Call me Mas Daven!

3.3K 243 29
                                    

Biasakan memberi vote sebelum membaca!

Happy reading!

🍁🍁🍁

"Eh ngapain bapak disini?" Nayla mundur selangkah saat retina matanya mendapati sosok Daven berdiri dengan senyum smirk yang membuat jantungnya kembali berdetak tak karuan.

"Loh kamar ini masih jadi hak milik aku loh, Nay. Papa belum ada niat mencoret namaku dari kartu keluarga." Daven tersenyum sambil memiringkan kepalanya bermaksud menggoda istrinya yang nampak masih terkejut dengan kehadirannya yang tiba-tiba.

"Oh kalau gitu maaf! Sepertinya saya yang salah kamar." Nayla menmbungkuk kemudian perlahan berjalan kearah pintu keluar. Sayangnya Daven sudah hafal dengan hal yang akan dilakukan sang istri saat bertemu dengannya terlebih dahulu mengunci pintu tersebut membuat Nayla gagal melakukan aksi menyelamatkan diri.

"Pak Daven...," rengek Nayla akhirnya membuat tawa Daven pecah.

"Kita harus bicara, Nay. "

"Lain waktu saja,"elak Nayla.

"No!" geleng Daven kali ini terdengar tak menerima kalimat penolakan dari sang istri. Lima detik kemudian Senyum lebar di bibirnya kembali tercipta saat melihat Nayla yang beberapa menit yang lalu menolaknya kini menganggukkan kepala tanda menyerah.

Yes!!

Nayla menurut ketika Daven menarik tangannya menuju balkon yang ada di kamar pria tersebut. Dari atas balkon tampak taman indah yang dihiasi dengan aneka tanaman hias. Tak ketinggalan kolam renang yang airnya berkilauan membuat suasana mendadak terasa romantis. Dari Cinta, Nayla tau jika sang papa sering menggunakan tempat tersebut untuk membuat kejutan berupa candle light dinner untuk sang istri di pinggir kolam tersebut.

" Perkenalkan aku Syamil Davendra Akratama. Anak kedua dari tiga bersaudara." Daven mengulurkan tangan kanannya pada Nayla yang berdiri di sampingnya masih menatap takjub pemandangan di taman belakang rumah mertuanya.

"Nayla Devina! "ucap Nayla menyambut uluran tangan Daven dengan senyum kikuk.

"Silahkan apa yang ingin kamu tanyakan padaku, Nay." Daven memberikan kebebasan pada Nayla sepenuhnya untuk bertanya tentang dirinya. Ia tak ingin menutupi hal apapun agar kelak tidak menimbulkan masalah baru.

Nayla terdiam karena merasa sudah tau semua tentang hal yang berhubungan dengan Daven. Bagaimana sifat aslinya, kisah asmaranya, hingga alasannya menyamar menjadi OB dari mama dan Cinta satu jam yang lalu menceritakannya. Rasanya info dari orang terdekat Daven sudah mampu menjawab segala rasa penasaran yang ada di pikirannya.

"Saya baru tau ternyata kisah hidup kita tak beda jauh. Dikhianati oleh orang yang pernah menjadi sosok yang paling kita cintai." Nayla menatap Daven yang kini menyandarkan diri di salah satu pilar balkon kamarnya.

"Untuk itulah ketika melihat kamu aku merasa melihat diriku sendiri versi seorang wanita."

"Sakit banget ya, Pak?" tanya Nayla hati-hati agar Daven tak merasa tersinggung. Ia tak menyangka jika Daven pun memiliki luka yang sama seperti dirinya. Namun Daven belum pernah sama sekali bercerita.

"Kamu bisa tanya bapak bagaimana frustasinya aku hingga hampir saja bunuh diri jika bukan bapak yang menolongku," jawab Daven tersenyum saat kembali mengingat sosok yang sudah membantunya keluar dari masalalu yang kelam. "Berkat bapak aku akhirnya sadar dan kembali menjadi Daven yang kuat. Terlebih setelah bertemu kamu rasa sakit itu perlahan memudar. You like a medicine!"

"Dih lebay!" Nayla tertawa namun Daven mengibaskan tangan di depan dada sebagai tanda jika ia tak berlebihan saat mengatakan sosok didepannya itu bagaikan obat.

Mas OB, I Love You! (TAMAT)Where stories live. Discover now