1|| Tentang luka Jimin

Mulai dari awal
                                    

"Iya bu!"

Dengan kepala yang masih berdenyut Jimin kembali bangkit dari duduknya dan berjalan pelan menuju ruang tengah. Disana sudah ada ibu yang berdiri memandanginya sambil melipat tangan.

"Ngapain ajah sih kamu? Taehyung bakal lambat kesekolah, sana cepet!"

Jimin mengangguk pasrah lalu mengambil tasnya, "Jimin pamit yang bu," pamitnya yang ingin salam tapi ibu menarik cepat tangannya.

Jimin hanya bisa tersenyum tipis kemudian berlalu dari depan ibu menuju pekarangan rumah. Diluar mobil sudah terparkir dengan Taehyung yang sudah duduk manis  didalam mobil.

"Tae, nggak duduk di depan ajah?" tanya Jimin yang sudah memasuki mobil.

Namun taehyung tidak menanggapi sedikit pun dan masih fokus ke ponselnya. Setelah tak mendapatkan respon Jimin memilih untuk diam saja dan segera melajukan mobilnya dengan sedang.

Dia memang setiap hari harus menyetir untuk Taehyung, kata ibu dia memang pantas untuk menjadi supir. Tapi menurut Jimin itu bukan celaan untuk dirinya, dia masih beruntung karena masih bisa kesekolah.

"Woi berhenti disini!" ucap Taehyung.

Jimin mengerutkan keningnya, sebab sekolah masih sangat jauh jadi untuk apa Taehyung menyuruh Jimin berhenti.

"Kenapa, Tae?"

Taehyung berdecak sebal, "Udah kalau gw bilang berhenti ya berhenti! Banyak bacot lo!"

Karena paksaan dari Taehyung Jimin menghentikan mobilnya. Tempat itu cukup sepi dan Jimin kembali bertanya-tanya kenapa Taehyung ingin berhenti di tempat seperti ini.

Taehyung terlihat turun dari mobil kemudian berjalan menuju depan, "Turun!"

Jimin mengikuti perintah Taehyung dan segera turun dari mobil, "Kenapa, Tae?"

Taehyung tanpa menjawab mendorong Jimin dari dekat mobil dan masuk kedalam lalu menutup pintu dengan keras.

"Gw nggak sudi satu mobil sama lo!" ucapnya segera melajukan mobil dengan kencang.

"Taehyung! Tae!" teriak Jimin sambil mengejar mobil milik Taehyung.

Nihil, pemuda itu tidak akan berhenti hanya karena melihat Jimin yang mengejarnya. Saat melihat mobil sudah sangat jauh darinya Jimin memilih berhenti mengejar dan hanya menatap kendaraan itu dengan sendu.

Ini memang bukan pertama kalinya, itulah mengapa Jimin sebenarnya lebih suka kesekolah menggunakan angkutan umum atau ojek karena Taehyung yang selalu saja meninggalkannya di tengah jalan begini.

Masalahnya kali ini adalah hari senin dan dan dia harus pagi untuk upacara, di wilayah sekitar juga nampak sepi dan tidak ada kendaraan sama sekali yang lewat. Karena tidak ada pilihan lain Jimin memilih untuk berlari sembari menunggu siapa tau ada kendaraan yang bisa dia tumpangi.

"Jimin!"

Jimin menghentikan larinya dan menoleh kebelakang, mendapati pemuda yang tidak asing baginya. Jimin akhirnya bisa bernafas lega. Itu teman karibnya, jiwoo.

"Kenapa jalan kaki?" tanya Jiwoo menghampirinya.

Jimin hanya tersenyum, "Nggak papa."

Ending [Vmin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang