12

86 18 0
                                    

  
    Aku terkesiap, sama seperti mereka bertiga yang diam seribu bahasa, terpampang wajah pucat yang kentara ketakutan. Aku tak percaya ruh yang mereka panggil sejahat kalimatnya, sedikit kutolehkan kepalaku dan kulihat Whilli menelan ludah, tangan kanannya gemetar mengambil papan berbentuk hati, diam sesaat, kemudian papan hati itu berpindah tangan pada Xie—kupikir malam ini mereka benar-benar sangat berani, padahal jika bisa berbicara dengan ketiganya aku akan memberitahu jika yang mereka ajak bicara bukanlah aku.

"Vene, kau sudah mati dan bukan berarti kami harus ikut denganmu. Ini perihal Maria." Xie dengan wajah yang antusias berbicara, bola matanya melihat ke setiap tempat di kamar ini.

   Aku seperti tertikam benda fana, belum usai siapa pelaku atas penikaman ku, dan sekarang justru Maria menjadi topik. Aku tentu saja penasaran, kutolehkan kepalaku ke arah papan berbentuk hati yang tak bergerak sedikit pun, aku menelan ludah ada sesuatu yang membuatku merasa tidak nyaman—perihal keberanian mereka dan juga percaya bahwa papan ouija benar-benar bisa memanggil ruh orang yang sudah mati.

"Jenn, dia memberikan papan ouija untuk kami, memang tidak tahu apa maksudnya, kami hanya sekadar menerima, hingga kami pikir kami bisa memanggilmu meskipun ternyata kami berhasil." aku terkesiap, Mom yang memberi papan ouija ini pada mereka—aku terenyah bingung dengan segala persoalan, perkataan Jun membuatku ambigu.

"Vene, bagaimana kalau aku berasumsi, di antara kami bertiga mengetahui siapa yang menikammu?" Pertanyaan itu membuatku semakin bingung, tidak Jun dan Xie sekarang malah Whilli.

  Aku seperti tersedak informasi yang masih tidak akurat, bagaimana mereka tiba-tiba mengaitkan segala sesuatu yang terjadi sekilas dengan kematianku. Awalnya mereka mengatai kepergianku, dan sekarang tanpa bisa kupercayai mereka seolah penasaran dengan pelaku kematianku—bahkan Fano mengatakan jika aku sebenarnya sudah tahu kenapa Whilli masuk daftar tersangka, sampai sekarang pun aku tidak melihat tanda-tanda ia memang mencurigakan.

  Aku memilih pergi dari tempat itu, tidak ada yang menarik lagi. Anehnya, Whilli meminta maaf dan mereka membicarakan Maria, tentu saja awalnya aku tertarik tapi apa yang mereka ucapkan hanya terkesan bercandaan. Tapi, perihal jika Mom yang memberikan papan ouija itu, apa yang mereka katakan benar (?) Ngomong-ngomong apa pemanggilanku ada kaitannya dengan Mom. Aku berhenti sebentar saat berada di luar rumah Whilli, terpikir olehku tentang apa yang diucapkan Oivie tadi.
 
  Aku tidak sedikitpun berkomunikasi lewat papan itu, tidak juga meniup lilin merah itu maka bisa aja artinya mereka salah memanggil orang atau kemungkinan yang datang mengaku sebagai aku. Sama seperti kematian Oivie, aku yakin ada seseorang entah orang rumah atau siapa yang menggunakan papan itu untuk memanggil ruh Oivie, namun yang datang sama—bukan orang aslinya, aku yakin itu hanya jelmaan persis seperti Oivie yang menghantuiku, seratus persen aku yakin jika iblis-lah yang menyerupai Oivie.

  Jadi, selama ini iblis-lah yang menerorku, menganggu dan hampir membunuhku, lantas siapa yang mencoba memainkan papan ouija dengan sengaja untuk memanggil ruh Oivie. Aku tidak terlalu mengambil pusing soal jika benar atau tidaknya di antara mereka mengetahui pelaku kematianku, yang harus kutahu adalah apa sebenarnya tujuan Mom memberikan papan itu dan siapa yang memanggil iblis menyerupai Oivie dan aku. Kendati merasa ketakutan sendiri, pada akhirnya aku berjalan menyusuri rintik salju—tujuanku kali ini adalah pergi ke rumah sakit meskipun jaraknya begitu jauh, aku harus menemui Fano.

  Jika boleh kukatakan dengan jujur, aku benci situasi sekarang, banyak sekali pertanyaan yang lintas di kepalaku. Aku benci dimana aku mati dalam keadaan penasaran, aku benci jika ternyata Mom benar-benar ada sangkut-pautnya dengan pemanggilan iblis menyerupai aku ataupun Oivie dan sekali lagi, aku benci setelah menyadari jika penyelidikan oleh pihak Polisi tidak lagi diselenggarakan—cukup dengan pisau itu mereka tidak lagi berusaha mencari bukti yang lain.

THE DIE  (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang