Prolog

10 2 0
                                    

Uranus Salsabila, gadis yang sekarang masih menggunakan piyama motif sapi itu tengah melamun di balkon kamarnya. Dengan ditemani segelas susu, Uranus sedang melihat orang orang lalu lalang di depan rumah yang dua tahun belakangan ini tidak berpenghuni.

Dilihat dari ada beberapa mobil pick up di depan halaman rumah, sepertinya Uranus akan mendapakat tetangga baru.

Uranus menghela nafas menikmati udara pagi yang cerah ini, dalam fikiranya terbesit rasa lega karena rumah kosong itu sudah berpenghuni. Terkadang, Uranus selalu tidak berani membuka balkon kamarnya malam malam karena lampu rumah di depanya selalu di padamkan.

"Eh, anak bunda udah bangun" wanita yang berusia 40 tahunan itu tiba tiba datang dan membawa baki berisi sarapan pagi.

Uranus tersenyum melihat kearah Bundanya.

"Di depan bakal ada yang pindahan rumah Bun?" tanya Uranus.

Bunda Zeeta melihat kearah lantai satu yang dipenuhi orang orang yang sedang mengangkat barang.

"Iya sayang, tauga yang pindahan itu temanya Ayah waktu kuliah loh. Kamu inget ga, sama tante Dinda?"

"Tante Dinda yang tinggalnya di Bali?" tentu saja Uranus ingat, wanita cantik baik hati itu selalu mengirimkan Uranus oleh oleh berupa pie Bali ketika sedang berkunjung ke Bandung. 

"Iya, dia sama anaknya mau pindah kesini. Ayah yang rekomendasi-in rumah depan kita yang kebetulan kosong. Jadi, bisa tetangga-an deh" Bunda Zeeta tersenyum.

Uranus mengerutkan keningnya.

"Tante Dinda punya anak?" bingungnya. Kemana saja Uranus selama ini.

"Punya, seumuran kamu loh anaknya,"

"Ko Uraa baru tau Bun?"

"Dia sering sama neneknya. Wajar kalo kamu ga tau. Semoga pas udah pindah kesini, kalian bisa temenan baik ya," Bunda Zeeta mengelus pelan rambut anak bungsunya.

URAA AND REBEL MANМесто, где живут истории. Откройте их для себя