15

56 4 1
                                    

Satu jam Aurora menunggu Nathan di depan tempat les yang sejak tadi sudah tutup. Susah banget susah dihubungi, dichat enggak dibalas, ditelepon enggak diangkat.

Aurora berdecak pelan sambil mematikan ponselnya dengan kesal. Gadis itu mengedarkan pandangan ke sekelilingnya.

Sepi dan gelap. Dua kata itu dapat menggambarkan suasana tempat Aurora berada sekarang. Tidak ada orang lain di sana selain Aurora. Hanya terdapat dua lampu yang menyala di dekat Aurora yang dapat digunakan sebagai penerangan.

"Nathan kemana sih? Lama banget!" sungut Aurora.

"Jangan cium-cium gue ih! Lo pikir gue cewek apaan?!"

Aurora menepuk lengannya yang digigit nyamuk untuk ke sekian kali dan membuka telapak tangan untuk melihat seekor nyamuk mati di sana.

"Mampus kan lo!"

Brum! Brum! Brum!

Aurora berdiri saat sebuah motor melaju mendekatinya. Mendengar suaranya saja, Aurora sudah tahu itu motor Nathan. Saking seringnya bersama Nathan, Aurora sampai hafal suara motornya.

Aurora menatap kesal Nathan yang sedang membuka helmnya..

"Eh ada gelandangan di sini," celetuk Nathan.

Aurora mendekati Nathan, lalu memukul lengannya. "Gue jadi gelandangan juga gara-gara lo!"

Aurora memicingkan matanya. "Itu kenapa lo pake masker segala?"

"Takut, Bi. Sekarang virus itu ada di mana-mana," ucap Nathan serius.

Aurora mendengkus. Tanpa banyak bicara, Aurora menarik paksa masker yang Nathan pakai. Seperti dugaannya, sudut bibir Nathan sedikit mengeluarkan darah.

"LO BERANTEM LAGI?!" teriak Aurora garang.

Nathan nyengir.

"Heran deh gue. apa untungnya sih berantem? Ngerugiin iya! Lo enggak kapok juga! Bentar-bentar berantem bentar-bentar berantem. Masalah kecil aja baku hantam. ENGGAK SAYANG SAMA MUKA?!"

Nathan menoel pipi Aurora. "Cie yang khawatir sama gue."

"Gue khawatir sama muka lo! GUE ENGGAK MAU PUNYA PACAR JELEK!"

"Itu bekas berantem kemaren di pelipis aja masih ada, sekarang tambah lagi di bibir. BESOK-BESOK APALAGI, HEH?!"

"Berisik, Bi. Gue luka bukannya diobatin malah diomelin."

"SALAH SENDIRI ENGGAK DENGERIN OMONGAN GUE!!"

"Bi, lo mau penunggu tempat ini keluar gara-gara denger suara cempreng lo itu?"

"NATHAAANNNN!!"

"Enggak pengertian banget sih lo, Bi. Harusnya gue luka itu diobatin bukannya diomelin."

"Elo yang enggak pengertian! Biarin gue jadi gembel di sini satu jam!"

Nathan nyengir.

"Baru kelar, Bi, tawurannya. Ini juga gue langsung ke sini, enggak kumpul dulu. Hargai dikit dong perjuangan gue, Bi."

Aurora mengambil tasnya yang tergeletak di lantai kemudian mengambil dompet.

"Sini mau gue hargai berapa, lima ribu apa dua ribu?"

"Lo pikir gue gorengan?!"

Aurora berdecak sebal. "Salah sendiri juga! Udahlah, lo tunggu bentar!"

Aurora berjalan cepat meninggalkan Nathan.

Mantan! Balikan Yuk!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang