Part 13

43 8 0
                                    

Happy Reading!!!

🍁🍁🍁

Siang ini tepat dimana Ara akan mendampingi pak Arvin meeting di sebuah cafe yang agak jauh dari kantornya. Sesuai perintah kemarin dari pak Arvin sendiri.

Ara dan pak Arvin pergi ke tempat lokasi menggunakan mobil pak Arvin dengan di supiri oleh pak Tono yang merupakan supir pak Arvin.

Di perjalanan dengan suasana yang hening tanpa ada sepatah katapun yang keluar dari mulut Ara dan Arvin. Mereka berdua sama sama diam. Hingga tiba-tiba Ara membuka suara.

"Emm, pak apakah ada tugas yang perlu saya lakukan ketika meeting nanti?" Tanya Ara yang sedari tadi diam.

"Tidak. Kamu hanya perlu mendengarkan saja dan catat jika ada yang penting" balas Arvin sambil menoleh sekilas dengan nada yang datar.

"Baik pak" ucap Ara.

Sampailah mereka di sebuah cafe yang akan menjadi tempat meeting mereka. Mereka pun kemudian masuk ke dalam cafe dan berjalan menuju meja yang sudah terdapat klien meetingnya pak Hendra yang usianya lebih tua 4 tahun darinya.

"Selamat siang pak Hendra maaf kami sedikit telat" ucap Arvin ketika sampai di hadapan kliennya.

"Tidak apa-apa pak Arvin, saya juga belum lama sampai. Silakan duduk" balas pak Hendra.

"Oh iya tumben tidak dengan pak Fariz?" Tanya pak Hendra.

"Iya. Kebetulan dia sedang cuti dan ini Arabella bagian keuangan yang menggantikan Fariz hari ini" jelas Arvin.

Akhirnya merekapun memulai meetingnya membahas mengenai pekerjaannya. Sementara Ara dengan setia mendengarkan sambil sesekali mencatat di buku kecilnya hal-hal yang penting yang sedang dibahas oleh mereka.

Satu jam berlalu akhirnya mereka selesai dan pak Hendra memutuskan untuk langsung kembali ke kantornya karena masih ada kerjaan yang penting.

"Terimakasih untuk hari ini pak Arvin dan Ara, saya pamit dulu masih ada kerjaan di kantor." pamit pak Hendra kepada mereka.

"Sama-sama. Silakan pak" balas mereka bersamaan. Dan pak Hendra pun keluar cafe.

"Kita sekalian makan siang di sini, kamu pesan saja saya traktir" ucap Arvin usai pak Hendra sudah keluar.

"B-baik pak" balas Ara gugup. Dia hanya menurut saja tidak berani membantah bosnya walaupun Ara merasa tidak enak.

Mereka pun makan siang bersama di cafe ini sebelum kembali ke kantor. Hingga tak lama kemudian mereka selesai dengan makanannya. Lalu mereka berjalan keluar cafe tak lupa Arvin meninggalkan beberapa uang merah di meja.

Di perjalanan Arvin membuka suara menanyakan sesuatu kepada Ara.

"Saya akan kembali ke kantor. Kamu mau saya antar pulang atau ke kantor dulu" tanya Arvin.

"Saya ke kantor saja pak soalnya mobil saya ada di kantor" balas Ara dan Arvin hanya menganggukan kepalanya.

Sampai di depan kantor Ara turun dari mobil tak lupa mengucapkan terimakasih kepada pak Arvin.

"Terimakasih untuk hari ini dan traktiran makan tadi pak" ucap Ara dengan senyuman tipis.

"Sama-sama" balas Arvin. Dan Ara pun duluan memasuki kantor.

Ara berjalan menuju meja kerjanya untuk membereskan barang-barangnya dan langsung pulang ke rumah.

🍁🍁🍁

Malam hari Ara ingin makan di luar dan jam menunjukkan pukul 8 malam. Karena masih sore Ara memutuskan untuk keluar mencari makan di sekitar rumahnya dan dia memutuskan untuk jalan kaki saja.

15 menit berjalan akhirnya Ara sampai di pedagang mie ayam yang lumayan ramai. Ara memesan dan duduk di tempat yang kosong menunggu mienya datang.

Tak lama mie ayamnya pun datang dan Ara segera memakannya agar cepat-cepat pulang. Setelah selesai tak lupa Ara membayar dan langsung pergi pulang.

Entah mengapa perasaan Ara jadi tidak enak sepanjang berjalan di jalan yang sepi ini. Dia cepat-cepat berjalan dan menghapus pikiran buruknya. Mungkin itu hanya perasaannya saja.

Dan benar saja tentang perasaan yang tidak enak itu. Di depannya ada seorang preman dengan penampilan yang menakutkan bagi Ara.

Ara mencoba untuk tenang dan berusaha melewati preman itu. Namun belum sampai terlewat preman itu mendekatinya.

"Hallo neng cantik, sendirian aja mau Abang temenin gak?" Ucap preman itu kepada Ara.

"Sa-saya bisa sendiri" ucap Ara dengan takut dan tubuhnya yang bergetar. Dia menyesal pergi sendirian berjalan kaki. Ara mundur perlahan ketika preman itu mendekatinya.

Preman itu mulai mendekat dan sudah mengambil ancang-ancang untuk menggapai tangan Ara, tetapi sebelum preman itu berhasil menggapai tangannya tiba-tiba ada seseorang yang datang dari arah belakang untuk mencegahnya.

"Anda mau apa dengan wanita ini?" Tanya seseorang itu dengan wajah datar dan dingin.

Ara pun menoleh ketika ada seseorang yang datang dari arah belakangnya dan dia bersyukur ketika tahu siapa orang itu.

Kalian tahu siapa orang itu?

Wanita TangguhWhere stories live. Discover now