end, While With You-the Promise of Maple Leaves

38 11 5
                                        


Terkadang, kita memang harus kehilangan sesuatu yang sangat kita cintai. Kita harus kehilangan momen paling bahagia di hidup kita. Kita juga harus merelakan sesuatu yang sangat kita sayangi. Kita semua mengalaminya. Dan, semua itu pada dasarnya hanyalah sebuah momen, momen dimana kita memang harus melewati semua itu. Dari yang terbaik, maupun yang terburuk, kita hanya perlu melewatinya.

Dan, begitulah Symphony saat ini. Berdiri mematung di dekat jendela. Kira-kira sudah lima belas menit sejak ia bangun dari tidurnya. Symphony hanya berdiri memaku, memandangi permadani biru, dari hamparan laut yang tampak begitu indah dari lantai dua puluh itu. Tapi kenyataannya, keindahan itu sama sekali tidak mengisi hatinya. Rasanya masih tetap sama, kosong, hitam, dan tidak ada apa-apa di dalam sana. Tidak ada cerita, tidak ada tawa, dan yang paling Symphony rindukan selama ini, ialah tidak ada suara dari seorang laki-laki yang telah lama pergi. Iya, John Jungkook.

Symphony sangat merindukannya.
Pelukannya, tawanya, suaranya, serta aroma tubuhnya, Symphony merindukan semua tentang Jungkook.
Ini sudah hampir enam tahun sejak kepergian Jungkook, dan Symphony masih mengharapkan sedetik saja, agar semesta memberikan kesempatan bertemu dengannya. Tapi sayang, itu hanya harapan dalam ruang angan-angannya saja. Karena sekarang, dunianya dengan Jungkook sudah berbeda.

Sejak pertemuannya dengan Jungkook, dan kejadian yang sempat membuat heboh Korea, dan bahkan beberapa negara juga, sejak sesuatu yang sangat buruk itu terjadi pada Jungkook, maupun padanya enam tahun yang lalu, Symphony akhirnya memilih untuk meninggalkan Korea. Dengan harapan, semua memori terburuknya bisa pudar di sana. Kecuali kenangan indahnya bersama Jungkook.

Enam tahun yang lalu, Kim Siran akhirnya berhasil diamankan. Symphony tidak tahu jelas bagaimana kondisi keluarga besarnya setelah Siran melakukan hal itu, tapi yang Symphony dengar dari Jimin sebelum ia meninggalkan Korea adalah, Kim Siran ditahan, sementara bisnis Star Kim Group akhirnya hancur.
Sedangkan Sora, wanita itu juga memilih meninggalkan Korea.
Namun lebih dari semua kabar itu, yang Symphony inginkan hanyalah satu, bertemu dengan Jungkook. Dan, setiap kali Symphony memikirkannya, dadanya terasa begitu sesak.

Ada banyak sekali kenangannya bersama Jungkook yang indah. Tapi, kenyataannya semua itu harus ditutup dengan ingatan buruk kejadian hari itu.

Setiap kali bayang-bayang Jungkook terlintas, setiap itu pula Symphony bertanya-tanya sendiri.

Apakah Jungkook baik-baik saja?

Apa dia tidur dengan baik?

Apa dia tidak kesakitan lagi?

Symphony selalu menanyakan itu. Sebuah pertanyaan sederhana, yang bahkan tidak akan pernah bisa didengar.

Symphony memejamkan matanya, memasok oksigen sebanyak-banyaknya, mengumpulkan kembali tenaganya untuk melewati tangga rencana hari ini. Gadis itu kemudian mengangkat ponselnya saat benda pipih itu berdering.

Symphony mendekatkan ponsel itu ke telinga. "Iya, Ken?"

"Saya sudah menyiapkan semua barang-barang anda, Nona Lee. Dan, Mr. Park yang akan menjemput anda nanti," sahut suara dari panggilan itu.

"Baiklah. Terima kasih, Ken." Symphony menurunkan kembali benda pipih itu, lantas menghela napas.

Ia menekan tombol di ponselnya, melihat jam sudah menunjukkan pukul enam pagi, tanda bahwa pesawat pribadinya akan terbang sekitar satu jam lagi.

Jadi, Symphony lantas membalikkan badan, mengambil handuk di water in closet dan mulai membersihkan badannya.

Di usianya yang sudah 28 tahun ini, tentu saja semua perubahan sudah Symphony rasakan. Apalagi selama enam tahun ini, ia sudah tinggal di Paris. Selain karena ia ingin mengambil kelas kecantikan, ia juga memulai sendiri bisnisnya di bidang fashion, dan lifestyle. Kedua orang tuanya sebenarnya menginginkan Symphony mengurus Ma d' Lee Group yang ada di Paris, namun Symphony berpikir untuk tidak mencampuri apapun yang berurusan dengan bisnis keluarganya. Jadi, dengan ilmu yang sedikit banyak telah ia gali beberapa waktu sebelumnya, Symphony memutuskan untuk membangun bisnisnya sendiri, meskipun ini belum sebesar bisnis keluarganya.

While With You [COMPLETE]Where stories live. Discover now