Awal Kisah Agatha

31 1 0
                                    

"Jika rumah adalah tempat satu-satunya untuk pulang. Bolehkah aku meminta rumah yang lain?"


Jisell Searlotte Agatha, seorang gadis manis nan cantik pemilik lesung pipi disisi kanan.
Gadis pemilik senyum ramah yang sangat dikenal baik hati dan mudah sekali berbaur dengan seluruh orang yang ditemuinya.
Tapi, siapa yang menyangka jika gadis ini tidaklah terlihat seperti apa yang ia pertontonkan setiap saat.

"DORR!"
"Aga! Lo tuh ya bener-bener deh," pekik seorang gadis cantik yang sedang menahan kesal dengan gadis yang sedang tertawa kecil di depannya ini. Ia benar, gadis yang baru saja ia panggil dengan panggilan Aga.
"Hahahaha, apasih, Dhar," jawab gadis bernama Aga tersebut seraya tertawa melihat wajah kesal sahabatnya itu.
"Aga, gue ini lagi kesel ya. Bukannya dibujuk malah diketawain," sahut gadis yang disapa Dhar kesal.

Adhara Gabriella Ananda, gadis cantik berkulit putih dan pipi chubby ini memang sangatlah menawan meskipun sedang dalam kondisi cemberut karena kesal. Selain pipi chubbynya, tinggi badannya yang hanya 155cm juga menambah kesan imut dirinya. Dia adalah sahabat karib Agatha. Mereka telah menjalin persahabatan sejak mereka sama-sama duduk dibangku sekolah dasar tepatnya kelas 5 SD.
"Utututu si paling kesel hahahaha."
Dhara hanya mendengus kesal melihat kelakuan sahabatnya itu.
"Udah makan, Ra?"
"Belum nih. Yuk bareng," jawab Dhara sembari menarik pelan tangan Aga ke kantin.

Disepanjang perjalanan menuju kantin, ada banyak sekali adik kelas yang menyapa mereka. Mereka memang cukup dikenal disekolahnya. Selain berparas cantik, mereka juga mengikuti organisasi kepramukaan sebagai seorang bantara.

Sesampainya dikantin, Dhara segera melangkahkan kakinya menuju stan mie ayam langganannya. Berbanding terbalik dengan Aga yang melangkah ke arah stan warmindo.
Memang mie instan sangatlah menarik di mata seorang Aga.
"Dhar, mau yang mana?" tanya Aga pada Dhara.
"Gue mau mie kuah deh ditambah telur rebus."
"Oke, lo tunggu disitu aja. Biar gue yang pesenin," ujar Aga sembari menunjuk ke arah meja dan bangku yang kosong dipojok kantin.

Selang 15 menit ,Aga datang membawa nampan berisi 2 mie rebus dan 2 es jeruk manis berjalan menghampiri Dhara yang sibuk memandangi lapangan basket yang terisi oleh para atlet ganteng di sekolahnya itu.
"Ekhem, lagi liatin siapa sih lo sampai segitunya," ujar Aga sembari mengerling jail ke arah Dhara sembari meletakkan nampan diatas meja makan mereka.
"Ga liatin siapa-siapa kok, dateng² tuh yang halus bukannya malah jailin gue ya, Ga," jawab Dhara sembari mendengus sebal akibat ulah sahabatnya ini.
"Ohhhh ada si itu toh, suka bilang bos." Aga kembali mencoba menjahili Dhara yang kini tengah menunduk menyembunyikan pipinya yang memerah akibat celetukan sahabatnya seakan memergoki dirinya baru saja melihat seorang pemuda yang sedang bermain basket di lapangan sana.
"AGA, CEPET MAKAN!" pekik Dhara sembari mencoba menahan rasa malunya.
"HAHAHAHAHA OKE OKE."








BERSAMBUNG.........

AGATHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang