bab 8 : novel siapa protagonis

1.4K 129 0
                                    

Arkael mulai masuk bersamaan dengan dara yg juga sudah sadar dari komanya 3 hari yg lalu. Saat ini Arkael siap untuk menjemput Ela di rumah minimalis modern, Ela dan Alana tinggal 1 rumah dengan mama nya.

"Pagiii" sapa Ela di angguki Arkael.

"Hai El" sapa Alana yg juga baru keluar menunggu alister.

"Hay" sahut Arkael memberi helm pada Ela.

"Kamu udah sarapan El?" Tanya Ela di balas anggukan pemuda itu.

"Tumben kamu ga banyak omong El" lanjut Alana karma merasa aneh dengan Arkael.

"Gue ga papa"

Tak lama alister datang dengan rombongan nya, alana mulai naik ke motor pemuda itu di ikuti Ela yg naik di jok belakang Arkael. Ela mengusap kasar air matanya yg dengan tidak sopan nya turun. Alana yg menangkap itu mengalihkan wajahnya dari 2 orang itu.

(Tuan waktu anda hanya 3 hari, saya harap anda bisa secepatnya membereskan hama itu) suara sistem sela membuat Arkael terkekeh dalam hati.

Lama berkendara kini mereka sampai di sekolah dan sudah di hadang oleh dara yg menatap Alana terkejut.

"Kak alister kok ga jemput dara sih? Dara baru pulang dari rumah sakit" ujar manja dara membuat Setya sontak memuluk bahu Aidan karna menahan geli.

"Bacot" alister pergi di ikuti Alana yg. Mengejek dara dengan melambaikan tangan nya.

Tak jauh terlihat Natasha dan Nathan yg menatap interaksi mereka, tepatnya Natasha menatap Ela dan Arkael dengan sendu.

"Perasaan gue salah, dan gue dengan pedenya mengira kalau dia punya rasa yg sama. Ternyata cinta gue bertepuk sebelah tangan" ujar Natasha dengan masih menatap Arkael yg mengelus kepala Ela karna gadis itu terus berceloteh membuat Arkael sedikit pusing.

Arkael saat ini ada di roftoop dia tidak masuk kelas melainkan mengotak Atik laptopnya yg sengaja ia bawa, jarinya dengan lihai memencet papan keyboard itu, layar menampilkan angka angka yg tak beraturan dengan sekali pencet layar berubah menjadi rekaman cctv.

"Good selesai" Arkael memencet 1 tombol di keyboard nya lalu menutup laptop itu melangkah pergi melihat sebuah pertunjukan di bawah sana.

Di kantin terlihat kericuhan akan video yg memperlihatkan aksi dara yg bermain di club' menggoda para pengusaha kaya berjoget dengan seksi membuat mereka jijik.

Arkael duduk di meja paling pojok dengan tersenyum tipis, setelah ini akan berakhir batin nya menatap dara yg kini di bully habis habisan.

Bukan hanya video itu namun ada pula video yg menampilkan jika dara lah dalang dari menghilangnya Alana membuat gadis itu meninggal kan Indonesia hanya untuk mengungsi mencari tempat aman dari ancaman ancaman yg dara layangkan untuk keluarga nya.

Berita itu menyebar luas membuat keluarga dara merasa kecewa dengan anak manjanya itu, dan tanpa di duga banyak para pengusaha besar menarik saham nya dari perusahaan keluarga dara membuat mereka benar benar gulung tikar hari itu hanya karna anak bungsu mereka yg manja berbuat ulah.

Puas dengan hasil karyanya Arkael menghampiri nata yg duduk di samping Nathan. Gadis itu hanya menatap datar dara yg terduduk dengan menangis tersedu sedu di tengah kantin yg kini kotor dan berantakan.

"Semua sudah berakhir honey" bisikan itu membuat Natasha menatap Arkael yg kini tersenyum lembut ke arahnya.

"Gue udah nemuin jawaban nya, Alana yaza Wiyata protagonis wanita, alister galen Pratama protagonis pria, aldara Dwi putri antagonis sebenarnya, dan Lo.... Natasha lovania andersn hanya sebuah antagonis pengganti untuk menutupi antagonis sebenarnya, figuran penting yg berperan kejam untuk menentukan siapa paling benar di antara mereka"

Natasha meneteskan air matanya melihat Arkael yg pergi menyampari Ela melakukan hal yg sama kepadanya dengan memeluk gadis itu, Ela? Gadis itu menangis memukul dada Arkael berteriak jahat mengumpat menyumpah serapahi pemuda itu.

🐼🐼🐼

Esok paginya Arkael tidak berangkat dan itu membuat Natasha panik, takut terjadi sesuatu dengan Arkael, Nathan? Seperti yg di perintah Arkael Nathan selalu ada di sisi Natasha seperti saat ini Nathan di buat pusing dengan keterdiaman Natasha.

Tak berbeda jauh Ela pun sama, dia merasa kehilangan sosok sandaran nya, Ela memang baru ketemu dengan Arkael namun rasa sayang sebagai kakak adik itu melekat di Diri Ela. Alana terus menerus membujuk ela yg seperti mayat hidup Alana merasa Arkael akan menghilang namun membuat luka bagi mereka.

"Sayang you okey?" Tanya alister kala melihat wajah cemas Alana menatap punggung Ela yg berjalan lesu ke kantin.

"Bisa kita cari Arkael secepatnya Lister? Aku ga mau luka ini menambah" ujar Alana membuat alister mengangguk setuju.

🐼🐼🐼

Sedangkan di rumah sakit Arkael di sibukan dengan pengobatan nya, pagi tadi Arkael merasakan sakit luar biasa, pemuda itu tidak pulang ke rumah melainkan kembali ke apartemen.

Sela selalu di sisinya selama dia ada di rumah sakit dengan menjadi seorang gadis cantik. Sistem nya itu sangat handal untuk membuat tuan nya nyaman berada di tempatnya.

"Tuan apa anda ingin sesuatu?" Sela menawarkan diri setelah keluar dari kamar mandi, Arkael menggeleng menatap pintu berharap ada yg menjenguknya.

Dan benar tak lama Virgo datang, pemuda itu menatap sendu Arkael, Virgo yg di mintai tolong oleh sela untuk membawa Arkael ke rumah sakit pagi tadi, karna pemuda itu benar benar berat.

"Gimana?" Tanya Arkael kala Virgo hanya diam. Pemuda itu menggeleng mengusap kasar air matanya.

"Kangker Lo udah stadium akhir, ga ada lagi persentase selamat karna Lo enggan kemoterapi, waktu Lo cuma 3 hari dari sekarang, gue.... Gue ga tau apa yg harus gue lakuin" Arkael menatap Virgo, dia sadar betapa sayangnya mereka para tokoh novel kepadanya. Dia jadi bersyukur ada di sini.

"Gue cukup bahagia di sini, gue punya keluarga, gue punya saudar, punya teman, dan punya cinta gue" ujar Arkael menatap sela yg tengah mengupas buah.

"Tuan apa anda ingin sesuatu?" Arkael menggeleng kembali menatap Virgo.

"Gue mau tidur bangunin gue kalo udah esok" Virgo nampak mengangguk membiarkan Arkael memejamkan matanya sedangkan sela masih berkutat dengan buah nya.

"Gue pamit duluan" sela nampak mengangguk membiarkan Virgo pergi, setelah Virgo pergi sela menghembuskan nafas nya.

"Apa anda ingin tetap di sini tuan?" Arkael membuka matanya tersenyum manis ke arah sela, namun tidak membuat sela salting dia sudah biasa melihat senyum pemuda itu

"Ga... Gue harus pulang" ujar Arkael di angguki sela.

"Tapi anda akan merasa sakit untuk itu apa tidak apa?" Arkael mengangguk.

"Demi menghilangkan jejak gue gue rela. Karna gue mau pulang" tekatnya benar benar bulat untuk kembali ke dunianya, sela tersenyum tipis lalu kembali mengupas buah dan Arkael sedikit demi sedikit mulai masuk ke alam mimpinya.

transmigrasi figuran boy (Completed)Where stories live. Discover now