bab 3 : novel aneh

1.1K 94 0
                                    

"Ada banyak sistem lain nya yg aku tau, dan aku sama sekali tak mengingat siapa aku sebenarnya, tapi waktu itu, atasan saya memberi tau kalau aku hanya alat percobaan.... " ataya menjeda ucapan nya kala tangan nya bersinar membentuk logo kucing robot, yg kemudian menghilang membuat ataya terdiam

"Logo sistem mu? " spontan arka menarik tangan ataya.

"Aku belum tau resikonya ar... Yg aku tau atasan ku bilang aku bisa kembali menjadi manusia, karna aku hanya alat percobaan... " arka terdiam.

"Harusnya lo ga ceroboh," sentak arka membuat ataya menatap arka dengan wajah berkaca kaca. Nuraninya kembali, hatinya kembali.

"Iya aku tau aku ceroboh, aku hanya sistem baru arka, kamu tuan pertamaku" arka terdiam, hatinya seolah senang mendengar fakta ataya, tapi logikanya marah dengan gadis itu.

"Okey... Kita jalani apa yg ada dulu, ikuti aja apa yg akan terjadi, kamu punya aku dan aku punya kamu" raut arka berubah lembut membuat ataya mengangguk. Menghapus air matanya yg menetes.

"Ini pertama kalinya aku menangis" ungkap ataya membuat arka menatapnya dengan terkekeh kecil.

"Tapi aku ga akan pernah biarin air mata ini jatuh. Paham" ataya mengangguk keduanya larut dalam pelukan.

"Jadi coba jelasin, kita ada di mana setau kamu aja" ujar arka melepas pelukan keduanya.

"Kita di novel, dan misi kita mencari antagonis, dengan ravindra yg menjadi protagonis pria serta sesilia yg menjadi protagonis wanita, selebihnya adalah figuran, maka dari itu kita cari antagonis yg sebenarnya" arka nampak mengangguk.

"Okey... Kita jalani sesuai alur dulu, jangan sedih, ada aku di sini" ujar arka di angguki ataya.

"Ayo kembali, dan tetap bersikap biasa" ataya mengangguk keduanya berjalan beriringan menuju kantin, dan itu mengundang tanda tanya bagi penghuni kantin.

Bukan lagi hal rahasia kalau antara arka dan ataya tak pernah akur, berita tentang keduanya sepasang kekasih ternyata hanya sebuah perjanjian yg menguntungkan keduanya. Yakni agar keduanya mendapat perhatian orang tua mereka masing masing.

Arkael maupun ataya sama sama haus kasih sayang, keduanya sama sama tak bisa merasakan kasih sayang dan tak bisa menuangkan kasih sayang. Maka dari itu keduanya begitu dingin dan datar.

Hidup keduanya hampir sama, yakni sama sama tak di perdulikan orang tuanya, sama sama memiliki rahasia, dan kisah cinta yg hampir serupa, kedua sama sama terjebak dalam masalah yg sama.

"Kok barengan? " tanya ravin pada ataya gadis itu hanya mengangguk dengan wajah anggun nya.

"Hari ini Freeclass gimana kalo kita bolos ke rooftop aja" usul bilqis pada teman teman nya.

"Uusshh noo.. Rooftop udah kita booking" sentak revan tak Terima.

"Eh ga bisa kita duluan yg mau kesana" sahut mawar tak mau kalah.

"Tapi kita juga mau ke sana" ujar fahmi terlampau santai.

"Bareng" suara ataya dan arka yg menyatu membuat mereka menatap menatap mereka secara bergantian..

"Katanya kalo ngomong sekali barengan itu artinya... " bilqis menggantungkan ucapan nya.

"Tidak di sengaja" sahut revan yg ikut berpikir.

"Terus kalo ngomong bareng 2 kali.... " mawar berpikir dengan menaruh jarinya di dagu.

"Artinya takdir" sahut fahmi masih mencerna kejadian barusan.

"Kalo sekali lagi ngomong barengan.... " sesil ikut berpikir.

"Artinya...." Lanjut ravin lalu mereka saling pandang.

"Ngaco" lagi secara bersamaan ataya dan arka berbicara bahkan berdiri dari duduknya.

"JODOH" pekik mereka ber 6 secara bersamaan...

"Huss... Ayo ke rooftop sama sama, jangan banyak berpikir aneh" ajak ataya di angguki arka, walau keduanya merasakan debaran yg tak biasa.

Tanpa di sadari logo di tangan ataya berubah bersinar tak terlalu terang lalu lenyap begitu cepat. Logo itu bukan lagi melambangkan kucing robot. Namun sebuah titik merah yg membuat cahaya tak terlalu terang.

Mereka ber 8 memutuskan untuk ke rooftop sama sama. Mereka sama sama sibuk dengan urusan masing masing sampai mawar menyeletuk.

"Gue cape" tubuh gadis itu meluruh ke lantai yg langsung di hampiri bilqis.

"Nyokap lo lagi? " tanya bilqis di balas anggukan oleh mawar yg menutupi wajahnya.

"Kali ini apa?" Tanya bilqis sekali lagi.

"Dia bawa selingkuhan nya... Bahkan bermain di kamar, depresi mama kumat, mama di rumah sakit sekarang karna percobaan bunuh dirinya" mereka terhenyak di tempat mendengar suara pilu mawar.

"Kita sama" sahut fahmi pelan.

"Bokap selalu bawa wanita ke rumah, yg mengakibatkan pertengkaran antara nyokap dan bokap, hingga berakhir bokap main tangan sama nyokap, nyokap gue juga ada di rumah sakit karna kekerasan fisik bokap" fahmi menatap jauh langit.

"Okey okey... Kalo kalian nyokap kalo gue bokap... Nyokap gue lama bangett pergi, tapi sampe sekarang bokap selalu berhalusi nasi kalo nyokap gue ada, dia kaya orang gila ngomong sendiri atau bahkan elus elus sofa yg biasa nyokap duduki" kali ini tawa sendiri terdengar dari bibir revan.. Pria itu menatap lantai.

"It's okey... Bokap gue masih stuk sama nyokap gue, walau sekarang dia udah nikah, gue kasian sama ibu sambung gue. Dia selalu ngerasain sakit kala bokap Natap dia sebagai nyokap gue bukan dirinya" bilqis tertawa renyah.

"Kita sama" arka dan ataya bersuara membuat mereka menatap ke arah 2 sejoli itu.

"Kita berdua juga punya masalah soal orang tua kita... Bonyok selalu acuh sama kita" ujar ataya.

"Bahkan ga sekali mereka nolak ajakan kita untuk me time bersama" lanjut arka.

"Kita punya masalah sama, kenapa kita saling bermusuhan? " tanya sesil yg sendari tadi diam.

"Hmmm... Tidak buruk saling membantu bukan" ujar ravindra dengan tersenyum.

"Kalian? "

"Orang tua kita suka memaksa kehendak, itu yg buat aku jadi cewe manja" ujar sesil menunduk

"Orang tua kita suka mendorong kita untuk berjalan lebih jauh padahal kita lelah, itu yg buat gue jadi nakal" lanjut ravin mencoba menghalau air mata yg keluar.

"It's okey... Kita sama... Mau saling membantu?" Tawar bilqis di angguki mereka.

Arka nepuk bahu ravin kedua berpelukan dengan ravin menangis di pundak arka, sedangkan sesil menatap tangan ataya yg terulur dengan senyum anggun milik gadis itu, bukan nya menyahut sesil malah memeluk ataya dengan senyum serta air mata yg meluruh bersamaan.

Bilqis menepuk bahu revan lalu keduanya tertawa dengan saling merangkul, fahmi berjongkok di depan mawar merentangkan tangan nya dengan tersenyum, mawar ikut mengukir senyum, tanpa di suruh dua kali mawar masuk ke pelukan pria itu.

"Ayo berteman" ajak arka dan ataya secara bersamaan membuat mereka tertawa di sisa air mata mereka.

transmigrasi figuran boy (Completed)Where stories live. Discover now