Chapter 10 😜

23.3K 1K 17
                                    

Aram kini sudah mulai aktif sekolah kembali.

Waktu bersama Deo sedikit berkurang, sekarang ia sudah duduk dikelas 12, ia sudah mulai dihadapkan dengan ujian.

Pesan mamanya Alan adalah Aram harus lulus dengan nilai yang memuaskan, kalau tidak Alan tak akan membiarkan Aram keluar meski hanya selangkah dari pintu rumah.

"Kau dengarkan pesan mamamu" ucap Rama.

"Dengar kok pa" jawab Aram. Kini mereka sedang makan malam bertiga.

"Mama bukan mengancam kamu tapi mama cuma tidak mau kamu jadi orang bodoh, nanti kamu bisa ketipu kalau kau tidak mau belajar dan hanya mengandalkan uang orang tua, kau juga sudah punya pacarkan?" Ucap Aram.

Aram menghentikan makannya lalu mengangguk.

-----"jangan pernah memanjakan kekasihmu dari uang orangtuamu, berusahalah sendiri setidaknya meski hanya membantu papamu bekerja. Bagi waktu untuk sekolah, belajar, bekerja dan pacaran. Kau calon pemimpin dengan banyak karyawan nantinya, mereka juga banyak yang berpendidikan tinggi. Mama tidak mau kau diremehkan atau ditipu suatu saat nanti kalau kami sudah tidak lagi disamping kamu" imbuh Aram.

Aram mengerti maksud Alan. Ia langsung memeluk Alan, bagi Aram Alan masihlah orang terpenting nomor satu dalam hidupnya.

"Aram tidak akan mengecewakan mama dan papa"

"Jangan terlalu serius dengan hubunganmu sama si artis itu, itu pesan papa"

"Tapi pa"

"Papa-"

"Rama, biarkan putraku makan dulu" potong Alan.

"Iya sayang" jawab Rama.

"Makan dulu sayang, aku tidak mau kamu pendek seperti papamu"

Rama melotot mendegar itu, ya memang Rama akui Alan hanya 2 cm lebih pendek darinya tapi dia tetap lebih tinggikan.

Aram mengulum senyumnya "iya ma, sekarang saja Aram sudah 5 cm lebih tinggi dari papa" ucap Aram sambil menatap remeh papanya.




.



Disekolah kini banyak murid baru bertebaran, mereka jelas dari kalangan atas, semua bisa dilihat dari sepatu tas, jam tangan branded yang mereka kenakan.

Untung disekolahnya kini tidak diberlakukan buat para murid membawa kendaraan kalau iya pasti parkiran sekolah itu akan penuh dengan mobil sport keluaran terbaru.

Aram kini diantar Alan, karena memang Alan kerjanya santai, Aram memasuki halaman sekolan itu yang sudah 2 minggu tak ia kunjungi.

"Aram" panggil Ariana sababat Aram sejak SD.

Aram menghampiri gadis cantik sedikit tomboy itu lalu mengusap rambutnya.

"Dimana Alex dan Julian" tanya Aram.

Gadis itu mengedikkan bahunya, menandakan ia tak tahu "tapi kalau Alex dia mungkin lagi mencari mangsa dengan anak baru"

"Anak itu kapan mau berhenti menjadi playboy"

"Nanti kalo gue udah nemu cinta sejati gue" sahut Alex dari arah belakang Aram.

Ariana dan Aram kompak memutar bola matanya malas.

"Julian belum datang" tanya Aram.

"Don juan seperti dia pasti datang terakhir" jawab Alex.

Mereka berjalan kekelas secara bersamaan dan menjadi pusat perhatian.

Namun ketiganya cuek dan tak menghiraukannya. Aram dan teman temannya bukanlah murid sombong juga dingin, namun lebih ke menutup diri, mereka hanya bergaul dengan circlenya sendiri.

FAITHFULNESS ENDWhere stories live. Discover now