Demi Bapak! (2)

3.2K 249 12
                                    

Biasakan memberi vote sebelum membaca!

Happy reading!

➖➖➖

"Nay, ikut gue!" Suara Mia yang cempreng menghentikan langkah Nayla yang baru saja keluar dari gudang tempat menyimpan alat kebersihan yang digunakannya untuk bekerja.

"Kenapa, Mi?" tanya Nayla mau tak mau mengikuti langkah Mia menuju pantry.

"Duduk dulu." Mia menarik Nayla untuk duduk di kursi yang tersedia.

Di pantry sudah berkumpul teman-temannya sesama cleaning service dan OB.

"Apaan sih? Bang Asrul bininya bunting lagi?"Tanya Nayla membuat teman-temannya terbahak.

"Gak nyambung banget sih lo?" Bang Asrul yang duduk tenang kini melemparkan kulit kacang yang ada di tangannya pada Nayla yang akhirnya nyengir sambil memohon ampun dengan menangkupkan kedua telapak tangannya pada Bang Asrul.

"Emang apaan sih?" Nayla kembali bertanya sembari melirik jam yang menempel di dinding pantry. Dirinya sebenarnya ingin cepat keluar dari kantor karena hari ini bapak sudah diperbolehkan untuk pulang.

"Ini.... " Mia mengulurkan amplop coklat pada Nayla yang tampak bingung.

"Apaan nih?"

"Kita tau ini mungkin nilainya sedikit jika dibanding dengan biaya operasi bokap lo. Tapi tolong diterima ya. Mudah-mudahan bisa sedikit meringankan beban lo," ucap Mia hati-hati.

Nayla yang akhirnya tau isi di amplop itu menggeleng sebagai jawaban. "Gak usah, Mi. Gue gak mau ngereporin kalian. Lagian gue udah dapat pinjaman kok dari Bu Anita," tolak Nayla cepat. Demi Allah dirinya tak ingin menyusahkan siapapun saat ini.

"Gak papa, Nay. Kita ikhlas kok. Emang udah tradisi kami kalau ada teman yang kena musibah maka kami bakal urunan untuk membantu meringankan." sahut Bang Asrul yang kini mulai buka suara.

Mata Nayla berkaca saat menyadari jika teman-temannya adalah orang-orang yang tulus. Walau hanya pekerja dengan gaji pas-pasan namun mereka tak pernah ragu untuk membantu teman semaksimal mungkin. Hal yang menjadi salah satu alasan Nayla mengurungkan niatnya untuk berhenti kerja. Dimana lagi dirinya akan menemui orang-orang baik seperti teman-temannya saat ini.

Dirinya memang sangat perlu dana saat ini untuk membayar biaya perawatan bapak selama di rumah sakit. Uang tabungan yang ada nyatanya masih sangat kurang untuk menutupi biaya tersebut. Padahal Nayla tau kedua adiknya sudah ikut memecahkan tabungan yang dimiliki untuk membantu meringankan beban yang dirinya pikul.

"Makasih, ya teman-teman. Gue janji bakal ganti semuanya."Nayla menerima sumbangan di dalam amplop itu dengan mata berkaca-kaca.

"Eh gak ada ya acara ganti-ganti segala. Kita mau lo pakai uang ini tanpa harus pusing mikirin cara gantinya segala," sahut Ika yang diamini teman-teman semua dengan anggukan kepala.

"Yang penting bapak lo sehat, Nay. Biar lo bisa tenang kerjanya." Kini Ridho ikut menimpali.

"Iya biar gak galau kek jomblo pas malam minggu," ucap Bang Asrul yang kembali disambut teman-teman dengan tawa membahana. Nayla yang menjadi objek candaan akhirnya ikut tertawa. Namun disela tawa teman-temannya Nayla tak menemukan keberadaan Syamil. Sudah beberapa hari ini rasanya Nayla tak bertemu muka dengan OB cupu itu. Awalnya Nayla bersyukur karena tak bertemu dengan Syamil. Namun setelah beberapa hari tidak mendapati keberaan Syamil hatinya mau tak mau menjadi bertanya kemana gerangan perginya OB tersebut.

🍁🍁🍁

"Semua sudah lunas, Mbak," ucap kasir cantik sambil memberi nota pembiayaan bapak pada Nayla yang justru mengernyit bingung.

Mas OB, I Love You! (TAMAT)Where stories live. Discover now