10

52 5 0
                                    

"Lagi ngemis, Mbak?"

Aurora mendongak demi menatap wajah tengil seorang cowok yang duduk di atas motor tepat di depannya.

"Eh eh kok nangis?"

Nathan panik. Dia menurunkan standar motornya kemudian mendekati Aurora. Aurora masih tidak bereaksi. Dia justru terisak pelan.

"Jangan nangis elah. Nanti setan-setan disini pada dateng dikira ada temennya."

Aurora memukul lengan Nathan yang hanya cengengesan.

"Nggak lucu!"

Nathan mengusap air mata di pipi Aurora. "Makanya jangan nangis. Lo udah jelek kalo nangis malah tambah jelek."

"Sialan!"

"Nangis aja masih bisa ngumpatin orang. Jadi cewek kok suka banget ngumpatin pacar sendiri."

"Biarin! Orang pacar gue kek setan!"

"Buset itu mulut. Jujur banget ngomongnya."

Aurora menghela napas pelan. "Iyan gak jadi anterin gue," cicit Aurora.

Untuk sesaat Nathan terdiam, sebelum mengeluarkan senyuman remeh di bibirnya.

"Gitu doang nangis. Ih cemen lo!"

"Jahat banget sih lo, pacarnya nangis malah dicela."

"Lagian lo nangisin cowok lain."

Ini telinga Aurora aja yang salah apa gimana? Untuk kalimat itu, nada suara Nathan terdengar serius.

Tidak mau ambil pusing, Aurora mengabaikannya.

"Berangkat aja gih sono!"

"Sama?"

"Kang ojol kan banyak."

"Kenapa gak lo aja?"

"Males banget! Tadi gue udah tawarin lo-nya milih sama kampret satu itu. Yaudah makan tuh kampret!"

"Ah elah gitu aja baper lo. Anterin gue si, lo kan pacar gue."

"Bilang aja biar irit ongkos, kan?"

Aurora nyengir. "Maklumlah masih beban keluarga."

"Ngaku juga lo."

"Yuk anterin gue."

"Ogah!"

Nathan berdiri dari tempatnya menuju motor. Aurora ikut bangun.

"Serius lo gak mau anterin gue?"

Nathan hanya mengedikkan bahu seraya menghidupkan mesin motornya.

"Tan, ih, emang lo tega ninggalin gue sendirian di sini?"

"Kenapa harus nggak tega coba?"

"Gue pacar lo loh kalo gue diapa-apain sama orang gak dikenal gimana? Kalau gue dirampok gimana? Lo nggak khawatir sama gue?"

"Yang ada gue khawatir sama perampoknya sih."

"Jahat lo mah."

"Dari dulu."

"Serius nih gak mau anterin gue?"

"Gak!"

"Yaudah, gue bisa sendiri kok. Gak butuh lo!"

Raut wajah Aurora berubah datar. Cewek itu menyilangkan tangan di depan dada.

Mampus lo, Tan! Cewek lo ngambek! Batin Nathan.

Nathan melepas lagi helm yang sudah dipakainya.

"Ayok deh gue anterin berhubung gue baik hati dan tidak sombong."

Mantan! Balikan Yuk!Where stories live. Discover now