Chapter 03 • Perasaan Sedih

981 113 18
                                    

Zean keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah, ia melihat Kenzio yang sepertinya sudah siap untuk berangkat kerja hanya tinggal memakai jam tangannya.

Sebuah ide terlintas dibenaknya, ia pura-pura tidak melihat Kenzio dan dengan santai berucap, "Ken, bantu gue keringin rambut dong."

Kenzio yang mendengar itu menoleh, melihat Zean yang baru saja menutup pintu kamar mandi dengan handuk kecil dikepalanya.

Zean menatap Kenzio dengan wajah yang dibuat terkejut, "oh, lo udah mau berangkat? Oke, lain kali aja."

Mendengar itu Kenzio melepas jas nya dan menggulung kemejanya, ia mengambil pengering rambut dan duduk di sofa kamar.

"Kemari," panggilnya.

Zean menggelengkan kepalanya pura-pura tidak mau, "Ga perlu, bukannya lo lagi buru-buru. Rambut gue bisa kering sendiri nanti."

"Aku tidak sibuk, aku masih bisa mengurusmu," jawab Kenzio. Nyatanya dia memiliki pertemuan pagi ini, ini adalah pertemuan rutin untuk mengevaluasi.

Zean mengangguk dan duduk dikarpet. Kenzio menyalakan pengering dan mulai mengeringkan rambutnya.

"Ken," panggil Zean.

"Hm?"

"Ken," panggilnya lagi.

"Ada apa? Apa terlalu panas?"

"Gue pengen pergi berkemah," ucap Zean.

"Kapan kamu ingin pergi?" tanya Kenzio yang masih sibuk mengeringkan rambut dengan hati-hati.

"Besok."

"Besok?"

"Iya, gue pengen berkemah selama 3 hari, tanpa mikirin kerjaan atau urusan lainnya."

"Kenapa tidak diakhir bulan? Bukankah disitu ada tanggal merah? Lalu kita bis---"

"Gue maunya besok! Gue tau lo lagi sibuk jadi lo gak perlu ikut gue berkemah. Gue cuma ngasih tau, gue gak ajak lo." Ucap Zean memotong ucapan Kenzio. Kenzio yang mendengar itu terdiam sebentar.

"Kenapa aku tidak diajak?" tanyanya.

Ia menghentikan gerakannya, menyimpan pengering disamping, lalu tangannya memegang pipi Zean dari atas, ia membuat wajah Zean mendongkak menghadapnya.

"Karna lo sibuk," jawab Zean acuh.

Mendengar itu Kenzio mengecup singkat bibirnya, "katakan lagi."

"Lo sib---"

Kenzio mengecupnya lagi guna memotong ucapan Zean.

"Ken, gue serius!"

"Lalu bagaimana jika aku ingin ikut juga? Apa kamu tetap tidak mau mengajak?"

"Kalo gitu, kosongin jadwal lo," ucap Zean dan berdiri. Ia berjalan kearah kasur dan tiduran disana.

Kenzio yang melihat itu mengira Zean marah, ia berpikir bahwa Zean sepertinya memang tidak berniat mengajaknya.

"Zean," panggil Kenzio.

Tidak ada sahutan.

"Kalo begitu aku tidak akan memaksamu untuk mengikutsertakan aku," ucap Kenzio dan mengambil jasnya.

Mendengar itu Zean langsung berbalik dan menatap tajam pada Kenzio, itu hanya beberapa detik sebelum Zean membuang muka kesamping dan memilih untuk tidur kembali.

Kenzio menjadi bingung, ia kembali menyimpan jasnya dan berjalan kearah Zean yang sepertinya kesal. Ia duduk dikasur dan memperhatikan Zean yang membelakanginya.

KENZE: The First And Last Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang