Masa kecil ku ( 2 )

238 108 1
                                    

    Ku lihat jadual pelajaran yang terpampang pada dinding kamar dengan sigap ku ambil buku ; bahasa Indonesia, matematika, dan agama Islam, lalu ku masukkan buku - buku tersebut dalam tas bergambar donal bebek kartun favorit ku.

   Entah mengapa aku suka tokoh kartun tersebut, bahkan saudara ku memanggil ku dengan sebutan donal bebek, mungkin karena mulut ku yang cerewet sehingga diidentikan dengan si donal hehehe. " selesai belajar nya ? Cepat tidur, sudah malam nanti telat loh ke sekolah nya ! " perintah mbak ocha namun mata nya masih tetap asyik membaca " Gadis " . " ya, mbak " sahut ku pendek. Jam dinding menunjukkan pukul 20.30 WIB itu tanda nya aku harus pergi ke alam mimpi.

   Ku coba memejamkan mata tapi entah mengapa mataku seolah - olah enggan untuk terpejam. Ku miring kan badan ku ke kiri kemudian ke kanan, tak lupa ku baca doa sebelum tidur. " Seperti nya ada yang kurang nih, tapi apa ya ? Oh ya, biasa nya ritual sebelum tidur aku harus memegang lengan tangan ibu " desis ku dalam hati.

  Tanpa aba - aba komando segera ku bangun dari tempat tidur, lalu berjalan menuju pintu dan pintu hampir terbuka tapi ada pertanyaan dari si nenek sihir " hei mau kemana ? Ayo lekas tidur, sudah malam ! Bandel nih suruh tidur susah amat ! " bentak mbak ocha.

   Tak ku hirau kan pertanyaan itu, lantas aku menghampiri ibu yang masih asyik menonton televisi, tak ku lihat kakak sulung ku mungkin mbak Mia sudah tidur. " kenapa belum tidur ? Sudah malam loh, besok sekolah kalau tidur nya malam nanti bangun nya kesiangan dan terlambat ke sekolah lalu dihukum berdiri di depan kelas, mau seperti itu ? " tanya ibu. " dede ga bisa tidur kalau ga pegang lengan mimi " jawab ku sambil memegang tangan ibu. " ya sudah yuk tidur, mimi juga sudah ngantuk " ajak ibu.

   Kami menuju kamar, letak nya tak jauh dari ruang tamu. Ku buka pintu, mbak ocha tampak sudah merebahkan tubuh nya yang ringkih pada sebuah dipan, ku dengar sayup - sayup suara menggerutu " dasar aleman, manja udah gede, udah sekolah masih aja minta kelon huhhh " ejek mbak ocha. " wekkkk " [aku menjulurkan lidah dan melotot ke arah nya ]. " sudah jangan berisik malu ma tetangga ! " bentak ibu. 

    Kami pun berbaring telentang, ku lancarkan serangan ritual ku, ku peluk lengan tangan ibu yang masih padat berisi. Tanpa disadari ku terlena dalam buaian mimpi. Tak terasa waktu begitu cepat, ku dengar ayam jago berkokok dengan lantang [ kukuruyukkkkkkk ] ayam jago itu milik tetangga samping rumah, masih enggan untuk bangun, aku pun masih betah rebahan di kasur.

    Krekkkkk pintu kamar terbuka, tampak sosok wanita paruh baya menghampiri, lalu duduk di samping ku " sudah pagi, ayo cepat bangun, mandi, jangan lupa sholat subuh ! " pinta ibu. " ya, mi " sahut ku. Ku kumpul kan seluruh energi untuk bangun dan beranjak dari tempat pembaringan, ambil handuk, bergegas mandi. " bbbrrrrrr dingin " desis ku.

    Guyuran air membasahi tubuh mungil ku, satu persatu bagian tubuh sudah tertutup dengan busa sabun, ku ambil air melalui gayung jebar jebur begitu lah bunyi nya hehehe. Aroma wangi sabun mulai tercium pada tubuh ku. Ku raih handuk guna menutupi badan ku. Langkah kecil menyusuri bagian dapur, ruang tengah, sampai lah aku pada sebuah ruangan kamar. Di sudut kamar samping pintu tergantung pakaian seragam SD, seragam kebanggaan ku.

     Ibu menyuruh ku menggantung kan seragam pada tempat yang telah disediakan bapak. Tanpa pikir panjang langsung ku kenakan kaos oblong dan celana pendek, kemudian menuju masjid tunai kan sholat subuh berjamaah. Seperti biasa jamaah sholat subuh hanya beberapa orang saja, dibandingkan dengan sholat dzuhur - isya.

     Mungkin mereka masih terbuai oleh mimpi indah ditambah dengan suasana yang dingin sehingga mereka lalai kerja kan kewajiban nya sebagai umat Islam. Selesai sholat subuh, segera ku langkah kan kaki, taruh sajadah dan mukenah pada sebuah rak khusus untuk menyimpan perlengkapan sholat.

Ghendak Ongoing Where stories live. Discover now