bab 5 : novel aneh

595 55 0
                                    

Pagi baru tiba, sudah 1 bulan arka dan ataya menetap dan mulai merubah kehidupan para figuran, namum masih belum bisa membantu sang tokoh utama. Kedua tokoh tersebut seperti berjalan sendiri tanpa mau ada yg mengatur.

"Sel... Aku lelah" saat ini ataya dan arka ada di kamar pria itu, ataya yg awalnya menatap jendela berbalik menghampiri arka.

"Maaf el.. Aku membuatmu terjebak di sini" ujar ataya.

"It's okey, aku cuma lelah dan butuh pelukan" arka merentangkan tangan nya.

Hal itu membuat ataya tersenyum anggun lalu masuk ke pelukan pria itu.

"Arka... Hell... " suara milik sesil tercekat, gadis itu tak sendiri ada ravin dan 4 kawan nya yg lain di belakang. Tapi melihat wajah sesil berubah drastis membuat arka maupun ataya melepas pelukan nya dan berlagak seperti tertangkap selingkuh.

"Kalian ada hubungan apa? " tanya revan dengan nada penuh selidik.

"Ga nyangka ya el, kamu bisa lupain aku secepet itu" ujar sesil lalu gadis itu berlari pergi, ravin menatap kepergian sesil yg di kejar oleh mawar.

"Jawab gue, lo suka Natasha atau dia" arka terdiam mendengar nama natasha di sebut, ataya sendiri merasa terkejut dengan pertanyaan ravin, dari mana dia tau soal natasha.

"Okey fine, bukan sekarang waktunya gue debat sama lo" ravin pun pergi menyusul sesil.

"Kita tunggu di ruang tamu ya" pamit bilqis menarik fahmi dan revan.

"El?... Nio ga mungkin kan kalo sesil itu natasha dan ravin itu nathan? " ujar ataya setelah mencerna semuanya.

"Iya... Kayaknya emang mereka" arka berdiri di ikuti ataya menyusul keberadaan sesil.

"Kemana ravin? " tanya arka pada revan dan fahmi yg ada di ruang tanu.
"Taman belakang kayaknya" arka kembali berbalik menarik ataya dengan sedikit kasar membuat gadis itu sedikit tertarik, namun tak melukai gadis itu.

"El"

"Sorry" ataya diam... Sepertinya ada yg mau arka luruskan di sini.

Sampai di  taman belakang dapat di lihat ravin yg terus membujuk sesil dan sesil yg menangis.

"Ekhm.. " deretan dari arka membuat keduanya menatap arka dan ataya yg ada di sampingnya.

Terlihat sesil membuang muka dengan mengusap kasar air matanya. Arka mendekat tanpa melepas genggaman nya pada ataya.

"Masih belum move on?" Sesil terdiam menatap depan walau dia amat mendengar kekehan dari sebelah kiri nya.

"Lo ga becus buat dia move on dari gue, apa sebegitu kuat pesona gue? " ujar arka sekali lagi.

"Sha" sesil menoleh pada ataya yg memanggilnya.

"Dia sela... Lo pasti inget kan cewe yg ngaku jadi kekasih gue? " jelas arka, sesil mengangguk tanpa bersuara.

"Tapi sela... Dia... " ucapan ravin terhenti karna di potong ataya.

"Saya memang sela, saya sendiri yg membuat arka terlibat di dunia ini, saya bahkan belum menemukan titik terang untuk membawanya kembali, kecuali... " ataya bergumam di akhir kalimat dan itu berhasil di tangkap oleh telinga tajam natasha.

"Aku juga tau kok kalo sesil menyatu sama natasha" ataya tersenyum manis.

"Aku paham sekarang kenapa aku di sini arka, dan simbol ini" ataya menunjukan simbol titik merah di lengan kanan nya.

"Tugas kita menuntaskan masalah di dunia Pertama, bukan mencari antagonis" ataya terkekeh menganggam tangan arka.

"Setelah itu kita akan selesai" arka hanya mengalihkan pandangan nya kala mendengar kata selesai.

"Aku paham... Aku paham El" sesil tersenyum merangkuk lengan ravin.

"Makasih, berkat kamu aku nemuin cowo macam nathan, yaa.. Bisa di bilang dia sedikit ceroboh sampai membuat aku hidup berdampingan dengan sistem nya" tawa merdu milik sesil terdengar.

"Maaf... Soal itu aku tidak sengaja" ravin menundukan pandangan nya.

"Kita anggap masalah percintaan aku dan kamu selesai okey"arka diam membuat ataya mengangguk memeluk sesil, di balas pelukan oleh gadis itu.

"Pelukan lo masih sama, nyaman" ataya kembali terkekeh mendengar lirihan sesil.

"Ayo kembali ke depan" mawar yg melihat dari jauh dan melihat ataya dan sesil berpelukan mengajak bilqis kembali.

Tak lama mereka juga kembali dengan canda tawa seolah baru saja tadi tidak terjadi apa pun.

"Oh ya... Gimana kalau liburan musim panas ini kita muncak? " usul sesil saat tiba dan duduk di samping mawar.

"Boleh, biar nanti kita berangkat 2 mobil, mobil ravin sama arka, biar ga ribet gitu." Ujar fahmi

"Jadi kapan kita berangkat? " tanya bilqis yg menyomot camilan.

"Besok, sekolah juga besok udah mulai libur" ujar revan membuat bilqis menyirit ke arah pria itu.

"Lo ikut akun gosip sekolah ya" tuding bilqis membuat revan cengengesan.

"Iya" mawar menggeleng kan kepalanya mendengar itu, dengan mata kembali beralih pada handphone.

"Guys gue balik dulu ya" pamit mawar terlihat terburu buru.

"Kabarin aja jadinya gimana" teriak mawar dari luar, tak lama gadis itu kembali masuk.

"Revan... Anterin gue donk" revan yg namanya di panggil mengalihkan pandangan dari ponsel lalu mengangguk menyambar kunci mobil.

Wajah bilqis berubah drastis kala revan menyangguhi permintaan mawar, dan itu tertangkap di mata ataya dan sela.

Ternyata arka dan ravin merasakan hal yg sama, mereka ber 4 nampak saling pandang seolah berbicara lewat batin.

"Oh ya... Nanti kita belanja perlengkapan kemahnya bareng aja gimana? " ujar ataya mencair kan suasana namun wajah bilqis nampak masih sama.

"Bilqis gimana? " tanya ataya sekali lagi, tapi gadis itu hanya mengangguk tanpa mau membalas ucapan ataya.

"Gue balik dulu" bilqis pergi begitu saja.

"Biar gue anter deh" putus fahmi kala mendapat pesan dari revan untuk mengantar bilqis pulang.

"Hati hati ya fah" fahmi mengangguk menyahuti teriakan sesil.

"Bilqis cemburu mawar balik bareng revan? " tanya sesil di angguki ataya.

"Kemungkinan besar iya" ujar ravin.

"Kalian berdua nginep aja di sini, bonyok gue lagi ga di rumah, di sana ada kamar tamu, aya bareng sesil. Lo kamar gue" ravin mengangguk saja sedangkan sesil sudah berlalu karna gerah ingin mandi.

"El... Kayaknya ada yg terjadi di belakang kita deh" ujar ataya dengan menatap simbol di tangan kanan nya.

Titik merah itu mulai membesar dengan cahaya mulai terlihat terang lalu lenyap perlahan. Arka dan ataya saling pandang sedangkan ravin berpikir apa yg terjadi di belakang mereka.

transmigrasi figuran boy (Completed)Where stories live. Discover now