Chapter 20 😜

17.4K 748 22
                                    

Panca merutuki dirinya sendiri ketika sudah kembali di kursi kebesarannya. Gara gara Banyu ia melupakan tujuan utamanya kenapa ia keruangan Rama.

"Pak ada pertemuan dari PT X 5 menit lagi" ucap si asisten yang sedari tadi sudah menunggunya.

"Baiklah" jawab Panca sambil menyandarkan punggungnya. "Awas saja, aku akan membuatnya mengundurkan diri" gumam Panca yang masih didengar asistennya.

"Salah saya apa pak" sahutnya karena ia pikir Panca masih berbicara dengannya.

"Ah.....bukan kamu" jawab Panca dan
Asistennyapun bernafas lega mendengarnya.

.

Banyu sendiri sangat profesional dalam bekerja sekaligus mata mata bagi Alan, Banyu mendapat pesan langsung dari Alan untuk menjauhkan para wanita genit diluaran sana dari suaminya.

Karena pesan itu kadang Banyu sampai harus berkata kasar didepan Rama itu sendiri, namun Rama hanya diam setelah tahu yang menyuruh itu istrinya sendiri.

"Banyu, kau benar benar menuruti istriku?"

"Iya pak" jawabnya yakin.

"Jangan terlalu kaku dengan client walaupun mereka sedikit genit"

Mendengar itu Banyu langsung mengambil handphonenya.

"Kenapa mengambil Hp" binggung Rama.

Banyu diam "tuan, pak Rama melarang saya menegur para wanita yang menggodanya"

Rama melotot kaget mendengar itu. Ia tak menyangka Banyu sekejam ini dengannya, padahal ia baru beberapa hari kerja dengannya.

Rama buru buru merebut telfonnya dan langsung meminta maaf dengan Alan.

"Baby, bukan seperti itu, maksudku itukan client, nanti kalau mereka tersinggung gi.....halo, halo, haloooooo!"

Setelah mengecek HP Banyu, Rama baru sadar jika dibohongi sekertarisnya itu.

Banyu mengambil HPnya dari tangan Rama. "Itu peringatan buat bapak" ucapnya lalu memberi hormat kemudian keluar dari ruangan Rama.

Rama langsung terduduk lega, Alan bisa saja mengadu dengan orang tuanya dan beruntun menjadi drama berpuluh puluh episode.

Rama mengelus dadanya "untung istriku cuma satu" gumamnya.

.

Gosip itu dimanfaatkan oleh Alan yang ingin bermain dengan media, dia berlaga tidak mau ditemui oleh awak media kemudian tertawa saat sudah didalam rumah.

Aram hanya geleng geleng melihat mama kesayangannya bersikap aneh seperti itu.

"Ma, jangan telalu lama bermain dengan para awak media itu, kasihan Deo yang tidak bisa keluar gara gara mama yang mengulur ulur waktu"

"Iya iya, besok mama akan klarifikasi, ngomong ngomong kok sudah dirumah sayang"

"Aku hanya latihan ujian ma, oh ya, aku mau antar makanan untuk Deo, mama jangan lupa dengan JANJI mama waktu itu"

"Iya, asal kau bertanggungjawab mama akan membantumu sayang" ucap Alan kemudian menggusap lengan Aram.

Aram membalasnya dengan memeluk Alan, dia sangat menyayangi Alan apalagi Alan sangat mengerti dengan apa yang dirasakannya saat ini.

.

Deo melepas kondomnya seusai melakukannya dengan Aram.

"Apa gunanya kau menyuruhku memakai kondom ini, kalau kau tidak mau aku yang diatas"

Aram terkekeh, ia diam diam mengambil bekas kondom itu dan tak lama dari itu ia berpamitan pulang.
"Oh ya kak, jangan lupa dandan yang tampan, nanti malam mama mau konfrensi pers dan kakak harus ikut"

Mendengar itu Deo cukup kaget, ini sudah sore dan ia belum siap siap sama sekali.

"YAK ARAM KENAPA BARU BILANG SEKARANG" Teriaknya pada pintu yang jelas jelas sudah tertutup rapat.

.

"Ma, aku menuju rumah sakit sekarang" ucap Aram kemudian mematikan panggilannya.

Sampai dirumah sakit, Alan sudah menunggu.

Ibu temannya yang bernama Rey spesialis kandungan itu akan melakukan operasi surrogate mother/ibu pengganti dengan 2 wanita pilihan Alan.

Mengingat umur Deo, Aram akan memberi keturunan untuk Deo dengan caranya sendiri.

Alan terlibat dalam rencana itu.

"Terima kasih ma"

"Iya sayang"

.

Disisi lain Banyu yang terpaksa harus ikut perjalanan bisnis keluar negri karena Alan hamil lagi, Panca mau tidak mau harus menjalankan amanat Alan untuk menjaga Banyu dengan nyawanya.

Terkesan berlebihan memang tapi jika Banyu kenapa napa, pasti Alan akan heboh dan menjadi dramaqueen yang sudah pasti akan didukung kedua orang tuanya, Panca malas dengan omelan omelan itu.

Untuk menghindari kejadian itu lebih baik Panca menuruti pesan Alan.

Banyu yang merasa diawasi jelas protes dan tidak terima dengan sikap Panca itu.

Diluar jam kerja ia bebas keluar malam dan berniat ingin pergi ke bar namun Panca terus mengikutinya.

Dari pada berdebat lebih baik Banyu menantang Panca untuk minum.

Banyu tidak akan mabuk kalau hanya meminum 20 sloki dengan kadar alkohol diatas 45%.

Panca yang termakan kata kata Banyu, dengan terpaksa ia mengikuti tantangan itu.

Dan sudah dipastikan kalau yang kalah adalah.....



























Panca.

Namun Banyu tidak sadar kalau dirinya sedang dalam bahaya.


Ya.

Panca yang mabuk, keluatannya akan berkali lipat, ia bahkan melihat wajah Deo dalam diri Banyu.

Sampai dikamar hotel Panca langsung menyerang Banyu, menciumnya kasar dan jelas memaksa Banyu melakukan itu.














.



Pagi harinya Panca baru sadar dan ia cukup kaget dengan berantakannya kamar hotelnya.

Bau bekas bercintapun tercium begitu kuat disana.

Panca menghela nafas beratnya dan barulah ia sadar kalau disampingnya ada seseorang.

Firasat Panca cukup buruk, ia membuka selimut tebal itu dan melihat Banyu meringkuk disana.

Tubuhnya berhiaskan kissmark dan beberapa gigitan yang sudah Panca pastikan itu darinya.

Kemudian samar samar ia teringat dengan hal itu.

"Sial, aku terlalu keras memaksa anak ini"

Panca kemudian mengecek apakah Banyu baik baik saja atau tidak.

Panca kaget melihat bekas air mata Banyu.

Hal ini mengingatkannya pada Deo dulu, dia pernah beberpa kali mabuk dan kasar dengan Deo.

Entah mengapa hatinya gusar melihat Banyu yang reaksinya sama persis dengan Deo, bekas Air mata dan tubuhnya demam.

Panca merawat Banyu dan tidak meninggalkan anak itu bahkan sedetikpun sampai 2 hari lamanya.

Melihat Banyu yang mendiaminya, Panca merasa aneh, ia bahkan sudah meminta maaf berulang kali namun Banyu tetap mendiaminya.






Tbc.

Jangan lupa vote dan komen.

2 Chapter lagi end.




FAITHFULNESS ENDWhere stories live. Discover now