3. Sedikit kasar

15.2K 608 2
                                    

Arga mengompres lukanya sendiri dengan handuk basah. Cewek itu hanya menghiraukan Arga dan tidak bertanya tentang masalah yang dialami suaminya saat ini.

"Gue gak kerja di bengkel Gerald lagi" Ucapan Arga mampu membuat Shena berhenti menatap ponselnya.

"Terus lo mau kerja dimana? Gue gak mau ya mati kelaparan gara-gara lo gak kerja" Ucap Shena sangat ketus.

"Nanti gue nyari"

"Lo pasti habis berantem kan sama Gerald?" Tanya Shena dianggukan oleh Arga.

"Kenapa sih ga lo harus baperan sama ucapan Gerald. Dia tuh cuma bercanda tau, aslinya Gerald itu orang baik."

Arga sedikit mendesis saat Shena mengatakan jika Gerald adalah laki-laki baik.

"Orang baik" Gumam Arga seraya tersenyum smirk.

"Waktu lo jatuh dari motor siapa coba yang biayain lo dirumah sakit kalo bukan Gerald? Waktu lo lagi butuh duit siapa lagi kalo bukan Gerald yang bantu?"

Arga tertawa merutuki kebodohan ucapan Shena.

"Kayaknya dia cerita banyak ya sama lo tentang utang gue?"

"Utang? Si Gerald ikhlas kok nolongin lo, dia gak berharap balas budi dari lo." Ucap Shena terus memuji Gerald.

"Selain cewek manja ternyata lo cewek polos ya yang mau di goblokin pacar lo sendiri." Cibir Arga membuat Shena seketika terdiam.

"Gerald tuh bukan cowok baik kaya apa yang lo liat. Di licik She. Dia menolong gue karena dia mau gue tunduk sama dia terus." Jelas Arga.

"Wajar kali ga, lo kan karyawan Gerald"

"Lebih tepatnya Gerald jadiin gue babu dia bukan karyawan." Ucap Arga membenarkan.

"Kalo lo gak kerja lagi sama Gerald, lo mau hidupin gue pake apa ga? Jelas lo bisa hidup karena uang Gerald kan?"

Brakk!

Shena terlontar kaget saat tiba-tiba Arga melempar sebuah gelas kopi dihadapannya dengan keras.

"Arga lo gila?" Shena membulatkan matanya merasa geram.

"Gue daritadi udah sabar ya sama ucapan lo yang selalu membela si bajingan Gerald, tapi kali ini gue gak Terima lo bilang gue hidup pake uang dia!" Geram Arga menatap tajam Shena.

"Yang bajingan disini itu lo bukan Gerald anjing!" Seru Shena berucap kasar kepada Arga.

"Lo yang buat hidup gue hancur. Lo rebut gue dari Gerald, lo buat gue hamil dan lo buat gue diusir dari rumah! Dan yang paling gue benci dari lo, lo udah rusak masa depan gue! Gue gak bisa sekolah lagi Arga!" Geram Shena mengeluarkan semua kekesalannya kepada Arga.

"Gue udah beberapa kali minta maaf sama lo ya She. Gue juga udah tanggung jawab. Apa pengorbanan gue masih kurang puas buat lo?"

"Pengorbanan?" Shena menyeringai dengan menitikkan air matanya.

"Pengorbanan memperkosa gue maksud lo? Iya?" Imbuh Shena.

Arga mengepalkan kedua tangannya kuat menahan amarahnya yang sudah hampir di ubun-ubun.

"Kalo emang maksud lo itu pengorbanan. Lantas bagaimana dengan Gerald yang selama lima tahun nungguin gue lulus untuk membuat gue sebagai wanita bermartabat"

Arga menghela nafasnya dengan kesal dia mengusap wajahnya kasar, Lagi-lagi Shena menyanjung Gerald tepat dihadapannya.

"Lo tau Gerald--"

"Akhhhh" Shena meringis kesakitan dikala Arga mencengkram kuat tangan Shena tanpa ampun.

"Gue udah muak denger lo yang menyebut nama Gerald didepan gue" Ucap Arga penuh dengan penekanan.

"Gerald gak pernah kasar kepada pasangannya" Balas Shena membalas tatapan tajam Arga.

"Lo berani sama gue?"

Shena mengambil ponselnya yang tidak jauh dari dirinya berdiri. Dia segera menghubungi Gerald untuk meminta bantuan, namun belum sempat karena Arga sudah lebih dulu merebutnya.

"Mau minta tolong sama pahlawan lo?" Tanya Arga.

"Balikin HP gue?"

"Gue bakal ganti HP lo dengan yang baru, yang ini udah masalalu" Ucap Arga mengangkat ponsel milik Shena ke atas.

"Balikin bangsat!" Shena terus meraih ponselnya namun tidak bisa.

"Sebagai istri Arga, gak boleh ngomong kasar" Tutur Arga mengusap lembut pipi Shena.

"Cuihh.. Gue gak akan pernah sudi jadi istri lo!"

Arga mengulaskan senyumnya. "Bahkan mau lo gak terima pun, kita tetap sah dimata agama"

"BALIKIN HP GUE BRENGSEK!"

Arga berlalu pergi meninggalkan Shena sendiri di kontrakan dengan mengunci pintu kontrakan dari luar.

****

"Jadinya tuker tambah nih?"

Arga menganggukan kepalanya. "Android yang bagus" Ucapnya.

"Ini mah bukan tuker tambah. Tapi gue balikin sebagian uang sama lo. Mahal banget nih HP bro"

Arga melihat ponsel milik Shena itu sejenak. Sebenarnya dia tidak ada niatan untuk menjual ponsel milik gadis itu dan menggantinya dengan yang murah, namun apalah daya Arga yang tidak mau Shena menghubungi Gerald lagi.

"Terserah lo pokoknya gue mau tuh HP dituker sama android." Ucap Arga.

"Oke-oke"

"Eh bang ada loker gak?" Tiba-tiba Arga bertanya dengan pedagang konter itu.

"Loker kosong sih ada, buat apa?"

Arga menggelengkan kepalanya. "Maksud gue lowongan kerja, ada gak?"

Laki-laki itu mengernyit. "Lah bukannya lo kerja di bengkelnya Gerald yang ramenya kek stadion GBK."

"Gue udah gak kerja lagi disana" Ungkap Arga.

"Lah napa? Bukannya lo sama Gerald deket banget kek lem."

Dengan helaan nafas kasar Arga sangat sukar. "Ada loker gak?"

"Kaga ada, lo tau kan dari dulu gue sendiri di konter ini."

"Kalo ada info loker kabarin gue ya bang. Gue butuh banget soalnya." Tutur Arga.

"Oke bro"

///

Nextpart

Jangan lupa vote dan komennya guys:)

99% TOXIC ARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang