A Night With You

3.5K 258 30
                                    

Biasakan memberi vote sebelum membaca!

Happy reading!

🍁🍁🍁

"Anda jangan bercanda." Andika tersenyum mengejek Daven ketika mendengar penuturan CEO tempat ia bekerja itu satu menit yang lalu. Andika berpikir tak mungkin jika pria dari golongan jetset di depannya ini serius dengan apa yang ia ucapkan.

"Saya tak pernah main-main dengan apa yang saya ucapkan," jawab Daven tanpa terdengar ragu sama sekali.

"Hah?"

"Ayo, Nay. Kita pergi dari sini!" Entah apa yang sudah Andika lakukan pada wanitanya tersebut. Daven yang sejak tadi memperhatikan penampilan Nayla yang acak-acakan merasa harus membawa Nayla pergi dari sana secepatnya.

"Mau anda bawa kemana Nayla?" tanya Andika cepat sebelum Nayla masuk ke dalam mobil yang pintunya sudah Daven buka sejak tadi.

"KUA!!!"

Jawaban Daven bukan hanya membuat Andika terdiam di tempat namun juga sukses membuat Nayla terbengong-bengong. Dengan cepat Nayla mengikuti arahan Daven untuk segera masuk ke dalam mobil.

"Duduk di depan, Nay!" pinta Daven yang berharap Nayla duduk di sampingnya namun justru wanita itu memilih duduk di belakang.

"Gak usah, Pak. Di sini saja sudah cukup, "tolak Nayla yang sadar beda kasta diantara mereka. Ucapan Andika beberapa menit yang lalu seakan menyadarkan Nayla di kasta mana ia berada.

"Saya bukan supir," ucap Daven dengan wajah mengeras.

Nayla menghembuskan nafas kesal. Setelah lolos dari mulut buaya ternyata dirinya harus kembali berhadapan dengan harimau. Dengan malas Nayla akhirnya menuruti Daven yang memintanya untuk duduk di depan.

Mobil kemudian melaju menembus kegelapan malam. Melihat Andika yang tertinggal jauh di belakang Nayla akhirnya bisa beenafas lega.

"Ini dimana?" tanya Nayla saat sadar jika Daven tidak membawanya menuju jalan pulang ke rumah, melainkan jalan lain yang kurang ia kenal.

"Apartemen," jawab Daven kemudian meningkatkan kecepatan mobil yang dikendarainya.

Sesampai di tempat yang dituju Daven menggiring Nayla untuk duduk di sofa.
"Aku khawatir kamu kena flu. Makanya aku pilih membawamu ke tempat terdekat," ucap Daven yang harus bersabar karena tak mendapat jawaban dari Nayla yang justru terdiam bagai orang tengah kena ilmu gendam. Bayangan mengerikan saat di rumah mantan mertuanya kembali terbayang membuat Nayla ketakutan bukan main.

"Nay, kamu mau mandi?" tanya Daven menepuk bahu Nayla pelan.

"Eh? Tapi... Aku tidak punya baju ganti," sahutnya lemah. Namun setelah melihat bajunya yang basah dan kotor membuatnya tak memiliki pilihan untuk tidak membersihkan dirinya malam ini juga.

"Biar aku cari baju Cinta saja. Kamu sementara pakai bathrobe aja dulu."

Nayla mengangguk dan masuk ke dalam kamar mandi besar yang di lengkapi dengan air hangat yang keluar dari water heater membuat badannya yang awalnya sedikit menggigil kini terobati. Wangi sabun dan shampo yang menguar membuat pikiran Nayla seakan menjadi segar kembali.

Ketika keluar dari kamar mandi Nayla dibuat tertegun melihat Daven yang berdiri di depan pintu dengan satu set piyama di tangannya.

"Adanya cuma ini aja," ucapnya dengan cepat membuang muka ke arah lain agar bisa menetralkan jantungnya yang tiba-tiba berdebar kencang.

Nayla mencoba tersenyum dan menyambut piyama itu lalu dengan cepat masuk kembali ke kamar mandi untuk berganti pakaian. Sedangkan Daven berusaha mati-matian menetralkan degup jantungnya yang mulai tak bisa dikondisikan hanya karena melihat sang istri keluar dari kamar mandi dengan rambut panjangnya yang basah.

Mas OB, I Love You! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang