12. ( RUMAH SAKIT )

22 23 0
                                    

Selama 3 hari ini Rembulan pulang pergi dari rumah menuju ke rumah sakit . Ia bahkan pergi ke cafe dari rumah sakit yang jaraknya sendiri tidak bisa dibilang dekat . Sejak nenek Supi masuk rumah sakit , ia harus ekstra tenaga untuk bekerja di cafe .

Rembulan sendiri pun rela melakukan itu demi neneknya . Ia sangat menyayangi nenek nya itu , karena ia pikir ia sudah tidak memiliki siapa siapa lagi selain neneknya

Rembulan pun menyusuri lorong lorong yang ada di rumah sakit . Ia berjalan dengan tergesa gesa sehingga menabrak seorang lelaki paruh baya

Bruk

"Aduh, maaf om saya gak sengaja" Rembulan pun menoleh kepada lelaki itu seraya mengatupkan kedua tangannya tanda meminta maaf

Lelaki paruh baya itu pun menoleh kearah Rembulan seraya tersenyum " nggak papa nak , sepertinya kamu sedang terburu buru"

Rembulan pun mengangguk "iya om , saya memang terburu buru ,soalnya nenek saya keadaannya memburuk om "

"Ya sudah , eh om mau tanya -"

"Aduh maaf om ,kalau mau tanyanya lain kali aja ya , saya buru buru soalnya . Sekali lagi maaf om , permisi " pamit Rembulan seraya berlari kecil menyusuri lorong yang ada di rumah sakit

"Kalung yang gadis itu pakai sangat mirip dengan milik putriku" batin lelaki paruh baya tersebut

Lelaki paruh baya itu pun mengambil handphone yang ada disakunya.  Ia pun memencet pencet sebentar lalu menelepon seseorang

"Halo Diki , cari tau siapa gadis yang ada di lorong rumah sakit tempat istri saya dirawat "

"Baik pak " ucap Diki diseberang

Setelah itu lelaki paruh baya itupun pergi meninggalkan lorong rumah sakit

Sedangkan Rembulan kini berada didalam ruang tempat neneknya dirawat . Ia pun tidak bisa tidak menangis melihat keadaan neneknya yang dipenuhi alat bantu pernapasan dan yang lainnya

Untuk kesekian kalinya ia menangis melihat neneknya yang seperti itu , jika boleh meminta , Rembulan ingin menggantikan posisi neneknya saja karena ia tidak tega melihat neneknya terbaring lemah diatas brankar rumah sakit

"Nek... Nenek kapan bangun Nek ?" Rembulan pun duduk disamping brankar Nenek

"Rembulan ga punya siapa siapa lagi selain nenek " Rembulan pun menangis hingga sesegukan

"Ayo ,bangun Nek bangun !" Rembulan pun menunduk, ia menangis dalam diam . Ia tidak kuat jika harus bertahan sendirian

"Hiks, dok . Saya pergi dulu ya ,nanti kalau nenek sudah bangun kabari saya saja " dokter itupun mengangguk.  Usai itu Rembulan pun pergi meninggalkan ruang yang ditempati oleh nenek

Tujuannya kali ini adalah pergi ke area taman rumah sakit . Ia sendiri tidak tau mau pergi kemana, ia seperti orang yang sudah terlalu banyak memikirkan beban hidup yang memang nyatanya banyak beban dihidupnya

Ia tau bahwa ia kuat makanya Tuhan menguji dirinya dengan cobaan yang sangat berat . Ia memikirkan biaya untuk berobat neneknya , ia banting tulang demi kesembuhan nenek .

Rembulan pun duduk dibangku panjang yang terdapat di taman rumah sakit . Ia duduk sendiri ditengah mereka mereka yang duduk berdua atau bersama keluarganya

Terkadang ia memimpikan mempunyai keluarga yang harmonis,tentram dan bahagia.  Namun sepertinya impiannya itu harus pupus terlebih dahulu , ia berharap kelak jika ia tidak mempunyai keluarga yang harmonis setidaknya ia bisa menciptakan keharmonisan itu bersama keluarga yang akan ia bina kelak

SEMBAGI ARUTALA Où les histoires vivent. Découvrez maintenant