•••

Tok tok tok

"Masuk"

Terlihat seorang wanita berparas cantik dengan stelan jas berwarna merah maroon dan bawahan rok span sebatas lutut,gadis itu berjalan ke arah meja atasannya sembari membawa beberapa berkas.

"Permisi pak,ini berkas yang harus bapak tandatangani"ucap Mauren sembari meletakan berkas yang ia bawa tadi di atas meja.

"Hm, sekarang kamu boleh pergi"ucap seseorang itu yang sedari tadi masih terfokus pada laptopnya.

Mauren mengangguk,dirinya lantas pergi dengan perasaan sedikit dongkol,kedua tangannya terkepal untuk menyalurkan segala rasa emosi.

"Tuh orang gak bisa lihat gue sekali aja apa?!"kesal Mauren sembari menatap Alka sinis dari kejauhan.

Bukan kali pertamanya Mauren kesal terhadap pria yang sudah lama ia idam idamkan itu,wajah tegasnya dan tatapan tajam nan dingin pria yang saat ini tengah menandatangani semua berkas yang tadi di berikan olehnya membuat Mauren harus benar benar extra sabar.

Bukan hanya Mauren bahkan hampir semua karyawati yang bekerja di perusahaan itu juga mengagumi sosok Alka,laki laki berwajah bule dengan sikapnya yang cuek.

Mauren menghela nafasnya panjang,susah sekali menarik perhatian atasannya itu, padahal dirinya sudah berusaha berpenampilan sebaik mungkin agar di lihat oleh Alka namun apa yang ia dapat tadi?sikap acuh dari pria dingin itu.

"Kenapa Lo?balik dari ruangan bosgan kok di tekuk?"ucap Mia salah satu teman Mauren yang dimana meja kerja wanita itu bersebelahan dengan mejanya.

"Mi,tips buat luluhin hati tuh gimana?"tanya Mauren menatap Mia dengan wajah sedih.

"Kenapa Lo?aaaa atau jangan jangan Lo di cuekin lagi ya sama pak Al?"tebak Mia membuat Mauren berdecak sebal.

Mia terkekeh,dirinya benar benar di buat heran dengan kelakuan teman sekantornya itu.

"Ngapain Lo ketawa?!"sarkas Mauren membuat Mia langsung menghentikan kekehannya.

"Lagian Lo ngebet banget sama tuh bosgan"ucap Mia.

"Emang kenapa?gak boleh?lagian yang ngebet juga bukan gue doang kali tapi hampir semua karyawati yang kerja di sini."

Mia menganggukkan kepalanya pertanda menyetujui omongan Mauren,
"Bener juga sih,tapi kan mereka gak kayak Lo ngebet banget"

"Lagian ya Ren ya,apa sih yang Lo suka dari tuh bosgan?kan Lo tau kalo dia tuh dinginnnyaaaa melebihi kutub Utara"ucap Mia

"Justru itu gue pengen dapetin dia,"sahut Mauren

"Jangan bilang lu cuma karena penasaran doang?atau Lo cuma pengen tenar nama doang?toh kalo semisal nih ya Lo sama tuh bosgan jadian otomatis nama Lo bakalan buming"ucap Mia membuat Mauren mengangguk

"Jadi bener Lo cuma pengen itu semua?makannya ngebet banget sama pak Al?"imbuh Mia lagi membuat Mauren langsung menggelengkan kepalanya.

"Gila Lo,ya nggak lah!"sela Mauren,gadis itu lalu memfokuskan perhatiannya ke arah tumpukan dokumen.

"Dih,tinggal bilang iya aja gengsi bener"sahut Mia,wanita itu lantas pergi ke mejanya.

•••

Di sinilah Naya sekarang ,di depan kampusnya.
"Nay"panggil Devan ketika Naya kini hendak membuka pintu mobil.
Naya menoleh,niatnya kini langsung terurung karena Devan yang tiba tiba memeluknya dari arah samping.

Ada apa dengan Devan?
Kenapa laki laki itu terlihat berbeda hari ini?
Apa ada sesuatu yang ia sembunyikan?tapi apa?

Naya melepaskan pelukan Devan dengan segala kekuatannya pasalnya laki-laki itu yang memeluknya semakin lama semakin erat.
"Devan ,Naya gak bisa nafasss"ucap Naya kesusahan membuat Devan mau tak mau melepaskan pelukannya.

Tatapannya kini terjatuh ke sepasang manik mata yang terlihat teduh dan menenangkan.
"Devan kenapa sih?lagi ada masalah ya?"tanya Naya menatap wajah Devan dengan kebingungan.

"Iya, sedikit"ucap Devan , laki-laki itu berusaha menyingkirkan rasa sesak yang sedari tadi membelengguhnya.
Tangan Naya terangkat, gadis itu kini mengelus pipi Devan membuat Devan memejamkan matanya,apakah ini usapan lembut terakhirnya yang akan ia rasakan dari tangan Naya?

"Devan"

"Nay"

Panggil keduanya secara bersamaan.
"Ya Devan?"tanya Naya kini tatapan keduanya saling beradu.

"Kamu sayang sama aku Nay?"tanya Devan menatap matik mata Naya lekat.

"Kenapa Devan nanya gitu?bukannya Devan udah tau jawabannya?"tanya Naya balik membuat Devan tersenyum.
Benar kata Naya, seharusnya ia tidak mempertahankan perihal itu karena ia sudah pasti tahu jawabannya.

"Nay,kalo semisal kita emang gak bisa bersama kamu-"

"Nggak!!!"selah Naya menatap Devan dengan garang.

"Devan gak boleh ngomong gitu!kita bakalan bersama Devannnn"ucap Naya membuat tenggorokan Devan tercekat.

Sementara itu,Naya menatap sebal ke arah Devan,tangan gadis itu menyilang.
"Emang ada apa sih kok tiba tiba bahas itu?!"kesal Naya.

Devan menghembuskan nafasnya pelan,tangannya lalu meraih tangan Naya untuk di genggamnya,
Naya menoleh,tatapannya kini tertuju pada Devan.

Devan memberikan sebuah amplop besar kepada Naya dengan perasaan campur aduk,mungkin ini sudah saatnya.

"Ini apa?"tanya Naya ketika amplop itu sudah berada di tangannya, sementara Devan? laki-laki itu hanya tersenyum.
"Bukannya nanti aja ya kalo udah di rumah"ucap Devan membuat Naya mengerutkan keningnya.

"Kenapa gak sekarang aja?"tanya Naya membuat Devan menggeleng.
"Jangan di rumah aja"ucap Devan membuat Naya mengangguk.

Bagaimana bisa laki-laki itu sanggup melihat respon Naya ketika mengetahui isi dari amplop tersebut.
Sungguh dirinya benar benar tidak ingin hal itu terjadi.

"Okee,yaudah kalo gitu Naya pergi dulu ya"ucap Naya sembari membuka pintu mobilnya.
"Hati hati,inget jangan nakal,jangan makan yang pedes pedes"ucap Devan yang dibalas anggukan oleh Naya.
"Siap!"ucap Naya sambil memperagakan gerakan hormat.

Devan terkekeh,"aku pergi dulu"ucap Devan membuat Naya tersenyum,gadis itu lalu memundurkan langkahnya.

"Daaaaahhhhh"ucap Naya melambai lambaikan tangannya ke atas tatkala mobil sport Devan kini sudah berjalan.

Naya menurunkan tangannya,dirinya tersenyum,hatinya terasa sangat senang sekarang.
"Kira kira Devan kasih apa yah?"guman Naya,gadis itu lalu terkikik ketika sekelebat bayangan puisi romantis yang di rangkai oleh cowok itu,
"Ayo nayaaaa jangan gila duluu"gumannya lagi.
Naya lalu berjalan lebih cepat ke dalam kampus yang pastinya dengan perasaan yang membuncah.
Sungguh ia sangat sangat ingin membuka amplop itu.[]

Aduh andai saja Naya tahu isinya apa huhu🥺🥺
Siap part berikutnya nggak?😁
TBC ygy:*
Salman: Author terimut wkwkwk

AlkanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang