bab 2 : novel aneh

1.2K 80 0
                                    

Saat ini arka maupun ataya berada di UKS. Dengan ataya yg telaten mengobati luka arka.

"Sebenarnya ada apa di novel kali ini... Aku benar benar lelah" ujar ataya merasa bingung, dirinya tidak di beri apa pun untuk bekal dari atasan nya.

"Apa kamu ga ada informasi lain? " tanya arka dengan sesekali meringis sebab ataya menekan lukanya.

"Kalo ada sudah dari awal aku tau nio" ataya kembali menekan luka arka karna kesal.

"Awwhh... Sakit aya... Sumpah niat ga si ngobatin aku" sentak arka membuat ataya meringis.

"Maaf maaf, aku kesal tadi"

Setelah selesai dengan urusan keduanya kembali ke kelas masing masing, di jalan ataya di samperin 2 gadis yg sepertinya teman ataya.

Apa autor lupa memberi tau kalau sela memasuki tubuh ataya yg merupakan most wanted girl?

Jadi ataya ini gadis populer karna keanggunan dan kelembutan nya, jadi jangan heran kalau ataya akan menjadi rebutan atau sorotan publik.

"Ata... Tadi kita liat lo di parkiran" ataya hanya mengangguk.

"Kok tumben lo mau belain arka? Biasanya lo acuh dan ga pernah mau ngomong sama dia" ujar gadis lain membuat ataya menyirit.

"Iya?? " nada bertanya itu membuat kedua gadis di depan nya menyirit.

"Lo kenapa sih? Lo lupa? " tanya gadis dengan name tag mawar

"Engghh... Kayaknya iyaa." Gadis bernama tag bilqis di samping mawar tadi menempelkan tangan nya ke dahi ataya yg lebih pendek dari dirinya.

"Ata lo beda hari ini" komentar bilqis membuat ataya diam.

"Ya udah ayo ke kelas bentar lagi bel" akhirnya ketiga gadis itu melangkah ke kelas melupakan tingkah ataya yg berbeda.

Sedangkan di sisi lain, arka tengah di hampiri 2 pria yg sepertinya teman pemilik tubuh.

"Btw ar... Gue liat Ata nolongin lo, biasanya padahal dia acuh ga acuh sama lo" ujar pria bernama tag revan.
"Positif tingking aja, mungkin ataya lagi mode bidadari" ujar pria di sampingnya, fahmi.

Jika revan penuh dengan ke-negatif tingking-an. Maka fahmi adalah pemuda penuh positif tingkingnya. Sedangkan arka netral. Dia akan mengimbangi antara pendapat kedua sahabatnya itu.

"Gimana? Bonyok lo udah perhatian belum? " arka menyirit mendengar pertanyaan revan.

"Kenapa sama nyokap bokap gue? " tanya arka kembali membuat revan dan fahmi pun ikut bingung.

"Kan lo tau sendiri lo pengen di perhatiin bonyok lo, kok sekarang lo tanya bonyok lo kenapa ke kita sih" ujar fahmi membuat arka hanya mengangguk.

"Mereka biasa aja sih" sahut arka dengan menatap sekeliling.

"Atau mungkin lo emang bukan anak mereka?" Ujar revan yg langsung mendapat jitakan dari fahmi.

"Udah ga papa, mungkin bonyok lo mau lo jadi yg terbaik, atau mungkin itu cara mereka mendidik lo" ujar fahmi merangkul arka.

Tanpa sadar arka mengukir senyum, ini adalah kelebihan fahmi, arka sampai takjub mendengarnya, katanya siapa pun yg berada di dekat pria itu senyum nya akan menular.

"Bener ya fah... Senyum lo emang nular" ungkap revan yg di balas senyum oleh fahmi.

Hingga saat akan sampai ke kelas, ketiganya berpapasan dengan ataya dkk. Revan dan fahmi menatap malas 3 gadis di depan nya, begitu pun hal nya dengan mawar dan bilqis yg menatap sengit mereka.

Sedangkan ataya dan arka masih bergelut dengan pikiran mereka, sebab tak sama sekali keduanya bisa berkomunikasi dengan batin, padahal di dunia awal keduanya saling berhubungan.

"Nio"

"Aya"

Keduanya berucap secara bersamaan yg mengundang rasa penasaran 2 sahabat mereka masing masing.

Tak lama seorang gadis cantik dengan versi imut merangkul lengan arka memisahkan jarak antara arka dan fahmi. Begitu pun tiba tiba pinggang ataya melingkar tangan kokoh, yg tak lain tak bukan adalah ravindra.

Kedua nya bingung apa yg tengah terjadi saat ini.

"Cewe manja" ejek ravin pada gadis manja yg bergelayut di lengan arka.

"Cowo songong" sahut cewe imut itu dengan wajah kesalnya.

"Ayo arka, kita kembali ke kelas, aku ga mau liat mereka" arka di tarik masuk oleh gadis manja itu.

"Oh maaf... Saya dan KEKASIH saya pun tidak ingin melihat kalian" sahut ravin menarik ataya masuk.

Kelas mereka berdampingan tapi yg membuat heran ataya adalah kenapa tokoh utama malah dekat dengan nya dan arka... Sama hal nya dengan arka pria itu pun merasa bingung dengan novel yg kali ini ia masuki.

"Aku harus cepet jelasin ke arka" gumam ataya lalu duduk tepat di samping ravin.

Selesai acara belajar mengajar, murid maupun guru mulai beristirahat, mereka berbondong bondong menuju kantin, tempat di mana mereka akan mengisi perut mereka yg keroncongan.

Begitu pula dengan arka dan ataya, bertepatan mereka keluar secara bersamaan. Dengan sesil yg menggandeng lengan arka di ikuti fahmi dan revan, begitupun dengan ataya yg di rangkul pinggangnya oleh ravin dengan mawar dan bilqis yg mengikutinya.

Mereka berjalan saling berurutan. Hingga sampai kantin hanya ada 1 meja yg kosong dan itu membuat mau tak mau kedua kubu ini harus saling berbagi.

Mereka makan dengan tenang, tanpa ada obrolan, hanya sesekali suara bilqis dan mawar yg bercanda gurau, fahmi dan revan yg saling berdebat, atau sesil yg sesekali merengek pada arka, dan ravin yg usil dengan ataya.

"Ke toilet" itu suara arka sepertinya dia perlu bicara dengan ataya. Tak lama arka pergi ataya berdalih kebelet dan berakhir keduanya kini ada di taman.

"Sel... Gimana? Kenapa malah tokoh utama ada di deket kita, bukan nya kita cuma figuran" ataya menggeleng dengan wajah pias, dia sendiri susah memakai kelebihan nya. Bahkan sepertinya gelar sistem miliknya sedikit demi sedikit menghilang.

"Ini semua salah ku" gumam ataya dengan wajah menunduk.

"Heyy... Liat aku... Ini bukan salah mu okey" arka mencoba menenangkan ataya.

"Ini semua salah aku el... Harusnya aku ga ambil resiko nerima tawaran atasanku, aku cuma terngiur sama cerita masa lalu dan yg aku dapet kalo masuk ke novel ini" arka melepas pelukan nya menatap ataya bingung.

"Maksud kamu? " ataya mendudukkan diri di kursi taman, di ikuti oleh arka.

"Aku di beri ingatan masa laluku, dulu aku manusia biasa sepertimu, dan karna suatu kejadian aku menghilang dan menjadi pemandu jiwa yg hilang, transmigrasi yg atasan saya buat ini menjadi wahana untuk mereka yg menunggu panggilan untuk di jemput" arka terdiam.

"Ada banyak sistem lain nya yg aku tau, dan aku sama sekali tak mengingat siapa aku sebenarnya, tapi waktu itu, atasan saya memberi tau kalau aku hanya alat percobaan.... " ataya menjeda ucapan nya kala tangan nya bersinar membentuk logo kucing robot, yg kemudian menghilang membuat ataya terdiam.

transmigrasi figuran boy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang