025

3K 171 5
                                    

HAPPY READING
.
.
.
.
.

Fino bangun dari tidurnya dan merasakan tubuhnya yang begitu sakit karena semalaman dia tidur di sofa ruang tengah dengan tetap mengenakan pakaian kemarin.

Semalam Fino tiba di rumah dan dia akan masuk ke dalam kamar namun saat mendengar Amira yang menangis, membuat Fino mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam kamar dan memilih tidur di sofa.

Fino tersadar semalam dia tidak membawa bantal atau selimut tetapi pagi ini dia melihat bantal dan selimut untuk tidurnya. Fino tau ini perbuatan Amira tapi entah kenapa Fino masih enggan untuk berbaikan dengan Amira karena dia masih merasakan kecewa kepada Amira.

"Mas udah bangun? Itu baju nya udah aku siapin, dasi sama—" ucapan Amira terhenti saat Fino tak mendengar kan sedikit pun ucapan Amira dan melenggang masuk ke dalam kamar mandi.

Amira mencoba tetap tersenyum dan dia tau jika suaminya masih merasa marah kepadanya. Amira keluar dari kamar dan dia akan mulai memasak tetapi sebelum nya dia membereskan sofa ruang tengah dengan melipat selimut yang semalam di gunakan Fino.

Setelah itu Amira mulai memasak dan menyiapkan sarapan untuk Fino. Amira sengajak masak masakan kesukaan Fino supaya pria itu mau memaafkan nya.

"Bi masakin mie instan buat saya sarapan" suara Fino membuat Amira tidak jadi berbicara untuk meminta Fino sarapan.

"Tapi itu mbak Amira udah masakin buat mas Fino" ujar Bi Lastri

"Mas aku udah masakin makanan kesukaan kamu" ujar Amira dengan senang mencoba tidak tegang.

"Kamu pikir denga kamu masak makanan kesukaan saya, saya akan luluh dan memaafkan kamu? Mikir Mir apa yang sudah kamu lakukan itu sudah kelewatan saya benar benar kecewa sama kamu" ujar Fino

"Cepet bi bikin kan Mie nya"

"Tapi mas—" ujar Bi Lastri terpotong saat Amira kembali memotong ucapan nya

"Bi udah gapapa, biar saya yang buat kan mie—" ujar Amira

"Saya minta Bi Lastri bukan kamu" ujar Fino lalu melenggang pergi ke ruang tengah.

Amira lagi lagi hanya diam dan memilih untuk tidak berbicara lagi, hatinya sakit karena suami yang biasanya lembut kepadanya saat ini begitu cuek dan tidak lagi memanggilnya dengan sayang.

Belum lagi Amira melihat Fino yang malah mengenakan pakaian lain dan bukan memakai pakaian yang di siapkan oleh Amira.

"Pagi papa" sapa Asya yang menghampiri Fino di ruang tengah.

"Pagi sayang, Asya baru bangun?" Tanya Fino menggendong anaknya dan meletakan di pangkuan nya.

"Iya pa, papa Asya mau tanya ke papa boleh?" Tanya Asya.

"Asya mau tanya apa?" Ujar Fino sambil merapikan rambut anaknya yang sedikit ikal itu.

"Papa tau gak tadi malam mama nangis, papa tau gak kenapa mama nangis?" Tanya Asya membuat Fino terdiam.

"Papa gak tau, memangnya Asya tau dari mana mama nangis?" Tanya Fino pura pura tidak tau.

"Tadi malam mama temani Asya tidur tapi Asya gak bisa tidur karena suara mama menangis"

"Nanti papa tanyakan ke mama ya" ujar Fino.

"Jangan jangan mama mau ice cream ya pa"

"Mungkin bisa jadi, sekarang Asya mandi gih sama mama. Papa mau sarapan dulu ya"

"Papa gak nunggu Asya sama mama dulu?"

"Papa harus ke kantor banyak pekerjaan jadi tidak ada waktu menunggu Asya dan mama lagi"

"Ohh gitu ya pa, yaudah Asya mau mandi dada papa"

"Dada sayang" jawab Fino lalu menuju ke dapur kepada Bi Lastri dan mengambil mie instan yang Fino minta.

Setelah selesai sarapan Fino akan berangkat ke kantor dan dia melihat Amira yang juga turun dari arah tangga setelah memandikan Asya.

"Mas udah mau berangkat?" Tanya Amira lalu membantu Fino mengenakan jas nya.

"Hmm" jawab Fino membiarkan Amira membantunya mengenakan jas nya.

"Hati hati ya mas" ujar Amira lalu mengulurkan tangan di hadapan Fino.

Fino hanya diam dan memperhatikan Amira yang mengulurkan tangan nya. Setelah itu Amira dengan cepat menarik tangan Fino dan menyalami tangan suaminya.

Setelah itu Fino pun menuju keluar rumah dan segera menuju ke mobil untuk segera berangkat ke kantor dengan Satria yang sudah stay di depan rumah Fino.

"Kusut banget pak mukanya, masih belum baikan sama istri?" Tanya Satria kepada Fino saat bos nya itu sudah duduk di sampingnya.

"Belum" jawab Fino singkat.

"Mau sampai kapan marahan mulu?" Tanya Satria.

"Baru juga sehari" jawab Fino.

"Gak baik marahan lama lama sama istri"

"Brisik ayo berangkat" ujar Fino dan Satria pun menjalankan mobil nya menuju ke kantor

Saat ini Fino meeting bersama kepala divisi dan sejak tadi Fino hanya menanggapi seperlunya ketika ada pertanyaan yang di tujukan untuk nya.

Fino merasa tidak fokus dengan meeting kali ini karena dia masih memikirkan Amira yang kata Asya semalaman istrinya itu menangis dan itu semua karena dirinya yang meninggalkan Amira di rumah sampai larut malam.

"Fino lo bisa fokus gak sihh" ujar Satria lalu menepuk lengan Fino.

"Iya gimana?" Ujar Fino lalau Satria hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah teman nya ini.

"Ckk. Meeting kita tunda sampai nanti setelah jam makan siang, dan kalian bisa pergi" ujar Satria memerintahkan semua kepala Divisi.

"Ehh pak Fino kenapa ya kok kelihatan nya ada masalah" ujar kepala divisi keuangan.

"Iya kayak banyak masalah, mungkin ada masalah sama rumah tangganya kali" ujar kepala divisi marketing.

"Bisa jadi, tapi masa pengantin baru udah ada masalah aja?" Ujar divisi keuangan.

"Udah udah ayo cepet pergi nanti kalau pak Fino dengar klian bisa di pecat gara gara ngomongin dia" ujar sekretaris Fino.

Di dalam Fino dan Satria masih mendengar ucapan ucapan karyawan nya yang membicarakan nya karena tidak fokus dalam meeting.

"Denger sendiri kan? Lo gak bisa terus terusan gini Fin. Gue tau lo lagi ada masalah sama Mira tapi ya jangan lo bawa ke kantor Fin" ujar Satria.

"Lo tau Sat gue kecewa banget sama Amira" ujar Fino.

"Iya Fin gue tau lo kecewa berat sama Amira tapi ya lo sadar juga kalau lo pimpinan perusahaan, pemilik perusahaan, lo pengusaha besar yang terknal Fin tapi kalau cara lo kayak gini mencampuradukkan urusan pribadi dengan pekerjaan namanya lo CUPU" ujar Satria yang menunjuk Fino

"Lo gatau apa yang gue rasain Sat" ujar Fino yang malah mencengkram erat kerah kemeja Satria.

"Woy woy apa apain ini, kalian jangan berantem gini. ini kantor" ujar Bima yang baru tiba dan langsung melerai keduanya.

"Temen lo nihh cupu, cuma masalah kontrasepsi aja sampe segitu nya. Masalah lo gak begitu besar Fin, cuma kontrasepsi, lo bukan di selingkuhin"

"Sat jangan gitu lahh mau bagaimana pun itu juga menyakitkan bagi Fino"

"Lo gatau Sat, gimana berharap nya gue tiap hari buat miliki anak. Gue juga mau kayak Bima yang tiap pagi gurau sama anaknya, pulang lihat anak istrinya main gue juga mau Sat"

"Fin udah udah, tenangin diri lo. Semua pasti akan ada masanya, mungkin tuhan masih mau lo saling mengenal satu sama lain sama istri lo, makanya tuhan kasih cobaan ini. Its oke Fin lo masih sebulan lebih menikah dan masih banyak waktu buat lo nunggu kehadiran anak di tengah tengah keluarga kecil lo bro"

To Be Continued

Senin, 09 Januari 2023

You're Mine (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang