26. Arga dan dunianya

8K 340 5
                                    

"Alfi"

Shena melihat raut wajah tegang dari Arga dan laki-laki itu. Namun, dengan cepat Arga mendorong kursi roda Shena bergegas ingin pergi.

"Arga sebentar, gue mau ngomong sama lo" Cegah Alfi.

"Gue gak mau ngomong sama lo" Ketus Arga.

"Ga ini penting"

"Udah gue bilang berkali-kali, gue gak mau bantuin lo!" Kesal Arga.

"Ga--"

Dengan cepat Arga pergi bersama Shena meninggalkan Alfi sendiri ditaman. Laki-laki itu bukanlah membawa Shena masuk kedalam ruangannya melainkan mengantarnya ke dalam ruang USG.

"Ibu Shena sudah siap?" Tanya dokter tersebut dianggukan oleh Shena.

Drrtt, drrrtt...

Tiba-tiba suara dering telfon Arga berbunyi membuat dirinya harus mengangkat telfon itu keluar ruangan.

"Arga, ketemu papah di aula sekarang"

"Gue sibuk"

"Arga!"

Arga mendesis kesal kemudian memutuskan sambungan telfon itu dengan cepat. Dirinya kembali menghampiri Shena lalu berbisik.

"She gue ada urusan, lo sama dokter dulu gapapa ya. Gue sebentar doang" Bisik Arga.

Shena terdiam sejenak, ini bukan kali pertama Arga tidak ingin melihat anak dalam kandungan Shena tapi sudah berkali-kali.

"She?"

Shena mengangguk pelan.

"Saya titip istri saya dok, nanti hasilnya segera kabarin saya." Ucap Arga kepada dokter itu.

"Loh bapak mau kemana? Gak mau nemenin ibu Shena?" Tegur dokter itu.

"Saya ada urusan dok, nanti saya balik kesini lagi kok."

"Oalah yaudah pak"

Arga mengusap rambut Shena pelan kemudian dirinya bergegas pergi. Ada rasa kecewa pada diri Shena, laki-laki itu sudah berjanji akan menemaninya USG tapi nyatanya dia seperti Gerald yang pergi meninggalkan.

"Ayo ibu Shena berbaring"

****

"Ngapain kamu di rumah sakit?" Tegur pak Yudi.

"Bukan urusan anda"

"Papah nanya Arga"

"Yang jelas bukan ingin mendonorkan hati saya buat anak kesayangan anda!" Kesal Arga.

Pak Yudi tertohok oleh perkataan Arga.

"Istri Arga dirawat disini pah, makannya Arga dirumah sakit." Sahut Alfi mencoba menjelaskan.

Pak Yudi menghela nafasnya pelan. "Sini duduk" Suruh Pak Yudi menepuk kursi disampingnya.

Arga masih saja berdiri, menghiraukan ucapan ayahnya itu.

"Sini" Suruh Pak Yudi lagi. Arga akhirnya duduk dengan angkuh disana, matanya melihat kearah lain bukan menatap Pak Yudi.

"Papah mau ngomong sama kamu"

"Waktu saya gak banyak" Ketus Arga.

"Kondisi Alfi sudah lebih baik Arga, meskipun tidak memungkinkan dirinya untuk sembuh selain donor hati, tapi dokter bilang kondisi Alfi sudah membaik. Ini berkat semangat dia untuk sembuh" Ucap Pak Yudi tersenyum.

"Bagus kalo gitu, gue bisa hidup tenang" Jutek Arga.

"Tapi bukan berarti papah berhenti berharap sama kamu. Karena cuma kamu yang bisa buat Alfi hidup"

99% TOXIC ARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang