29. Baikan

7.6K 334 8
                                    

Shena membuka pintu rumahnya setelah dia mendengar seseorang mengetuk pintunya dari luar. Gerald. Dia orang yang mengetuk pintu tersebut.

"Gerald, lo ngapain kesini?" Gugup Shena.

"Gue cuma memastikan kalo pacar gue baik-baik aja."

Shena melirik kanan kirinya, dia takut jika Arga melihat kehadiran Gerald. "Gue baik-baik aja al."

"Lo kenapa sih she? Kenapa telfon gue gak diangkat? Chat gue gak dibales? Lo takut sama Arga?" Tanya Gerald.

"Lo kemana waktu gue di yogya? Bahkan waktu gue dirumah sakit kemarin, lo gak dateng untuk jenguk gue." Semprot Shena.

"Waktu di yogya gue ada urusan she, gue kan udah kasih tau lo. Dan soal lo dirumah sakit, gue udah jenguk lo tapi suami lo itu ngusir gue. Gara-gara dia muka gue babak belur."

Shena menyeringai. "Makannya jangan seenaknya ninggalin cewek, kena tonjokan Arga kan lo."

"Kok lo sekarang jadi belain Arga sih? Sedekat apa lo berdua sekarang?" Tegur Gerald.

"Emang salah suami istri saling dekat?"

Sontak Shena dan Gerald menoleh kearah Arga yang baru saja datang berjalan mendekat kearah mereka.

"Arga, kok lo jalan kaki, motor lo kemana?" Tegur Shena.

"Bannya bocor, lagi ditambal dibengkel." Ucap Arga, lalu dia beralih menatap Gerald.

"Bawa apa?" Tegur Arga melihat makanan ditangan Gerald.

"Sushi--"

"Sekarang Shena gak boleh makan makanan sembarangan. Dokternya bilang, ibunya harus sehat dengan makanan yang bergizi supaya anak gue juga tumbuh sehat diperut dia." Jelas Arga kepada Gerald.

"Jangan salah bro, ini makanan favorit Shena. Harganya juga mahal pastinya bergizi dong, orang kaya lo gak sanggup beli ini." Jawab Gerald tak ingin kalah.

Arga tertawa mengejek. "Mau mahal ataupun murah, lo gak akan pernah tau kandungan bakteri didalam makanan. Kita sebagai manusia harus hati-hati"

"Lo--"

"Udah stop" Cegah Shena karena muak mendengar perkelahian mereka berdua.

"Kalian berdua gak lihat banyak tetangga yang liatin kalian daritadi?" Tegur Shena dan mereka berdua menoleh kearah sekitar dimana orang-orang yang berlalu lalang pasti menoleh kearah mereka.

Arga berdeham. "Masuk" Suruh Arga yang sudah masuk terlebih dahulu meninggalkan mereka.

Shena dan Gerald masuk kedalam dan sekarang mereka berpindah tempat menjadi duduk di sofa tamu. Arga duduk dihadapan mereka dengan menyilang kakinya. Laki-laki itu memandang Shena dan Gerald dengan diam, bahkan mereka tidak membuka suaranya cukup lama.

"Dulu lo berdua bisa mesra-mesraan didepan gue, kenapa sekarang diem-diem gini?" Heran Arga.

Shena mendesis. "Ini maksudnya apa ya ga? Kenapa lo ijinin Gerald masuk?"

Arga menghela nafasnya. "Bukan apa-apa, gue cuma lagi mau menerima tamu aja. Lagian dia kan pacar lo she, masa iya tamu gak diajak masuk."

"Lo kemarin-kemarin udah janji sama gue ya ga, gak memancing keributan. Tapi sekarang?" Heran Shena.

"Gue gak ngajak ribut. Gue cuma berbaik hati sama lo, gue tau kalian saling kangen."

Shena menggelengkan kepalanya. "Bener-bener udah gila lo."

"Lo gak suka dengan kehadiran gue?" Tegur Gerald kepada Shena.

"Bukan gitu, tapi gue aneh aja sama Arga. Dia--" Shena menghentikan ucapannya karena merasa kesal dengan Laki-laki itu.

99% TOXIC ARGAWhere stories live. Discover now