PROLOG

191 22 2
                                    

"Kita putus!"

Nathan, cowok yang baru saja sampai di depan Aurora mengerutkan kening heran mendengar ucapan Aurora.

"Lah, Bi, kenapa?"

"Semalem lo kemana, heh?!"

Mampus!

Nathan gelagapan. Otak kecilnya dengan cepat mencari alasan yang tepat.

"Gu-gue...ee... ee... itu, Bi... guee... eee

"Aa-ee-aa-ee! Apaan?!"

"Buset dah, Bi. Santai kenapa."

"APAAN?!"

"Itu, Bi, gue... gue nongkrong lah sama temen-temen gue."

"Ohya? Sama temen-temen lo?"

Nathan mengangguk.

"Temen apa temen?!"

"Temen, Bi. Sueeerrr!"

Mata bulat Aurora menyorot tajam pada cowok di depannya yang masih pura-pura bego.

Aurora mengambil ponselnya yang ada di saku celana kemudian menunjukkan foto screenshot sebuah foto dari instagram yang menunjukkan foto Nathan dengan seorang cewek.

Mampus lo, Tan! Mampus!

"Itu nggak kayak yang lo liat, Bi. Gue bisa jelas-

"Nggak usah banyak drama deh!" sela Aurora.

"Gue nggak masalah lo selingkuh, tapi lo ngomong kek! Nggak usah pake alesan ngomong jalan sama temen bla bla bla bla!"

Nada suara Nathan melemah. "Iya, Bi, sori."

"Sori sori! Semaleman Varel neror gue nanyain lo dimana! Berisik tau! Ganggu banget! Gue jadi nggak bisa tidur semaleman karena Varel neror gue! Ngeselin banget!"

"Varel yang neror, gue yang diomelin. Awas lo, Rel," ucap Nathan pelan dengan nada tajam.

"Lo kan tahu gue nggak suka dibohongin! Bilangnya mau nongkrong sama temen, malah jalan sama cewek!" sungut Aurora kesal.

"Tapi beneran deh, Bi, semalem gue emang mau nongkrong sama anak-anak, tapi di jalan gue lihat itu cewek lagi dirampok. Ya sebagai cowok yang baik, gue bantuinlah. Terus dia ngajakin gue makan sebagai ucapan terima kasih katanya. Orang itu cewek cantik banget ya gue iyain aja."

Aurora menatap Nathan kesal. Emang cuma Nathan yang bisa ngomong cewek lain cantik di depan pacarnya sendiri.

"Alasan aja lo! Bilang aja kalau lo emang mau nambah pacar lagi!"

"Beneran, Bi. Nggak percayaan banget sih lo jadi cewek! Tapi kalau emang dia mau jadi pacaran gue ya nggak papa, gue fine-fine aja. Orang pacar gue baru lima."

Aurora berdecak sebal. "Lima lo bilang?!"

"Woi! Cek lagi hp lo! Orang pacar lo tujuh belum termasuk gue!"

"Loh iyakah?"

"BODO! Udahlah, kita putus aja!"

"Yaudah."

"Yaudah!"

"Yaudah."

"Yaudah kita putus!"

Aurora menatap Nathan sengit dan dibalas Nathan sama sengitnya. Aurora membuang muka, lalu berjalan pergi sambil mendumel pelan.

"Dasar cowok! Nggak bisa banget dipegang ucapannya!"

Nathan santai menatap punggung Aurora yang mulai menjauh, kemudian mengambil plastik putih yang tadi sempat diletakkannya di kursi taman saat Aurora meminta putus. Cowok itu mengambil kotak donat dari dalam plastik.

"Padahal tadinya gue mau kasih lo donat kacang. Eh lo nya malah minta putus, yaudah donatnya gue makan sendiri aja," celetuk Nathan sambil menggigit satu buah donat kacang yang dibawanya.

Langkah Aurora terhenti mendengar kata donat kacang dari mulut mantan pacarnya itu. Nathan tersenyum miring.

Lo pasti ga bakalan tahan sama godaan donat kacang, Bi.

Benar saja, tidak butuh waktu lama bagi Aurora untuk berbalik badan dan kembali mendekati Nathan. Nathan tersenyum penuh kemenangan. Tidak sia-sia tadi Nathan mampir ke toko untuk membeli donat itu.

"Thanks donatnya!"

Aurora merampas kotak donat yang ada di tangan Nathan. Kedua sudut bibirnya ditarik ke atas dengan terpaksa selama satu detik, kemudian kembali memasang wajah jutek. Dibawanya kotak donat beserta isinya itu menjauh dari Nathan.

"Emang dasar kelakuan pacar gue."

Nathan masih diam di tempatnya sambil mengamati punggung Aurora yang sedikit demi sedikit semakin menjauh darinya. Nathan sudah melemparkan umpan, kini saatnya menunggu hasil tangkapannya.

"Nah kan!" ceteluk Nathan saat Aurora kembali berbalik mendekatinya.

Nathan berdehem pelan. Dia merapikan jaket yang dikenakannya dan memasang wajah cool.

Aurora berhenti tepat di depan Nathan yang sedang menyugar rambutnya dengan gerakan pelan. Nathan tersenyum miring.

"Gue tahu kok, Bi, lo pasti mau ngajakin gue ba-hmmpft"

Ucapan Nathan terhenti karena Aurora lebih dulu menyumpal mulut Nathan dengan donat kacang.

"Najis makan bekas lo!"

***

Mantan! Balikan Yuk!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang