[Revisi] Pertemuan Kong Guan isi Rengginang

27.5K 1.9K 64
                                    

Ratusan orang berkumpul dalam gedung serba guna yang dibalut dengan dekorasi indah khas pesta pernikahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ratusan orang berkumpul dalam gedung serba guna yang dibalut dengan dekorasi indah khas pesta pernikahan. Mempelai pria dan wanita yang berdiri untuk menyalami tamu tak nampak raut lelah dari muka mereka. Begitupun raut muka keluarga besarku, tampak begitu bahagia. Kecuali Ibu yang tak sengaja saat tatapanya berpapasan denganku. Seolah mengirim pesan batin, "Adek kamu udah nikah, bulan depan paling udah punya momongan. Kamu nunggu sampe umur berapa puluh lagi buat rabi?"

Meski aku sudah sering mendengar keluhan ibu tentang "kapan nikah", tetap saja takut kalau sudah dihadapkan dengan tatapan itu. Andai ibu tahu kalau mencari pasangan itu tidak semudah membalikkan gorengan tempe. Kalau adikku, siapa juga yang tidak mau dengan mantu idaman, ganteng—enggak juga sih, bosan aku liat mukanya, warna kulit gelap khas orang jawa, tinggi, badan atletis, akhi-able, kalau kata pendamba mantu idaman "Uluh-uluh".

Aku bukanya tak kalah "uluh-uluh". Aku cantik—kalau waktunya pas misal baru aja makeup, aku putih—apalagi kalau setelah cuci muka, aku nggak tinggi—justru makin imut nggak sih, aku pinter—setidaknya pas SD selalu juara 1, kerjaan oke—khas budak korporatlah, sopan, santun, aduh kalau diterusin berasa nulis novel.

Tapi emang pesona ini hanya bisa dilihat lewat hati yang suci. Jadi bukan untuk sembarangan orang. Hahaha.

"Lo kabur-kaburan mulu dari tadi gue liat Mbak," tanya Anna yang kini menarik bangku kosong di sebelahku.

Anna memang si rakus namun tetap kurus. Bayangkan ini adalah piring ke lima dari sembilan menu yang rencananya akan ia coba semua.

"Lagi menghindari Ndoro Ibu."

"Kenapa? Dijodohin lagi? Iya sih, momen nikahan gini apalagi banyak yang datang adalah momen yang tepat untuk para ibu mencari mantu," katanya lalu melahap satu suapan nasi opor ayam hangat. Buset, baru aja diajak ngobrol sebentar udah tinggal separuh aja makanannya.

"Gue tuh udah terlanjur janji sama Ibu buat bawa cowok ke sini—"

"—trus cowoknya mana?"

"Nah itu dia. Ya dikira bawa gandengan semudah membalikkan gorengan tempe?"

"Bawa aja kali anak marketing atau IT gitu. Kan masih unyu dan cakep-cakep tuh."

"Lo kira gue sugar mommy?"

"Siapa juga kali mbak yang gak mau sama lo? Lo tuh cantik, cuma rada keliatan dingin dikit sejalanlah sama kerjaan lo si tukang marah-marah. Hidung lo kecil tapi mancung, mata lo lebar standar orang asia sih tapi bulu mata lentik. Pipi walau nggak masuk kategori chubby tapi cukup berisi. Aduh lo itu definisi muka judes tapi imut."

"Wahh makasih loh. Gue sendiri gak pernah menggap gue jelek juga Ann."

"Iya sih, kepribadian emang sangat berpengaruh dalam sebuah hubungan."

"Jadi menurut lo gue gak laku-laku karena kepribadian gue jelek?"

"Bukan jelek sih mbak, lo kebanyakan marah dan judesnya. Belum lagi lo kaku banget. Ya jadi banyak yang minder mau deketin lo. Padahal dalemnya mah letoy kayak tahu sutra. Diputusin mantan aja move on nya masih on going sampai sekarang."

COMEBACK MANTAN [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang