008

3.2K 174 3
                                    

HAPPY READING
.
.
.
.
.

Pagi ini Fino baru saja selesai bersiap untuk memulai hari ini di kantornya. Fino sudah rapi dengan pakaian formalnya seperti hari biasanya tetapi dia belum mengenakan jas nya karena dia masih akan bersarapan bersama keluarganya.

"Selamat pagi Pak Fino" sapa seorang wanita kepada Fino.

"Amira. Sedang apa kamu di sini?" Tanya Fino kepada Amira.

"Setiap pagi saya selalu kemari buat jemput ibu Jihan" ujar Amira.

"Ohh" ujar Fino lali kembali melanjutkan langkahnya menuju ke meja makan namun langkahnya terhenti karena Amira menghentikan Fino.

"Pak Fino seharusnya Bapak lebih memperhatikan penampilan Bapak sebelum berangkat ke kantor" ujar Amira sambil membenarkan posisi dasi Fino yang sedikit miring.

Fino merasakan detak jantungnya berdebar tidak seperti biasanya, posisi mereka cukup dekat karena Amira yang membenarkan dasi Fino.

"Sudah rapi kalau begini Pak Fino terlihat lebih tampan" ujar Amira dan tersenyum kepada Fino tanpa ia sadari Amira mengungkapkan pujian kelada Fino.

"Saya tahu saya tampan" ujar Fino sambil menatap Amira seketika Amira terdiam dan mengingat perkataan dan perbuatan nya barusan kepada Fino.

Amira berpikir seharusnya dia tidak melakukan itu tetapi dia begitu tidak nyaman memandang Fino saat dasi pria itu tidak sempurna. amira melakukan itu karena dia terbiasa rapi dan lagi Amira juga selalu memperhatikan penampilan saat dulu dia masih berstatus menikah dengan mantan suaminya.

"M-maaf pak Fino s-saya—" Amira merasa takut hingga memundurkan langkahnya kebelakang saat Fino melangkah terus kedepan sampai badan Amira terhimpit dengan meja makan.

"Kamu sangat perhatian sekali dengan penampilan saya, apa kamu suka sama saya?" tanya Fino sambil menatap mata Amira dan tatapan Fino beralih pada benda berwarna pink lekat yang di poles lipstik disana membuat benda itu terlihat sexy di mata Fino.

"S-saya—" ucapan Amira merasa tercekat di leher karena Fino semakin mengikis jarak antara mereka.

"Amira, Fino" mendengar panggilan itu Fino dan Amira sama sama menjauhkan diri dari satu sama lain saat terpergok oleh Jihan.

Amira yang merasa ketakutan dia hanya bisa menundukkan kepalanya, berbeda dengan Fino yang hanya bersikap santai sambil menarik kursi meja makan, Fino tidak takut jika mama nya akan memarahi nya toh bukan Fino yang salah dan dia juga tidak melakukan apa apa.

"Kalau bermesraan jangan di meja makan Fin kayak gak ada kamar aja" ujar papanya.

"Lagian papa juga sering gitu sama mama" ujar Fino membuat Adit terdiam dia tidak menyalahkan ucapan Fino karena memang benar adanya.

"Jangan samaain sama papa juga mama dong, kita juga udah nikah jadi sah sah aja"

"Yaudah Fino nikahin Amira juga biar sah sah aja" jawab Fino.

"Kamu seenaknya kalau ngomong, kamu pikir Amira mau nikah sama kamu" ujar Adit papa nya.

"Kenapa nggak, Amira aja suka sama Fino" ujar nya dengan tingkat kepedean yang tinggi.

"Kamu suka sama Fino?" tanya Adit kepada Amira yang hanya terdiam sejak tadi.

"Amira aja bilang Fino ganteng ya otomatis Amira suka sama Fino kan" ujar Fino santai.

"Kamu apain asisten mama?" tanya Jihan kepada Fino.

"Bukan Fino, Mama tanya aja sama asisten mama dia habis ngapain Fino" ujar Fino tersenyum miring.

You're Mine (END)Where stories live. Discover now