3: Double Lines

17.3K 1.4K 174
                                    


Note: minal aidzin wal faidzin (hayo bacanya harus sambil nyanyi) maafkan lahir dan batin~~ gimana rasanya masuk sekolah sama kantor lagi? sedap yak? ya udah ya udah gua kasi hiburan nih. syaratnya cuma vote aja. sama komen lah kalo pada baik. adios chingu.



/cw/ banyak pembahasan aktifitas 21+ 


3

Mata Karina berat, kepalanya juga, tapi ingatan semalam—sampai agak pagi—tentang apa yang mereka lakukan, yang ga bisa ditulis gamblang disini tapi mungkin harus masuk privatter dengan password yang cukup sulit (aduh ketauan banget penulis hobi-nya baca privatter...) membuatnya terlonjak. Sekilas ia mencoba merasakan tubuhnya, masih polos tanpa sehelai benangpun, damn!! Umpatnya.

Karina masih bisa merasakan ada berat tubuh disebelahnya, masih ada dengkuran halus. Duuh gimana nih??

Bzzzt bzzzt bzzzt.

Vibrasi ponsel dimeja membuatnya tersentak tapi ia menutup mata saat gantian Journey yang terlonjak bangun. Dari gerak geriknya sepertinya laki-laki itu sedang berusaha mencari pakaiannya, lalu ia melompat turun dari tempat tidur sambil menyambar ponselnya menuju ke ruang tengah.

"Halo, baby."

Karina tersekat, bener kan dia punya pacar.


~~


"Hello, baby."

"I'm almost ten." Jawab suara kecil diujung sana.

"Oke oke deh... sorry."

"Where are you?" tanya Logan.

"I-uhm, caught up talking to a friend till late dan papa mutusin nginep di apartemen, biar, uhm deket ke kantor..."

Karina yang menguping agak tercekat. Pertama, dia bohong. Kedua, Papa?

"Mara said I should choose between baseball and soccer?" tanya Logan.

"Yeah... kalo kebanyakan olah raga nanti kamu capek."

"Let's drop the basketball, aku ga terlalu suka."

"Oh, gitu ya... hmm... okay, okay, we'll talk about this waktu papa sampe rumah ya." Jawab Journey.

"Okay... aku baru mau berangkat sekolah."

"Good, dinner with me?" tanyanya

Lagi-lagi Karina tercekat, manis banget ngajak istri dinner setelah tidur sama cewe lain. Brengsek juga nih CEO.

"Yeah, pizza?"

"Nope, something decent."

Terdengar hembusan nafas sebel diseberang telepon yang membuat Journey tertawa. "talk to you soon, ya?"

"Okay, pa, bye, love you."

"Love you too." kemudian Journey memutus sambungan telepon dan mendapati Karina berdiri di frame pintu dengan pakaian yang sudah lengkap.

"Oh, udah bangun?" Journey beranjak dari sofa mewah itu.

Perempuan itu mengangguk, "uhm, saya, mau pamit."

"Pamit?" Journey mendekat, "mau dipesenin taksi?"

"Engga, thanks." Ia buru-buru kabur dari situ karena, Gosh, it's so awkward, pikir Karina, I was not only slept with someone else's husband but a father???

Metanoia (Jeno x Karina | jenrina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang