I wish that I could wake up with amnesia

10.4K 968 21
                                    

Tandain typonya ya!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tandain typonya ya!

Happy Reading!

Warning 🚫 Little bit spicy 🚫

***

Hari-hariku di Bestari entah kenapa tiba-tiba kacau. Aku sering kali hilang fokus saat rapat harian. Beberapa kali aku berjalan ke arah yang tak seharusnya. Lebih banyak diam dan bengong sambil sesekali menyentuh bibirku. Mengacak kasar rambutku. Kembali untuk fokus lagi. Lalu hilang kendali untuk bengong lagi. Begitu terus samapi kantung mataku mulai menghitam.

Aku bukannya tidak bisa tidur karena urusan percetakan atau book tour dari Dere dan Pak Gun. Bukan hanya itu saja hal yang berputar mengelilingi kepalaku saat ini. Lebih dari itu. 

Masalahnya lebih tidak masuk akal daripada hanya susah menghubungi Pak Gun yang sekarang sibuk menikmati masa tua saat banyak bibliophile merajuk untuk hanya sekadar Book Discussion.

Aku bahkan malu untuk melihat diriku sendiri di cermin.

Kalian bertanya-tanya bagaimana nasibku setelah Narendra menciumku tanpa aba-aba empat hari yang lalu?

Ya, peristiwa memalukan itu sudah empat hari berlalu. Bagaimana nasibku saat MCM masih harus melakukan editing video dan sesekali rapat dengan Bestari?

Dimanakah aku?

Tentu saja aku mencari berbagai macam alasan untuk tidak ikut datang. Mulai dari persiapan book tour hingga mencari-cari naskah yang bukan bagianku untuk mengedit. Aku tidak bisa bertemu dengannya. Tidak untuk sekarang. Hingga entah sampai kapan.

Karena..

"Terus.. Teruss. Terus sampai lo jedotin kepala lo untuk ketiga kali mbak."

Aku hampir membuat dahiku benjol lagi jika Anna tidak memperingatkanku. "Oh.." ucapku linglung.

"Lo kenapa, sih, mbak? Habis kena hipnotis apa gimana?" tanya Anna tak habis pikir dengan kelakuanku.

Aku menghela nafas berat. Kembali duduk dikursi kerjaku yang berdekatan dengannya.

"Lo.. oke?"

Aku menggelengkan kepala, sesaat sebelum kuanggukkan kepalaku sebagai jawaban benar untuknya.

Anna membalasku dengan tawanya. Lalu merubah sikapnya menjadi lebih serius dengan lipatan tangan di atas meja. "Gue penasaran deh. Ini ada hubungannya sama Narendra, ya?" tanyanya ragu.

Aku terdiam.

"Bener?"

"Kelihatan, ya?"

Anna tergelak. "Ya iyalah! Lo berapa kali selalu menghindari Narendra—bukan hanya pas rapat bareng MCM doang ya, tapi bahkan pas lo gak sengaja ketemu Narendra di lift," ucapnya menggebu-gebu.

COMEBACK MANTAN [TAMAT]Where stories live. Discover now