27. Marilah Rora

16K 1.3K 40
                                    

Assalamualaikum semuanya 💙

Hai 👋 gimana kabarnya hari ini?

Bunnes mau update lagi nih 😍 ada yang nungguin kah? Balas di kolom komentar yuk🥲

Share ke teman-teman kalian ya🙏

Plagiat diharapkan segera minggat 🙏

Oke langsung aja cus ke ceritanya 💙 let's go 😍😍😍

~SELAMAT MEMBACA~

~SELAMAT MEMBACA~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Gue waras," balas Aurora tanpa dosa sedikitpun.

Alex mengusap wajahnya kasar, dirinya sama sekali tidak paham dengan alur pikiran Aurora yang sangat menyiksa dirinya.

"Nggak-nggak, balikin sandal jepit gue! Walaupun tuh sandal jepit, tapi gue ngukir nya pakai perasaan." Sentak Alex.

Aurora menjentikkan jari-jemarinya, dirinya menatap Alex dengan tatapan santai nya.
"Ya terus? Lo kan nggak pernah bagi perasaan lo ke gue, jadi sandal aja yang bagi perasaan nya? Gimana?" Tanya Aurora menaik turunkan kedua alisnya.

Seketika Alex menggidikkan bahunya ngeri melihat senyum Aurora, jika pada biasanya perempuan senyum itu manis namun berbeda dengan Alex saat melihat Aurora tersenyum.

"Jangan senyum, senyum lo pait!" Pekik Alex menutup matanya.

"Dih, lo ya di beri senyuman manis yang ngelebihin pabrik gula bukannya bersyukur malah di bilang pait? Kurang ajar lo!" Kesal Aurora dengan membuang wajahnya ke arah lain.

"Memang kenyataannya gitu, kan?" Tanya Alex berdecak pada pinggangnya.

"Udah deh nggak usah kebanyakan cing cong, pakai tuh sandal gue."

Alex geleng-geleng kepala ia segera meraih sandal berwarna pink tersebut dan memegang nya di telapak tangannya.
"Lo punya otak nggak?" Tanya Alex dengan nada kesalnya.

"Punya, nih di dalam kepala gue. Kenapa? Mau pinjem?" Tanya Aurora memegang pelipisnya sembari tersenyum merekah.

"Dih, minjem otak lo? Yang ada gue jadi bodoh." Decih Alex menggidikkan bahunya ngeri. "Lo mikir dong, ini sandal wanita. Warnanya pink lagi, bisa-bisa gue di ketawain sama santriwan."

"Positif thinking aja, mungkin lo di ketawain bukan karena sandalnya mungkin karena lo..." Aurora menutup mulutnya sendiri, dan tidak melanjutkan kata-katanya membuat Alex mengerutkan keningnya.

"Karena?" Beo Alex.

"Karena lo aneh," lanjut Aurora menahan tawanya.

Aurakham (Aurora & Arkham) [End]Where stories live. Discover now