya kan sama aku? Aku pasti bakal jagain kamu, aku pasti bakal balik lagi, tetep tunggu aku ya?" Ucap Ni-ki tiba tiba membuat dahi Eunkyung mengerut bingung, apakah kepala kekasihnya ini terbentur sampai seperti ini?

"Kamu kenapasih, kayak mau pergi aja" Jawab Eunkyung dengan nada candaan, namun jujur hati kecil nya merasa sedikit terusik karena kata kata Ni-ki yang seperti sebuah kata perpisahan terakhir membuatnya khawatir.

"Kamu jaga diri ya dirumah? Sama aku minta tolong kalo lebih dari satu Minggu aku gak ada kabar tolong telfon polisi dan suruh mereka ke tempat studio game di ujung kota" Lanjut Ni-ki membuat genggaman Eunkyung menguat, kenapa kekasih nya ini aneh sekali.

"Hey Its okay" Ucap Ni-ki dengan senyuman manis nya Berusaha menenangkan kekasihnya yang mulai terlihat panik, namun tetap saja perasaan Eunkyung menjadi sedikit gundah.

"Jangan ngomong aneh aneh bisa gak?" Ucap Eunkyung sedikit ketus membuat Ni-ki terkekeh geli, tangannya kembali terulur mengusap pipi kekasihnya dan menatap nya dengan tulus.

"Aku bakal baik baik aja, kamu jaga diri ya?" Ucap Ni-ki lagi meyakinkan yang malah membuat tangis Eunkyung pecah.

"No, kamu disini ya sama aku gak boleh kemana mana" Jawab Eunkyung menggenggam tangan Ni-ki erat seperti menahan kekasihnya untuk tidak pergi kemana mana.

"Sayang...aku gak bisa diem disini sementara ada yang butuhin aku"

"Kamu lebih peduli sama mereka daripada aku pacar kamu ha?" Ucap Eunkyung membuat Ni-ki sedikit terdiam, dengan segera ia beranjak dari posisinya dan memeluk kekasihnya dengan erat.

Mengelus rambut kekasihnya dengan penuh ketulusan, jujur Ni-ki pun merasa keberatan untuk meninggalkan kekasih nya namun demi mempertahankan satu orang tidak mungkin ia membiarkan semua temannya dan warga lainnya dalam masalah, belum lagi dengan gangguan gangguan yang ia dapatkan akan merembet kepada keluarga nya.

"Aku sayang sama kamu" Ucap Ni-ki penuh ketulusan, memejamkan matanya mencium dahi Eunkyung cukup lama, berharap semuanya baik baik saja sebelum ia memulai nya besok.

•[VR Game]•

VR GameWhere stories live. Discover now