031

2.9K 169 4
                                    

✨💮✨

Hai hai balik lagi nihh sama Pak Fino dan Amira🥰

Sebenernya masih ada yg nunggu cerita ini gk sihh? Kayaknya dikit yg vote dan komen😩

✨✨

HAPPY READING
.
.
.
.
.

Hari ini sesuai ucapan Fino kemarin bahwa mereka akan ke dokter untuk memastikan usia kandungan Amira dan melihat anak yang ada di dalam kandungan Amira walau mungkin masih tidak terlihat.

Hari ini Fino juga mengambil cuti khusus untuk menemani Amira ke dokter kandungan dan dia juga hari ini akan ke rumah orangtuanya untuk mengabarkan kehamilan Amira.

"Mas nanti sekalian ke rumah paman sama bibi boleh?" tanya Amira kepada Fino yang mengendarai mobil Pajero sport Fino yang berwarna hitam dove itu.

"Iya boleh tapi nanti setelah dari rumah papa sama mama ya" ujar Fino.

"Iya mas gapapa" ujar Amira.

Fino, Amira, dan Asya saat ini sedang dalam perjalanan menuju ke rumah sakit. Fino sudah meminta kepada Satria untuk mencari rekomendasi dokter kandungan yang tepat.

Semalam Fino mengatakan kepada Satria juga supaya mulut Satria tidak menginfokan kepada kedua orangtua Fino terlebih dahulu karena memang Fino dan Amira yang akan langsung mengatakan nya kepada Jihan dan Adit tentang kabar kehamilan Amira.

Lima belas menit menuju ke rumah sakit akhirnya mereka pun tiba di rumah sakit. Fino membantu Asya turun terlebih dahulu dan setelah itu membantu Amira turun dari mobil.

"Hati hati sayang" ujar Fino kepada Amira.

"Iya mas. Kamu udah tau istrinya hamil malah bawa mobil yang tinggi begini" ujar Amira.

"Kan aku mementingkan keamanan dan kenyamanan kamu sayang biar tidak terjadi hal hal yang tidak di inginkan" ujar Fino.

"Iya dehh si calon bapak yang siaga" ujar Amira.

"Bukan calon bapak tapi udah jadi bapak sayang, tuhh anaknya" ujar Fino menunjuk Asya yang hanya tersenyum lucu ke arahnya.

"Ohh iya ya" ujar Amira.

"Yaudah ayo masuk, Asya ayo gendong papa saja biar tidak capek" ujar Fino kepada anaknya.

Fino melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam rumah sakit dan menggendong Asya ke dalam gendongan nya dengan sebelah tangan, sedangkan tangan Fino yang satu lagi untuk menggenggam tangan Amira.

"Salam pagi Pak Fino dan Bu Amira ya" ujar salah satu perawatan di sana

"Selamat siang, iya dengan kami" ujar Fino.

"Mau bertemu dengan Dokter Indah ya Pak, Bu?" tanya nya lagi.

"Iya benar, Dokter Indah di mana?" tanya Fino.

"Mari silahkan pak ikut saya" ujar perawat itu.

Fino meminta Satria untuk membuat janji sekaligus dengan dokter Indah ini supaya Fino dan Amira tidak perlu mengantri lama untuk menemui dokter Indah tersebut.

"Selamat pagi pak Fino, Bu Amira" sapa Dokter Indah saat Fino dan Amira masuk ke dalam ruangan dokter.

"Pagi dok" jawab Amira dan Fino bersamaan.

"Silahkan duduk, ada yang bisa saya bantu?" tanya dokter Indah.

"Jadi begini dok, saya mau dokter memeriksa istri saya dan kandungan nya. Kemarin istri saya mencoba tes dengan testpack hasilnya positif tapi kita juga masih merasa ragu jadi tolong di periksa kembali" ujar Fino.

"Baik kalau gitu silahkan Bu Amira ke tampat tidur sana saya akan siapkan peralatan peralatan nya"

"Ayo aku bantu" ujar Fino membantu Amira menuju ke brangkar kasur yang ada di ruang praktek dokter Indah tersebut.

"Pa, papa. Mama mau di apain pa? Kok mama tidur di situ, itu kan tempat nya orang sakit" ujar Asya yang merasa bingung.

"Iya itu mama lagi mau di periksa sayang, cuma periksa aja tidak sakit" ujar Fino kepada Asya.

"Ohh gitu ya pa"

"Iya sayang" jawab Fino.

Amira pun mulai di periksa dan di berikan sebuah cairan jel untuk melakukan usg perut Amira. Dokter Indah dan Amira berbincang bincang soal kehamilan yang tidak begitu jelas Fino dengar.

"Pak Fino bisa kemari kalau mau melihat anaknya" ujar dokter Indah.

Fino melangkahkan kakinya mendekat kepada Amira dan dokter Indah. Fino berdiri di samping Amira sambil menatap monitor layar yang menunjukan anak mereka masih sekecil biji kacang.

"Papa itu apa?" tanya Asya

"Itu isi perut mama sayang" ujar Fino.

"Di dalam perut mama kenapa ada biji kacang pa?" tanya Asya membuat semua tertawa dengan kegemasan anak itu.

"Itu bukan biji kacang sayang, itu adek Asya yang lagi ada di dalam kandungan mama" ujar Fino.

"Tapi kok kecil pa kayak kacang"

"Nanti akan tumbuh dengan seiring berjalan nya waktu sayang, dia akan tumbuh sampai sebesar dedek bayi gitu"

"Dulu Asya juga segitu ya pa?"

"Semua orang juga begitu sayang"

Setelah itu mereka pun kembali ke tempat awal dan dokter akan menjelaskan kondisi kandungan Amira.

"Kandungan Bu Amira baik baik saja pak, kandungan nya kuat tapi walau begitu jangan melakukan pekerjaan yang berat berat dulu atau mengangkat beban berat. Untuk usia kandungan nya tadi saya sudah tanyakan trimester pertama bu Amira bahwa usia kandungan bu Amira sudah berusia tiga minggu. Nanti kalau misal ada keluhan bisa datang kemari dan saya akan berikan vitamin dulu untuk bu Amira"

"Maaf ada yang mau saya tanyakan" ujar Fino.

"Silahkan pak?"

"Untuk masalah berhubungan apa masih boleh dok?" tanya Fino membuat Amira membelalakan matanya kaget dengan pertanyaan suaminya ini.

"Untuk masalah berhubungan boleh saja pak asal jangan terlalu sering takut nya ada pengaruh pada bayi nya"

"Baik kalau gitu dok terimakasih" ujar Fino.

"Sama sama pak"

"Kalau begitu kita pamit ya dok, permisi"

Setelah itu Amira, Fino, dan Asya keluar dari ruangan dokter dan pergi dari rumah sakit. Untuk resep dari dokter akan Fino ambil nanti dan meminta bantuan Satria untuk menebusnya.

"Sayang mau makan dulu?" tanya Fino kepada Amira.

"Terserah" jawab Amira.

"Makan steak mau? Asya mau makan apa sayang?" tanya Fino.

"Hmm Asya mau ice cream Pa" ujar Asya.

"Makan dulu sayang nanti papa belikan ice cream nya" ujar Fino.

"Kalau gitu makan Steak Pa" ujar Asya.

"Mama mau kan makan steak?" tanya Fino kepada Amira.

"Terserah" jawab nya lagi.

Fino memelankan laju mobilnya lalu mengulurkan tangan ke kepala istrinya itu.

"Kenapa sihh sayang? Dari tadi di tanya jawab nya terserah terserah terus. Kenapa hmm?" tanya Fino.

"Pikir aja sendiri" ujar Amira.

"Kenapa sihh sayang, aku ada salah sama kamu? yaudah aku minta maaf kalau aku salah, tapi salah aku apa?"

"Kamu salah ngapain sihh tanya soal berhubungan ke dokter? bikin malu aja tau gak"

"Sayang kan tidak salah kalau aku tanya, nanti kalau tidak tanya malah tambah besar lagi salahnya"

"Ya kan kamu bisa cari google aja gak usah tanya langsung ke dokter"

To Be Continued

Rabu, 18 Januari 2023

You're Mine (END)Where stories live. Discover now