Bab 1

7 2 0
                                    

Hari ini Senin pertama setelah libur semester dua. Uranus sedang mengeringkan rambutnya di depan cermin. Seragam lengkap putih biru dengan rompi sudah tertata rapi di dalam tubuh mungil nya.

BRAK!

Uranus berjengkit kaget hingga menjatuhkan hair dryer-nya. Disana terlihat abang laki laki satu satunya sedang menyender ke pintu sambil memakan cookies dengan santai.

" Kata Bunda sarapan " lelaki berkepala dua yang sedang memakai kolor dan kaus santai itu berjalan kearah sang adik.

" Duh anak kencur udah kelas dua belas aja, " lelaki yang biasa dipanggil Alvis itu mengelus rambut adiknya.

Uranus menepis kasar tangan Alvis.

" Gausah pegang pegang rambut gue! Lo pasti mau ngelap tangan kotor lo bekas cookies kan! "

Alvis terkekeh sambil mencolek dagu adiknya. " Soudon wae adi urang "

" Ihhh! Keluar dari kamar gue! " teriak Uranus. Alvis tidak mendengarkan teriakan adiknya. Ia malah menidurkan tubuhnya di kasur rapi adiknya sambil terus memakan cookies.

" Kak! " Uranus geram.

" Apasih "

" jangan berantakin kasur gueee!! "

" A'A, TETEH! JANGAN PADA RIBUT TERUS CEPET KEBAWAH!! " 

" Tuh, dengerin Bunda. Cepet kebawah " usir Alvis.

" Inikan kamar gue, awas lo " Uranus menarik narik tangan Alvis dari kasurnya.

" Duh, santai kali dek. Nanti juga di beresin lagi " Alvis meyakinkan.

Uranus tetap menarik narik tangan Alvis. Tidak percaya dengan kata kata Alvis. Sudah beberapa kali Alvis berkata " nanti diberesin lagi " tetapi ujung ujungnya tetap berantakan. Emangnya, omongan cowo gada yang bisa di pegang.

Uranus sudah lelah, ia biarkan saja Alvis menguasai kasurnya. Karena waktu menunjukan pukul 07:30 Uranus harus segera sarapan dan pergi ke sekolah.

" Awas kalo kasur gue ga di beresin! Gue goreng ikan ikan lo ka! " ancam Uranus.  Gadis cantik dengan aksen pita di rambut kananya itu menbawa tas kuning nya lalu menutup kamar.

****

naha kunaon nu geulis loba nu bangor
naha kunaon nu bangor loba nu geulis
siganamah ngarasa, asa aing hade rupa.

Uranus geleng geleng kepala saat mendengar musik yang mengalun dari televisi rumahnya yang disambungkan lewat youtube agar Ayahnya bisa karoke.

" Ayah! Uranus telat nanti "

Alvin menengok kearah putri bungsunya yang berwajah masam. Ia terkekeh lalu mematikan audio karokenya dan menghampiri putri kesayanganya.

" Hari ini Uraa ga berangkat sama Ayah. " Alvin berkata santai.

Uranus terkejut.

" Loh! Terus Uraa berangkat sama siapa dong!? "

" Tenang Babe, Ayah udah titipin kamu ke tante Dinda. Sekalian nganterin anaknya juga, " Alvis merangkul bahu putrinya keluar Rumah.

" Mars maksud ayah? " Uranus menatal wajah ayahnya yang lebih tinggi.

Mars Stevan Alfaro, hanya tau nama saja. Karena setelah satu bulan keluarga Mars pindah ke Bandug. Uranus tidak pernah melihat sosok Mars langsung. Tak terkecuali hanya sebuah siluet seorang laki laki, atau punggung tegapnya yang sedang mencuci motor.

" Emang dia satu sekolah sama Uraa juga? " tanya Uraa penasaran.

" Engga, dia masuk SMK. Katanya sih, ambil otomotif. Suka motor emang anaknya dari kecil, "

Jika Mars masuk SMK dan satu arah dengan Uranus. Artinya, SMK yang Mars tempati adalah SMK Sriwijaya. Masih dibawah naungan yayasan yang  sama dengan SMA Airlangga yang Uranus tempati. Hanya berjarak beberapa meter saja.

Tin
Tin
Tin

" Tuh! Mobilnya udah dateng "

Uranus melihat kearah mobil honda jazz putih yang kaca mobil kemudinya terbuka menampakan seorang perempuan dengan roll rambut yang sedang melambai lambai ke arahnya. Itu pasti tante Dinda. Oh! Jangan lupakan lelaki dengan rambut ikal yang sedang memainkan hape di jok bealakang kemudi.

Uranus berharap, semoga hari pertama masuk sekolah setelah libur panjang akan berakhir dengan baik baik saja.

***

To be continued

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 22, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

URAA AND REBEL MANWhere stories live. Discover now