Masa Remaja ( 3 )

34 21 1
                                    

       Ku langkah kan kaki ku menuju depan gang guna naik angkot yang akan membawa ku ke suatu tempat untuk menimba ilmu sebagai bekal di masa depan.
       Tampak ku liat ada Yayang dan Ika juga tengah menunggu angkot. " hai Yang, Ika sudah lama ya kalian menunggu angkot ? " tanya ku kepada mereka. " ya, tapi angkot nya belum kunjung datang. Gue paling malas ya kalau seperti ini menunggu lama huffff " desah si Ika. " sabar, ka. Bentar lagi nanti juga muncul. " ujar ku menghibur Ika. Tak lama kemudian muncul lah sebuah mobil berwarna biru muda bertuliskan " Angkot " akronim dari Angkutan Kota. " alhamdulillah " seru kami serentak. Lalu tanpa diberi komando dari abang supir, kami pun masuk dan mobil pun melucur ke arah yang kami tuju.                    

       Aku sengaja duduk di pinggir jendela karena cuaca yang sangat terik, sang raja siang pun seperti nya enggan bersahabat dengan penduduk bumi..hembusan sang bayu membelai wajah, ku pejam kan mata menikmati sentuhan yang bisa menghilangkan rasa gerah di badan ku. Ku lirik jam tangan ber merk " Alba " pemberian hadiah ulang tahun ku dari kakak pertama " 12. 30 wib " pekik ku dalam hati, 30 menit lagi aku harus berada di dalam kelas. Sedang kan angkot berjalan seperti kura - kura. Ku lirik ke dua teman ku, tampak nya mereka juga mengkhawatirkan apa yang ku rasa. " huhhh lama banget sih, aduh bisa telat dong kita " cerocos Ika, teman ku yang satu ini tidak sabar. " ya, benar ka ! Mana jam pertama mapel Matematika lagi, guru nya super killer. Aduh gimana dong, aku belum sempet kerja kan PR Matematika, ya sudah jatuh tertimpa tangga sudah telat dihukum pula karena tidak mengerjakan PR...nasib...nasib teriak Yayang. " Emang nya lo ngapain aja di rumah ? Lo sibuk apa sih sampai tak ada waktu untuk kerja kan ? " tanya ku karena kepo. " ya, biasa lah gue bantuin emak gue dagang di pasar. Lo tau sendiri kan Len, kalau bukan gue siapa yang kan bantu. Adik gue masih kecil, dia belum ngerti " jelas Yayang.
        Selama perjalanan kuping kami disuguhi lagu dari Dewa 19, Kangen. Sisa waktu tinggal 15 menit lagi, untung nya abang supir angkot tancap gas pol sehingga kita tidak terlambat sampai di sekolah. Kita percepat langkah menuju kelas. " guys duluan nya " ujar ku. " ya ! " jawab mereka pendek.
      Sementara Ika dan Yayang masih berjalan di koridor lorong panjang menuju kelas mereka masing - masing. Aku duduk di kelas 2 F, Yayang memasuki ruang kelas 2 D, lalu Ika di kelas 2 A. Meski pun kami berbeda kelas tetapi urusan jajan di kantin dan pulang ke rumah kami selalu bersama.

    Jam  pertama dan ke dua mapel bahasa Indonesia. Tampak lelaki paruh baya berjalan santai menuju kelas ku. " Selamat siang anak - anak " sapa ramah nya yang sangat khas. " siang, pak ! " jawab kami serentak. " Anak - anak sila kan buka halaman 50, kita akan belajar tentang macam - macam Majas / Gaya Bahasa lalu kerjakan halaman 53 - 54 nomor 1 - 10 ! " perintah beliau. " baik, pak ! " seru kami. Lalu segera ku ambil buku bersampul koran, di pojok kiri atas bertuliskan catatan bahasa Indonesia.
      Pena ku bergoyang dengan lincah dengan sigap ku kerja kan tugas sesuai perintah nya. " Hellen, boleh pinjam buku cetak mu tidak ? Aku lupa membawa nya, please ! " suara itu ternyata milik Titi. " mohon maaf, ti. Bukan nya aku pelit tidak mau meminjamkan, aku kan sedang mengerjakan tugas. Kamu pinjam aja deh sama yang lain " tolak ku dengan hati - hati takut teman ku tersinggung. " huh, bilang saja tidak boleh ! Dasar Pelit lo ! " geram nya. Aku tidak mengindahkan omelan nya, ku lanjutkan mengerjakan tugas lagi.

      Bel menjerit dua kali, itu arti nya pergantian jam untuk mapel yang lain nya. Jam ke tiga dan ke empat kami belajar tentang PPKN, setelah selesai mendengarkan ceramah dari guru PPKN akhir nya waktu yang kami tunggu telah tiba, waktu istirahat. Ku ambil mukenah dan ku ayun kan langkah kecil ku menuju musholah samping kelas 2 A, 2 B, dan 2 C. Ku lihat Ika melambaikan tangan mungil ny ke arah ku sambil melempar senyum manis nya. " woy, ka ! Sholat yuk ! " teriak ku dengan kencang. Sontak semua orang yang ada di musholah serentak menoleh ke arah ku. " uuppsss, maaf ! Gak sengaja ! " jelas ku sambil meringis menahan malu.

     Ika menghampiri ku yang duduk di depan musholah. " maka nya non, ga usah pake teriak lah. Malu kan " kata Ika. " hehehe iya maaf ya ! " ujar ku seraya masih cengengesan. " lo, sudah wudhu ? " tanya Ika singkat. " alhamdulillah sudah " jawab ku. " yuk sholat, lalu kita ke kantin biasa lah isi perut. Cacing ku sudah protes nih ! " ucap Ika sambil elus perut nya yang buncit. Aku cuma bisa tersenyum mau ngakak takut diomelin guru PAI karena aku membuat kegaduhan di tempat ibadah. Alhamdulillah lega nya sudah melaksanakan kewajiban ku sebagai umat Islam yakni melaksanakan sholat, se sibuk apa pun kita tidak boleh meninggalkan sholat. Aku segera kembali ke kelas menaruh mukenah dan sajadah di tas, lalu menuju kantin.

Ghendak Ongoing Where stories live. Discover now