EP 3 : daily chaos

16.8K 1.2K 279
                                    







notes: ini chapter merayakan 200,000 pembaca METANOIA semoga nambah teruuus... makasiy ayang udah baca, jangan lupa baca karya aku yang lain juga. muahh.








3.



Journey kira Mara adalah perempuan paling kuat yang pernah ia temui, bahkan jika ia harus membandingkan kuatnya Mara bahkan dengan ibu atau istrinya sendiri, tanpa ragu Journey akan menjawab, "Mara yang paling kuat."



Tapi pagi ini ia mendapati kenyataan baru.


CEO itu tau sekretaris kebanggaannya sedang hamil muda, namun, ia pikir Mara akan tetap masuk kantor dan ia juga sudah meramal bahwa Mars-lah yang akan jadi suami paling overprotektif, tapi nyatanya Mara dengan suara dibuat-buat lemas ijin ke Journey bahwa ia harus cuti hamil di trimester pertama, lalu ia juga akan ambil cuti lagi sebulan sebelum melahirkan dan minimal tiga bulan setelah melahirkan. Seolah ia ingin merapel seluruh jatah cutinya seumur hidup saat itu juga.

Journey mendengus kesal saat ia mendapati surat cuti Mara masuk ke emailnya,


"Yang bener aja deh, Mar, masa tiga bulan?" Journey ngomel ditelepon.

"Kata dokter ga boleh capek, kan bapak tau rahim saya tuh lemah." Balas Mara.

"I knoow..." Journey ingin bilang ia ga setuju, tapi kalau sampai Karina tau ia mempersulit ijin cuti Mara, bisa-bisa hidup dia akan dipersulit olehibu dari anaknya itu. "terus kerjaan kamu didelegasikan kesiapa ini Mar?"

"Ben...?" ujarnya masih dengan suara yang lemah.

"Berapa persen sih Ben tau kerjaan kamu sekarang?"

"Emm..." Mara sengaja ga jawab karena Mara sendiri tau, ga ada manusia normal dimuka bumi ini yang bisa kerja dengan load kerjaan Mara selama ini. "Ben pasti bisa lah..."

Journey menghembuskan nafas frustrasi, "ya udah deh, kamu ajuin aja ke HRD ntar saya approve. Soal kerjaan saya nanti jadi urusan saya aja."

Mara diam sejenak sebelum menjawab, "ya udah deh saya tetep masuk kerja, capek juga gapapa..."

"Enggak! Cuti aja, kalo sampe kamu kenapa-napa saya males urusan sama Mars dan Karin—"

"Heyy... kok nama aku disebut-sebut nih?" kepala Karina menyembul dari pintu kayu besar ruangan Journey, "ada apa, sayang?" tanyanya ceria. Tampaknya mood Karina sedang baik dengan Mia dalam gendongannya, Journey ga mungkin merusak mood ibu muda itu.

"Ini ada Karin, Mar, seperti yang saya bilang, kamu ajuin aja ke HRD. Nanti saya telfon lagi kalo ada yang mau saya tanyain." Ujar Journey sebelum menutup telepon dan menghampiri anak bayinya, "hai, Rin..." Journey mengecup sekilas kepala Karina sebelum mengambil Mia dari ibunya, "hey baby..."

"Mara udah cuti yah?' tanya Karina.

Journey langsung cemberut.

"Ah, aku tau... pasti kamu kelimpungan yah ditinggal cuti sama Mara?" tanya Karina tepat disasaran.

"Saya pikir Mara bakal tetep kerja, ini malah cuti lama banget, hampir setaun kali dia cuti."

"Setaun?? Masa sih?"

"Ya... ga setaun sih, tapi... pokoknya lama, Rin. Ini kerjaan gimana?"

Karina duduk disofa besar ditengah ruangan Journey, "bukannya kamu ada sekretaris dua lagi?"

"Ada Ben, tapi ben itu lebih ke urusan operasional, dia ga paham tuh soal tugas ke-sekretarisan macem Mara yang harus urusin semua jadwal saya, belum lagi soal transaksi-transaksi, saya cuma bisa percaya Mara."

Metanoia (Jeno x Karina | jenrina)Where stories live. Discover now