[Revisi] Sebuah Kesepahaman

10.7K 1.1K 24
                                    

Playlist kali ini dari Jungkey ft Vincent Blue – Baby

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Playlist kali ini dari Jungkey ft Vincent Blue – Baby.

Suaranya bener-bener adem banget, dan flow lagunya romantis namun pedih dalam satu waktu.

Sama kayak yang Narendra dan Ara rasain di part ini.

***

Ada satu hal yang ingin kutanyakan sebelum pembahasan paling pentingku dengan Narendra. Pertama, ini dia mau ajak aku ke mana, ya? Maksudku biar aku sesuaikan dengan outfit yang akan ku pakai sekarang, kan?

Aku bukannya mencoba tampil cantik untuk menarik perhatian Narendra, ya! Hanya saja kalau dia tiba-tiba ngajak ke restoran fancy sedangkan bajuku kasual pake jeans dan kaos kan malu-maluin.

Eh—bukan berarti berharap diajak ke restoran fancy juga.

Aku sibuk memilih baju saat ibu tiba-tiba membuka pintu kamarku yang tak terkunci. Ia kaget karena pemandangan yang seperti kapal pecah di depan matanya. Ibu bahkan curiga padaku kalau aku akan pergi jalan dengan cowok, meskipun benar, tapi aku membantahnya.

Maaf Anna, aku menggunakan namanya untuk sebab yang konyol.

Biarpun ibu datang dengan tujuan kembali membuatku seperti tentara romusha untuk kebun bunganya, ia membantuku memilih baju. Mid long pencil skirt kotak-kotak krem cokelat dengan blouse putih simpel berlengan pendek, yang sangat manis saat aku kenakan.

Setidaknya baju ini cukup kasual dan tidak terlalu memalukan kalau Naren ajak aku ke restoran fancy.

Sekitar tiga puluh menit kemudian aku sudah rapi dan bersiap pergi. Tentu saja aku suruh dia menunggu jauh di ujung gang. Tahu gak, sih aku seperti anak SMP yang takut kepergok pacaran sama orang tuanya.

Bodo amatlah. Lagian kalau ibu tahu Naren jemput, pasti bakal jadi bual-bualan. Ibu itu meskipun kemarin kita sedih-sedihan macam itu, setelan pabriknya tetep suka ngeledek. Jadi dari pada nanti malah runyam, mending diam-diam.

Lagian, kan Naren cuma menjelaskan kesalahpahaman. 

Ngomong-ngomong, tadi Narendra sempat menghubungiku kalau ia sudah sampai sekitar satu jam lalu. Kenapa baru bilang saat aku baru tanya, sih?

"Hai, Ra," sapanya sembari tersenyum ke arahku.

Aku segera duduk di kursi penumpang, membalasnya dengan deheman singkat. Sibuk dengan tanganku yang menarik sabuk pengaman.

"Kita berangkat, ya?" tanyanya. Aku kembali membalasnya dengan anggukan singkat, tanpa kata-kata.

Ia membawa mobilnya membelah jalanan ibu kota yang tidak terlalu padat di pagi hari. Beberapa jalanan ditutup karena CFD.

"Kamu hari ini free sampai jam berapa?" tanyanya sedikit membagi konsentrasinya padaku.

"Belum tahu."

COMEBACK MANTAN [TAMAT]Where stories live. Discover now