ALASAN KE SATU

133 16 1
                                    

ALASAN KE SATU

◆ ◆ ◆

Sharon terbangun mengulurkan tangan mencari ponselnya, melihat tanggal dan kembali menghembuskan napasnya. Tubuhnya kembali meringkuk di bawah selimut tebalnya kemudian menangis seorang diri di pagi hari. Lagi. Hari ini dia kembali menangisi laki-laki itu.

Kemarin saat membuka mata, Sharon terkejut ketika mendapati dirinya berada di kamar apartementnya di Toronto. Perempuan itu lebih terkejut lagi ketika dia melihat ponsel dan tanggal yang tertera disana menunjukkan hal janggal. Sharon mencoba bertanya ke salah satu pegawai hotel tempatnya bekerja namun hasilnya sama dengan ponselnya. Dia kemudian berlari ke lobby apartement, bertanya pada petugas di sana dan hasilnya sama.

Sharon kembali ke waktu tiga tahun lalu. Lebih tepatnya sebulan sebelum dia bertemu dengan Akram.

Setelah puas menangis rasa patah hatinya, Sharon memutuskan untuk tidak terlibat dengan Akram dan jalan satu-satunya adalah mengabaikan chat Keyla nantinya yang diprediksi oleh Sharon akan masuk sekitar jam 10 malam nanti.

Hari ini dia bekerja dengan gelisah. Dia terus menerus menatap ponselnya, mengabaikan ajakan makan siang seperti biasanya dari teman kerjanya. “Sharon, kamu baik?”

Matanya bertemu tatap dengan Rhea salah satu pâtissier yang bertugas untuk jam makan siang ini. “Kurasa.”

Rhea memutar bola matanya malas. “Morning report tadi sangat menyebalkan, bukan. Terlebih David sialan itu.” umpat Rhea kesal ke General Manager mereka yang beberapa hari ini sedang tidak dalam mood yang bagus.

“Kamu. Lebih baik berbaikan dengan David.”

No, Sharon! Dia lebih memilih Nancy. Aku bisa hidup tanpa David.” Rhea menjawab dengan sangat yakin yang hanya dibalas sebuah senyum oleh Sharon. Tiga tahun nanti ketika hubungan Sharon benar-benar hancur dengan Akram, Rhea memberikan kabar jika dia kembali bersama dengan David.

Perasaan Sharon kembali tercabik ketika dia ingat kembali hubungannya dengan Akram. Terlebih ketika dia pulang ke apartement yang kosong seperti hatinya. Perempuan itu jatuh terduduk mengingat bagaimana dia bisa jatuh cinta dan hancur pada laki-laki bernama Akram. Akram laki-laki yang baik terlepas mereka menikah karena terpaksa. Dia dan Akram sudah sama-sama dewasa untuk mempertanggung jawabkan perbuatan mereka. Sampai Sharon mendapati Akram berselingkuh darinya.

◆◆◆ ◆◆◆

[“Sharon, lo harus pulang di acara pernikahan gue nanti. Harus.”]

“Akan aku usahakan.” Sharon mau tidak mau mengangkat panggilan dari Keyla yang terus menerus menerornya sedari satu jam yang lalu. 

[“Ck, jangan hanya bilang iya dan iya. Kemarin waktu gue tunangan juga lo cuma bilang iya dan hasilnya lo nggak pulang dengan alasan sibuk.”]

Sharon menghela napas lelahnya sebelum menjawab telepon dari sepupunya. “Iya, Keyla. Aku usahakan, tapi aku nggak janji.”

[“Waktu ulang tahun Nyonya Agung Elizabeth juga lo janji pulang tapi nggak ada pulang, tuh.”]

“Sorry. Waktu itu memang cuaca penerbangan nggak bagus.”

[“Awas kali ini beneran janji harus pulang, Sharon.”]

“Iya.” jawab Sharon singkat dan dengan itu Keyla mau menutup panggilan mereka.

Dia tidak akan pulang sampai kapan pun. Sharon tidak peduli Keyla membencinya atau Neneknya, Elizabeth juga membencinya. Karena Sharon tidak ingin bertemu dan berhubungan lagi dengan Akram. Dia sendiri tidak tahu sampai kapan hatinya yang terluka akan sembuh.

ALASANNYAOù les histoires vivent. Découvrez maintenant