041

2.6K 146 8
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.

Setelah satu bulan lamanya prosesi perceraian Angga dan Viona akhirnya mereka sudah resmi bercerai. Keduanya saling merebutkan hak asuh anak tetapi setelah hakim memutuskan bahwa Nara jatuh ke tangan Angga sepenuhnya.

Angga memang sudah berfikir sejak awal bahwa dia yang akan menang mengambil hak asuh Nara. Hari ini sidang perceraian Angga dan Viona selesai dan Angga datang berdua dengan Mario sedangkan Viona datang dengan kekasih nya yang sempat di pukuli oleh Angga saat itu.

"Jangan seneng dulu ya mas walau kamu udah menang" ujar Viona kepada Angga.

"Kenapa? Kamu mau rebut Nara secara paksa?" ujar Angga menyepelekan Viona.

"Lihat aja nanti" ujar Viona kepada Angga.

"Jangan coba macam macam Viona, seharusnya kamu beruntung saya tidak meminta balik uang dua ratus juta itu" ujar Angga.

"Wahh perhitungan sekali ternyata kamu ya" ujar pria yang berada di samping Viona.

"Saya tidak akan perhitungan jika uang itu memang di gunakan oleh Viona karena saat itu dia masih berstatus istri saya. Kala saya perhitungan kamu apa? Pengemis? Bisanya minta uang ke wanita tanpa mau usaha sendiri"

"Kurang ajar" ujar pria itu yang akan memukul Angga namun dengan cepat Angga menghindar.

"Lo masih bocah ingusan, lihat lihat kalau mau cari lawan" ujar Angga setelah itu langsung pergi begitu saja dari hadapan Viona dan kekasihnya itu.

Angga bersama Mario kembali pulang ke rumah di sana sudah ada ibu nya yang menemani Nara anaknya.

"Gimana persidangan nya Ga?" tanya Ibu nya kepada Angga saat Angga telah masuk ke dalam rumahnya.

"Semua berkat doa ibu, hak asuh Nara jatuh ke tangan Angga" ujar Angga menjelaskan.

"Alhamdulillah, lalu kalian apa sudah sah bercerai?" tanya ibu nya lagi.

"Sudah, kita bercerai dan mulai sekarang tidak ada hubungan apa apa lagi dengan Viona"

"Maafin ibu Ga, coba aja kalau dulu ibu gak ikutin kata Viona mungkin kamu dan Amira tidak akan berpisah" ujar Ibu nya.

"Ikuti kata Viona? maksud ibu apa?" kata Angga bingung.

"Mungkin ini sudah waktunya kamu tau Ga, ibu akan cerita setelah itu kamu pantas memarahi ibu. Kamu mau pukul ibu, ibu tidak akan melawan"

"Maksud ibu apa, Angga gak akan marah sama ibu apalagi sampe mukul"

"Dulu Viona begitu besar mencintai kamu dan begitu sangat ingin bersama kamu. Viona bilang sama ibu kalau dia ingin menjadi istri kamu, dia berhasil menghasut ibu supaya ibu begitu membenci Amira yang saat itu berstatus istri kamu. Dia bilang kalau Amira itu bukan lahh wanita baik baik dan bodohnya ibu, saat itu ibu percaya dengan ucapan nya. Akhirnya ibu dan Viona sekongkol buat nyingkirin Amira dari hidup kamu, Viona mempunyai akal buat nyingkirin Amira. Kamu ingat foto Amira yang sedang tidur dengan pria dalam keadaan telanjang? Itu semua dalah akal akalan Viona dan Ibu. Ibu menyewa laki laki untuk menyempurbakan ide Viona dan setelah itu memfoto Amira yang lagi tidur bersama pria itu. Amira saat itu tidak benar benar telanjang, ibu cuna sedikit menurunkan pakaian Amira. Dan mungkin ini yang bisa membuat kamu sangat matah sama ibu dan Ibu siap untuk menerima kemarahan kamu. Ibu lah yang juga menukar hasil tes dna kamu dengan anak kamu saat itu hiksss. Maafin ibu Angga hikss" Angga mendengarkan semua ucapan ibu nya dan tidak ada yang ia lewati sedikit pun.

Angga terdiam dan menatap lurus ke arah ibu nya dengan tatapan tajam dan rasa marah yang ingin meluap saat itu juga.

"Kenapa ibu lakukan ini?" tanya Angga dengan suara bergetar seperti ingin melampiaskan amarahnya.

"Maafin Ibu Ga hikss ibu memang salah hikss" ujar Ibu nya.

"ASAL IBU TAU AKU SANGAT MENANTIKAN ANAK ITU BERSAMA AMIRA BU" bentak Angga kepada Ibu nya.

"Ibu tau berapa besar salah aku kepada Amira dan anak aku karena menelantarkan mereka, membiarkan mereka hidup sendiri. Angga merasa seperti boneka yang dengan mudah di permainan oleh orang terdekat Angga TERUTAMA IBU ANGGA SENDIRI!!"

"Maaf nak hiksss"

"Maaf ibu gak bikin semua balik bu, asal ibu tau selama Angga menikah dengan Viona tidak ada rasa cinta di hati Angga untuk Viona bu. Ibu tau? sampai saat ini hati Angga masih milik Amira" ujar Angga yang mencoba membuka semua rasa yang selama ini dia pendam sendiri tanpa ingin menyakiti hati istri nya Viona.

"Semakin Angga mau melupakan Amira dan semakin Angga mau mencoba cinta sama Viona, hasilnya tetap tidak bisa dan Angga tetap mencintai Amira. Sekarang sudah terlambat, kenapa ibu baru bicara sekarang? Amira sudah di miliki pria lain dan mereka sudah punya anak Bu"

"Bu? Apakah Asya adalah anak aku dan Mira?" tanya Angga.

Dewi menganggukan kepalanya membuat Angga terkejut dengan pengakuan ibu nya itu. Selama ini anaknya berada di dekat nya tetapi dia tidak pernah mengetahui kebenaran nya. Angga fikir Asya bukan lahh anaknya tetapi sesekali memang Angga sering melihat Asya memiliki kemiripan yang sama seperti nya.

"Mau kemana Angga?" tanya ibu nya kepada Angga yang sudah beranjak dari duduknya.

"Angga mau temui Amira dan anak Angga" ujar Angga.

"Jangan Ga" larang ibunya kepada Angga.

"Kenapa Bu? Angga mau minta maaf sama mereka setelah selama ini Angga menelantarkan mereka" ujar Angga.

"Sebenernya Amira tidak mau jika kamu sampai tau bahwa Asya adalah anak kamu, Amira tidak mau rumah tangga kamu bersama Viona terganggu karena dia dan juga berlaku untuk rumah tangga nya saat ini"

Angga kembali duduk saat mendengar ucapan ibu nya. Sejahat itu kahh dirinya sampai tidak bisa mengenali anaknya sendiri, tapi bagi Angga memang wajar jika Amira tidak mau Angga tau jika Asya adalah anaknya.

Angga ingat dia sudah menyakiti hati Amira beberapa kali setelah pertemuan mereka kembali setelah empat tahun berlalu. Angga hanya diam tanpa tau harus melakukan apa hingga suara anak kecil membuyarkan lamunan nya.

"Halo Om Angga, Nara ada gak?" tanya seorang anak kecil yang kembali membuat hatinya terasa sakit.

"Asya" ujar Angga menghampiri Asya dan menyamakan tingginya dengan Asya.

"Iya Om kenapa? Ehh mata om Angga kok berair? Om habis nangis ya? Om jangan nangis kata mama kalau nangis itu bisa bikin orang lain juga ikut sedih contohnya Asya sekarang lihat Om Angga sedih, Asya jadi ikutan sedih deh"

Angga mengingat kata kata itu, itu adalah kata kata yang pernah Angga ucapkan kepada Amira ketika saat itu Amira sedang bersedih yang membuat Angga juga ikutan sedih.

"Anak siapa sihh kamu pintar sekali" ujar Angga mencubit pipi cuby Asya.

"Hehe anak papa Fino dan mama Amira" jawab Asya membuat Angga tersenyum kecut.

Sakit rasanya saat mendengar jawaban Asya yang mengatakan Fino adalah papa nya. Angga tak bisa berharap lebih untuk di akui sebagai papa Asya karena memang itulah yang pantas untuknya setelah empat tahun dia menelantarkan Asya.

"Masuk aja, Nara lagi di taman" ujar Angga kepada Asya setelah memberikan jalan untuk Asya.

"Makasih Om, hai Oma. Asya izin masuk ya" ujar Asya dan masuk ke dalam rumah Angga menghampiri Asya.

"Seharusnya dia panggil Angga dengan sebutan Papa Bu, bukan dengan sebutan Om" ujar Angga dengan menatap kepergian Asya yang menuju ke dalam rumah Angga.

TBC

Udah up dua part jangan lupa vote dan komen guys. JANGAN JADI SILENT READER

Jum'at, 10 Februari 2023

You're Mine (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang