"Iya, iya. Ya udah kalian mending ke ayunan sana aja, bagi bagi  permen coklat nya. Jangan pada serakah" Nasehat tika pada ke empat nya, wanita itu menekan kata serakah sambil menengok ke arah putri nya.

Gistara mendelik, memanyunkan bibir nya. "Ya udah, aku sama anak anak ke sana dulu ya nda, babay " Pamit nya yang langsung berjalan menuju ayunan pinggir kolam.

Sampai di taman kecil samping kolam, gistara langsung menuju ayunan dan duduk. Ketiga anak tadi, berdiri di hadapan gistara, sambil menunggu kakak sepupu nya itu, memilah milih permen kesukaan nya.

Gistara menyisihkan hampir semua permen coklat rasa stoberi, dan sisa nya ia kasih  kepada. Zehan, zahir dan zaki.

"Udah, kakak ambil ini aja. Sisa nya buat kalian" Ucap gistara sambil menunjukan permen coklat yang ia ambil.

"Ambil ini aja, tapi ambil nya banyak banget" Cibir zahir, sambil menatap kotak permen yang di berikan gistara.

"Iya! Sisa nya hampir setengah dari permen coklat yang pipu kasih. Kita kan bertiga, mana cukup?! " Saut zakir.

"Itu tu banyak, kalian masih kecil. Ga boleh makan permen banyak banyak nanti gigi nya ompong" Bela gistara, saat diri nya di pojok kan.

"Gapapa lah kakak ambil segitu, aku ga suka coklat kok. Jadi itu buat kalian aja" Ujar zehan pada dua adik nya.

Mendengar ucapan zehan, gistara tersenyum manis. Lalu memberikan kedipan serta tangan yang berbentuk hati.

Sedangkan zahir dan zakir, memasang muka ingin muntah saat melihat gistara memberikan tangan berbentuk hati pada zehan.

***

Semua tamu, menikmati pesta keluarga dineschara. Dengan tubuh yang bertopang pada sebuah tongkat kayu. Tuan abirama, atau yang di sebut pipu oleh gistara dan triplets Z. Kini sedang berbincang bincang dengan tamu, dan beberapa kolega bisnis nya.

Mempunyai bisnis properti dan tas yang cukup terkenal, tentu saja tamu yang datang pada malam ini pun. Bukan orang orang sembarangan.

Sepasang suami istri yang baru saja datang, menghampiri tuan abirama.

"Paman? ".

" Hei al, ya ampun " Kaget tuan abirama  saat tau siapa orang yang menghampiri nya.

Suami istri tersebut tersenyum melihat reaksi pria tua yang ada di hadapan mereka, " Iya paman, ini al. Lama sekali tinggal di negri orang, sudah tidak ingat kami ya? " Tanya orang yang di sebut al itu, dengan nada bercanda.

"Al raygar dendara, seorang pengusaha yang kini nama nya sedang hangat di perbincangkan, bagaimana aku tidak ingat dengan mu " Ucap nya, sambil penepuk pundak al. Kedua nya sama sama terkekeh, " Apa kabar, al " Tanya nya.

"Baik paman, paman apa kabar? ".

" Kau bisa lihat sendiri kan? Ya, namanya juga kakek tua. Beginilah kondisi ku saat ini" Terang nya.

"Ini syana ya? " Tanya tuan abirama.

Wanita yang di panggil itu pun, mengangguk kan kepalanya. "Iya paman, aku syana, apakah paman sudah lupa dengan ku? " Tanya syana dengan nada sedikit dibuat merajuk.

" Sedikit haha, aku memang sudah benar benar tua, " Aku nya."Dimana raygar kecil? Apakah tidak ikut?".

" Dia sebentar lagi sampai, mungkin masih di jalan " Jawab al.

"Pasti dia lebih tampan dari Suami mu, ya kan sya? " Gurau nya.

"Tentu saja, paman! Dia bahkan sangat tampan" Saut syana, sambil memasang wajah bangga. Kemudian tertawa bersama.

Al yang mendengar itu, mendelik. Anak nya tampan juga kan, turunan dari nya.

" Sorry, yah bun. Aku telat " Ucap seseorang dari belakang, mereka pun menoleh bersamaan. Seketika senyum tuan abirama terbit, " Ini pasti, asena  ya?" Tanya nya langsung saat remaja laki laki itu menjabat tangannya.

Pemuda itu tersenyum " Iya tuan, salam kenal saya nawasena " Ucapnya memperkenalkan diri.

"Ternyata raygar kecil sudah semangkin tinggi saja ya" Kekeh nya.

"Terakhir bertemu saat kau ikut ayah mu ke kantor ku, kau masih sepinggang nya, sekarang tinggi kalian sama " Ucap Rama takjub.


































You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 24, 2024 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

GISTARAWhere stories live. Discover now