Masa kecil ku ( 1 )

304 117 7
                                    

    Sebut saja nama ku Hellen, aku dilahirkan di kota wali. Profesi ku adalah seorang pendidik pada salah satu sekolah swasta. Aku anak bungsu dari delapan bersaudara, tujuh perempuan dan satu laki - laki.

    Mungkin ibu ku ingin anak bungsu nya adalah anak laki- laki tapi apa mau dikata Tuhan berkehendak lain aku ditakdirkan sebagai anak perempuan, setiap hari aku selalu memakai kaos oblong dan celana pendek, tak punya rok layak nya anak perempuan lain nya, bahkan rambut ku tak boleh panjang, model rambut selalu potong ala Demi Moore aktris terkenal yang membintangi film Ghost, kadang aku protes sama ibu ku " mi, kenapa sih aku didandanin kayak anak cowok ? Padahal aku cewek loh mi !". Dengan enteng nya ibu jawab pertanyaan ku " udah lah tinggal pake aja, kamu jangan protes, karena mimi pengen punya anak cowok !".

    Percuma debat apa lagi protes sama ibu, yah sudah lah aku tak mau buat ibu sedih apa lagi menitikkan air mata, aku gak mau jadi anak durhaka. Sejak SD mainanku bukan lah boneka layak ny anak perempuan pada umum ny, bahkan aku tak punya sama sekali. Aku tak menuntut ibu membelikan boneka karena aku sadar jangan kan untuk membeli boneka makan sehari - hari saja cuma sepiring nasi ditemani dengan krupuk dan kecap. Mainan ku adalah layang - layang, kelereng. Mainan anak lelaki pada umum nya.

    Hari ini aku masuk SD betapa bahagia nya aku. " mi, cantik gak dede pake baju seragam sekolah ? " tanyaku. " Wah cantik sekali anak mimi."jawab ibu . " nanti dede diantar ma mimi ya, dede belum berani berangkat sekolah sendirian, takut mi" rengek manja ku. " ya, pasti mimi antar tapi dengan satu syarat dede jangan nakal ya". " ok siap bu bos". " Hellen, ayo berangkat. Kita jalan kaki ya, itung - itung olah raga ". kata ibu ku. " ok siap bos ". Jarak rumah menuju sekolah lumayan cukup jauh, tapi kami terbiasa jalan kaki. " Hai Hellen ! " sapa tetangga ku, nama nya Tono. Dia juga satu kelas dengan ku. Tak terasa aku dan ibu sampai di depan sekolah.

    Aku menimba ilmu di SD TUNAS BANGSA. " tunggu di sini sebentar ya, mimi akan tanya sama ibu guru di mana kelas mu. Setelah menunggu cukup lama akhir nya muncullah sosok perempuan paruh baya keluar dari kantor ruang guru, lalu kami pun berjalan menuju kelas. " Nah, dede duduk di sini ya mimi tunggu di luar, belajar yang rajin ya ". Lalu mimi keluar dari kelas dan menatap ku lewat jendela sambil tersenyum penuh harap.

     Tak lama ada sosok makhluk manis dia menghampiri ku " Hai, nama ku Syareefah. Nama mu siapa ? Boleh kah aku duduk di sini ? Kita satu meja ya karena aku tidak dapat meja dan kursi ". " Hai juga, nama ku Hellen, sila kan duduk di sini dari pada aku gak punya teman " jawab ku .

    Tak lama kemudian datang lah ibu guru memasuki ruang kelas 1 beliau biasa disapa dengan ibu Tini, nama lengkap nya adalah ibu Sukartini beliau juga menjabat sebagai kepala sekolah. Beliau juga mempunyai cucu yang duduk juga di kelas 1 SD nama nya Wiwiek alias Wiwiek Novianti. " Anak - anak sebelum kita mulai belajar ayo kita berdoa dulu, siapa yang mau pimpin doa ? " tanya beliau dengan bijak. Tiba - tiba ada anak laki - laki akrab dipanggil Chandra mengacungkan jari " saya bu ".

     Suasana kelas pun hening sejenak karena kami mulai berdoa memohon kepada Allah agar dimudahkan dalam belajar. Selesai berdoa lantas bu Tini mulai mengajar, beliau menulis di papan tulis dan kapur pun bergoyang dengan lincah nya. " Anak - anak hari ini kita akan belajar tentang huruf abjad ya yuk kita tulis huruf A - Z, ayo siapa yang sudah selesai menulis bawa ke meja ibu dan dinilai !"kata bu Tini. " iya bu". " Hellen sudah selesai belum menulis nya ? " tanya Wiwiek kepada ku. " belum " jawab ku. Lantas wiwiek maju menuju meja ibu guru, dia anak yang lumayan cerdas kemudian ia menyerahkan buku dan bu Tini pun menilai hasil tulisan teman ku, disusul Syareefah, Siti pun tak mau ketinggalan.

   Aku pun ikut menyerahkan tugas dan berharap dapat nilai yang tinggi. Angka 8 mendarat di bukuku, " alhamdulillah". Bisik ku dalam hati. Lonceng menjerit menandakan waktu istirahat. Seluruh siswa & siswi baik kelas 1 - 6 berhamburan meninggalkan ruang kelas menuju kantin dan kita jajan sesuka hati. Aku menghampiri mimi untuk meminta uang " mi, minta uang dede pengen jajan es ". Mimi memberikan uang sebesar Rp. 100,00. dengan uang aku bisa membeli es lilin, gorengan bakwan dikasih saos tomat.

Ghendak Ongoing Where stories live. Discover now