[Revisi] Kita adalah tragedi

13.6K 1.5K 52
                                    

"Diantar pulang siapa Mbak? Kok tumben duduk di depan?" ujar Ibukku yang baru saja keluar kamar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Diantar pulang siapa Mbak? Kok tumben duduk di depan?" ujar Ibukku yang baru saja keluar kamar.

Ibu ini keponya bukan main sekarang. Padahal dulu biasa saja. Sekarang bahkan tahu posisiku duduk saat di mobil.

"Ojol," balasku singkat.

Ibu menahan lenganku sambil memicingkan mata, seperti meragukan jawabanku.

"Kamu punya cowok, ya?" tanyanya menggoda sambil menusuk-nusukkan ujung jarinya ke rusukku.

Ya kan? Naluri ibu itu kenapa biasa tepat gitu ya? Maksudku kenapa gitu pas aku sedang diantar Narendra ibu tiba-tiba memperhatikan aku banget? Padahal kan aku malas suruh membahas topik ini.

"Ibu, aku masih minum. Kalau keselek gimana?" protesku. Ya gimana gak keselek kalau ibu nusuknya dititik geliku?

"Ya gak gimana-gimana. Yang harus digimanain itu status kamu. Bener kamu dianter cowok?" tanyanya lagi. Ini lama-lama ibu ngeselin sumpah. Bergaul dengan Bude dan Tante lambat laun ngerubah ibu jadi mirip mereka ya? Kepo parah dan kata-katanya langsung jleb!

"Iyalah. Driver ojol," balasku sembari meninggalkan ibu yang masih mengekor di belakangku.

Ibu sepertinya tak kehilangan akal untuk terus mengekor dan kepo. "Bukan itu maksud Ibu. Kamu di antar pulang Narendra ya?"

Aku segera berbalik ke arah ibuku. "Kok ibu tahu?" tanyaku super kaget.

Kan benar! Intuisi seorang ibu itu kenapa peka banget sih? Bukan hanya soal nemuin barang ilang doang ya, tapi timing yang tepat untuk ngelihat anaknya jalan sama siapa dan bisa jadi bahan rostingan.

Ibu membalasku dengan tatapan menggoda. "Ya tahulah. Siapa kemarin yang kejar-kejaran kayak pasangan lagi marahan di nikahannya Dimas? Udah kayak Kajol-Sharukan aja kamu mbak kejar-kejaran."

Lagian kejar-kejaran yang kayak film India jadul itu bukan keinginan aku juga. Siapa yang tidak kaget sekaligus marah kalau ketemu mantan yang proses putusnya gak baik-baik? Udah mantan cuma satu-satunya, tapi kalau inget selalu bikin mood ancur.

Aku memutar bola mataku sembari berbalik meninggalkannya. Malas menanggapi godaan ibu.

"Kamu masih marah sama Naren ya, soal bapak?" tanya ibuku skakmat.

Ibu terus mengekoriku sampai aku berada di depan kamarku. Membuka pintu dan melangkahkan kakiku ke dalam. Lalu berbalik untuk sekali lagi melihat ibu.

Ib menarik dalam sebelum menghembuskannya dan berkata, "Mbak, itu bukan salah Naren juga bukan salah kamu. Semuanya sudah terjadi—"

"Aku capek bu. Maaf," ucapku pelan sambil menutup pintu.

Aku bisa saja biasa menanggapi masalah Narendra, tapi kalau sudah urusannya dengan Bapak entah kenapa perasaan bergumuruh yang kian meremas hatiku jadi semakin sakit kurasakan.

COMEBACK MANTAN [TAMAT]Where stories live. Discover now