bab 4 : novel siapa protagonis

2.1K 143 1
                                    

Pulang sekolah Arkael menunggu Natasha di samping mobilnya,namun dia di hampiri oleh ulat keket, yg membuat Arkael jengah dan ingin segera menebas kepala gadis itu.

"Kak arka bisa anterin aku pulang ga?" Suara itu membuat gendang telinga Arkael sakit

"Ga"

"Tapi dara mau pulang sama kak arka boleh ya"

"Enggak"

"Rumah dara ga jauh kok kak mau ya anterin dara"

"Shup up" habis sudah kesabaran Arkael pemuda itu menatap tajam dara.

"Lo bilang rumah Lo Deket kan? Jalan kaki!" Ujar Arkael lalu menghampiri Natasha yg baru datang

"Go home atau jalan?" Tanya Arkael dengan merengkuh pinggang Natasha.

"Ke rumah sakit, aku kangen kavindra" ujar Natasha dengan memperlihatkan deretan giginya.

"No problem honey. Silahkan masuk" Arkael menggeser kasar dara yg setia berdiri di sana membuat gadis itu mundur.

"Cih... Tak tau malu" sinis Arkael lalu masuk mobil dan menjalankan nya ke rumah sakit.

Tak jauh kumpulan alister dkk menatap dara sinis.

"Liat jalang itu, bang Arkael akan jadi target ke duanya setelah kita" ujar Rafa menatap sinis dara.

"Sebentar lagi dia ke sini" ujar aidan. Dan benar tak lama dara ada di hadapan mereka.

"Kak alister anterin aku pulang yaahh" ujar nya dengan mengeluarkan mata kucingnya, dan sial nya dia begitu imut.

"Cih jalang sesungguhnya" gumam vino yg hanya mampu di dengar oleh sahabatnya.

Skiip

Di rumah sakit Arkael sibuk melihat Natasha yg tengah mengomeli kavindra karna pemuda itu enggan makan katanya makanan rumah sakit itu tidak lah enak.

Arkael sendiri sudah memesan ayam bakar 2 porsi dengan bubur ayam. Karna tau kavindra sangat enggan makanan rumah sakit yg memang untuknya terasa hambar.

(Perhatian tuan. Cek tempat kedua orang tua anda, orang tua aldara ingin memanipulasi data perusahaan milik keluarga anda)

Arkael terkejut. Dia memang ingat kalau di novel keluarga antagonis itu jatuh miskin, jadi untuk menghancurkan plot novel Arkael akan menggagalkan rencana itu.

"Honey, Abang pergi dulu" Natasha menatap Abang nya dengan raut bertanya.

"Ngapain bang?" Kavindra berucap mewakili pikiran Natasha.

"Sembuh dulu luka Lo nanti gue ajak adu jotos" ujar Arkael mengacak rambut kavindra.

"Abang kiss me" teriak Natasha menahan lengan abangnya.

Cup

"Bye honey"

Arkael mencium singkat bibir adiknya membuat kavindra menggeleng pelan sedangkan Natasha sendiri masih terkejut.

"Bang, kayaknya Abang El harus di periksa deh, hari ini dia aneh banget" ujar Natasha mengadu pada kavindra setelah tersadar dari lamunannya.

"Kenapa?" Tanya kavindra Penasaran apa yg membuat abangnya itu aneh di mata adiknya.

"Tadi pagi Abang bilang nyuruh aku jadi pacarnya, terus sampe di sekolah minta di kiss, terus waktu di kantin dia romantis banget bahkan nyuapin aku makan, dan anehnya jantung aku berdebar kencang banget bang" jelas Natasha membuat kavindra menyirit.

Interaksi mereka udah bukan lagi kakak beradik, tatapan bang Arkael pun mulai beda dari 10 tahun yg lalu, batin kavindra.

"Nata apa pun yg terjadi nanti kamu tetap adik Abang El okey?" Natasha nampak mengangguk.

"Abang lusa temen ku yg jauh mau Dateng loh" Natasha mulai menceritakan tentang sahabat nya itu.

Malam pun tiba.

Arkael baru selesai dengan urusan menggagalkan rencana orang tua aldara. Pemuda itu kini sampai di rumah dengan Natasha di gendongan nya.

"Loh bang adik kenapa?" Tanya Erland yg duduk dengan Vanesa.

"Tidur" singkat Arkael membawa adiknya ke kamarnya.

"Setelah itu kemari" Arkael mengangguk menyetujui perintah mamanya.

Setelah telah membaringkan Natasha Arkael turun menemui kedua orang tuanya.

"Saya dapat laporan dari kavindra kalau interaksi kamu dan Natasha bukan layaknya kakak adik" ujar vanesa di angguki Arkael.

"Kamu mencintainya?" Lanjut vanesa menyumpal mulut Erland yg akan menyela.

"Sangat" jawab Arkael mentap.

"Good. Kau bukan anak kami"

"Saya tahu"

"Pergi dari sini"

"Maaf saya menolak karna sebagian rumah ini pun milik saya"

Okey Erland merasa dia yg harus pergi karna dia yg orang asing, merasa kesal di acuhkan Erland memilih memainkan jari istrinya.

"Sejak kapan?"

"Turun dari bandara, Natasha sudah milik saya sejak kecil, dan anda tidak ada hak untuk menentukan siapa pasangan gadis saya" ujar Arkael tegas.

Vanesa mengembangkan senyum nya lalu mengangguk tanda setuju, Arkael ikut mengembangkan senyum tatkala di setujui, akhirnya dia bisa berinteraksi lebih dengan Natasha tanpa embel embel dia kakaknya.

"Tapi kamu tetap jadi Abang kavindra boy, saya merawatmu sejak bayi" Arkael mengangguk.

Vanesa merentangkan tangan nya membuat Arkael masuk ke pelukan nya rasa hangat membuat pemuda itu betah di pelukan mama nya itu. Lama hidup sendiri memang pantas membuatnya haus akan kasih sayang kedua orang tua.

Sampai di kamar Arkael berganti baju tapi di kejutkan dengan Natasha yg terbangun.

"Abang kita di mana?" Arkael mengunci pintu lalu duduk di sisi ranjang.

"Kamar Abang" singkat nya.

"Abang kok ga pake baju sih" Natasha nampak menutup matanya membuat Arkael terkekeh.

"Kenapa hmm?" Natasha menatap kesal Arkael menumpuknya dengan bantal.

"Nata perempuan normal Abang" pekik nya membuat Arkael terkekeh.

Natasha terpesona dengan ketampanan Arkael.

"Mau pegang punya Abang?" Pertanyaan Arkael menyadarkan Natasha. Gadis itu mengerjalkan matanya.

Arkael menarik tangan nata sampai menyentuh abs nya, namun nata bukan hanya menyentuh tapi juga mengusap lembut membuat Arkael sebagai lelaki normal terpancing.

Arkael memejamkan matanya menikmati elusan nata. Sedangkan Natasha masih kagum dengan abs abangnya.

"Sshh... Kamu membuat ku terangsang Beby" bisik Arkael tepat di hadapan Natasha. Gadis itu tidak bodoh mengartikan ucapan Arkael.

Bukan nya melepas Natasha malah semakin mendekat dengan meniup dada Arkael pelan.

Cuupp

Ciuman tak terhindarkan, Arkael mencium dengan melumat lembut bibir Natasha gadis itu pun tak menolak malah membalas ciuman abangnya, tangan Arkael merangkak menekan tengkuk Natasha memperdalam ciuman mereka.

Natasha menepuk bahu Arkael nafasnya mulai habis membuat Arkael melepas ciuman nya mengelus bibir Natasha terlihat sedikit merah dan bengkak.

"Kenapa membalas ciumanku?" Tanya Arkael membuat Natasha menatap intens abangnya dengan nafas terengah engah.

"Abang terlalu menggoda untukku" ujar Natasha mencurutkan bibirnya kesal.

"Mau bermain bersama ku honey?" Tanya Arkael dengan tersenyum nakal.

(Anda begitu mesum tuan, saya yg malu) suara sistem membuat Arkael mengumpati sistemnya.

"Nooo... Bagaimana kalau nata bantu Abang aja" akhirnya Arkael setuju sudah di ujung tanduk hasratnya itu.

transmigrasi figuran boy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang