12. Cemburu seorang istri

Start from the beginning
                                    

Jendra mengangguk sambil membalas menatap ayahnya "Tadi Ajen maik lift diajarin sama siapa?" Tanya Narendra pelan.

"Lip apaan ayah?"

Narendra terkekeh ia lupa kalau putranya itu selalu menyebut lift dengan sebutan pintu nobita. "Tadi sayang nya ayah naik pintu nobita sama siapa?"

"Oooooooohhh tadi Ajen naik sama Iel sama Apa"

"Iya sayang, maksud nya Ajen diajak sama siapa kok tau tempat bobo nya Mami Vania? Kan harus naik pintu nobita"

Jendra terdiam seperti mengingat kilas balik "Oh yang pijit-pijit nomol itu ya ayah?"

"Nah iya sayang tadi siapa?"

"Hihihi temen ayah, Om Yayan yang suka kasih-kasih Ajen pelmen. Kan Ajen lali-lali sama Iel sama Apa, telus Ajen liat Om Yayan telus Ajen teliak aja. 'OM YAYAN INI AJEN!' gitu telus Ajen disampelin sama Om Yayan telus lagi Ajen bilang 'Om, Ajen mau liat bayi dong' eh Ajen diajak naik pintu nobita. Telus Ajen bilang 'Om Ajen mau pijit-pijit dong' sama Om Yayan Ajen di gendong Ajen pijit-pijit deh pintu na ada 1, 2, 3, ada 3 lagi , telus 5 sama 6. Ayah pintu nobita nya gak bisa hitung tau kasian."

"Kenapa sayang?"

"Halus na kan 1,2,3,4,5 balu 6. Eh abis angka tiga ada tiga lagi. Pintu nobita nya halus masuk TK besal sama Ajen. Bial bisa itung-itung. Kata Om Aji halus bisa itung-itung. Bial itung uang lebalan nya ndak salah. Nanti uang nya di ambil Papa Idan"

Narendra terkekeh geli, anaknya ini memang sudah sepintar itu. Bahkan sudah bisa bergibah bersama dengan nya. "Habis pijit-pijit ngapain lagi?" Tanya pria itu

"Kita kelual dali pintu nobita Telus Om tunjukin kamal Mami yaudah Om nya masuk lagi, kita masuk-masuk ada Oma sama Enin!" cerita Jendra yang membuat Narendra sedikit bingung karena terlalu banyak kata 'telus' yang terucap dari bibir putranya.

"Yaudah lain kali kalau turun dari mobil jangan langsung lari ya sayang? Kita tunggu bunda dulu nanti ya? Kasian nanti bunda nya ditinggal. "

Jendra mengangguk antusias "Oke! Ajen janji ndak tinggal-tinggal bunda lagi. Ajen ndak mau bunda nanis-nanis lagi"

"Yaudah lets goooo kita ketemu bunda?"

"LESSSS GOOOWWW AYAHHH HIHIHI" balas Jendra dengan antusias tepat di depan telinga Narendra yang langsung berdengung.

***

Di waktu yang sama di tempat yang berbeda terlihat Fatma memperhatikan bocah lima tahun yang sedang disuapi oleh Yasmine. Bocah itu sangat terlihat senang saat disuapi sambil bermain lego dilantai.

Sejak Jendra menangis dan dibawa oleh ayahnya ke ruang poli, Gavriel justru tertidur di gendongan Fabian yang tadi sebelumnya pulang ke rumah untuk mengambil pakaian ganti dirinya, sang istri dan putranya yang baru saja lahir. Saat Fabian sampai, Gavriel terlihat menyedihkan tatkala melihat Jendra dan Rafa yang di gendong oleh ayah mereka. Maka dengan senang hati Fabian menggendong nya hingga bocah lima tahun itu tertidur pulas. Lalu bangun lagi dan bilang kalau bocah itu lapar.

Fatma yang sebenarnya harus pulang, memilih berlama-lama di ruang rawat Vania bersama dengan ketiga sahabatnya. Yang sebenarnya suara hati nya memang menginginkan melihat bocah lima tahun yang sedari tadi menarik perhatian nya.

Baik Yuna dan Tania sebenarnya tahu arti tatapan sahabat mereka yang tidak lepas dari Gavriel. Tapi mereka memilih pura-pura tidak tahu saja. Biarkan ibu dari Zizi itu bertanya dengan sendirinya.

"Makan lagi sayang?" Tanya Yasmine sambil mengusap pipi Gavriel yang perlahan kembali berisi.

Gavriel menggelengkan kepalanya "Iel mau tunggu Ajen bunda"

Pengabdi Istri (The Series)Where stories live. Discover now